update lagi lur 🤜🏻🤛🏻
3600+ kata, gatau nih gue nulis apaan.vote dulu bisa kali.
"Aargghh!"
Alea menutup pintu mobil Gama dan melempar setumpuk kertas hasil revisiannya ke kursi belakang mobil, membiarkan kertas itu berhamburan begitu saja.
Biarin aja, Alea nggak peduli.
Gama yang sedang sibuk meneliti desain rumah 3D di layar hpnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Alea. Perempuan itu menyandarkan punggungnya ke kursi sambil memejamkan mata, tapi bibirnya terus saja menggumamkan sesuatu.
"Kenapa lagi?" tanyanya.
"Tau ah, kesel. Dosen gue nggak mau tandatangan di lembar pengesahan, rese banget."
Gama mengangguk, kemudian menyimpan hpnya kembali ke dalam saku. Siang ini dia memang sengaja menjemput Alea di kampusnya, mereka sudah janjian dengan pemilik butik langganan Mira untuk melakukan fitting baju resepsi pernikahan mereka nanti.
"Kenapa nggak mau tandatangan? pasti ada alasannya," ujar Gama sambil mengenakan sabuk pengamannya.
"Orang semuanya udah bener kok, nggak ada yang kurang. Emang sengaja deh tuh kayaknya ngulur-ngulur waktu, biar gue nggak bisa ikut daftar wisuda bulan Mei nanti."
"Nggak boleh suudzon jadi orang," tegur Gama. "Lagian mana ada dosen yang mau mahasiswanya telat wisuda? yang ada juga mereka kepengen mahasiswanya itu cepet-cepet lulus."
Mobil Gama kini sudah melaju meninggalkan kampus Alea.
"Ya ... ada typo dikit di bagian abstrak. Cuma kurang tanda baca gitu doang sampe segitunya nggak mau tandatangan," keluh Alea untuk kesekian kali.
"Nah kan, berarti naskah lo emang masih kurang lengkap. Wajar aja kalau dosen lo nggak mau tandatangan."
Alea mendengkus dan mengalihkan pandangannya ke arah kaca jendela. Niatnya ngobrol sama Gama supaya bisa dihibur, eh ternyata Gama sama aja resenya kayak Pak Jamal.
Mereka nggak ngerti gimana usaha kerasnya nge-print berlembar-lembar halaman skripsinya itu. Pakai drama mesin printer-nya macet segala, akhirnya Alea terpaksa begadang sampai jam dua pagi. Dia udah berharap banget hari ini bisa dapetin tandatangan dari keempat dosennya, ternyata Pak Jamal malah nggak mau kasih tandatangan gara-gara ada satu kesalahan di bagian abstrak.
Hancur sudah suasana hatinya saat itu juga.
Gama tahu jika Alea sedang kesal. Padahal Gama kepengen ngobrolin soal daftar nama penerima undangan pernikahan mereka nanti, tapi rasanya percuma juga kalau diajak ngobrol sekarang, yang ada Alea tambah emosi.
Mobil Gama menepi di depan sebuah minimarket. Dia menoleh ke arah Alea, tapi sepertinya perempuan itu masih betah menatap layar hpnya.
"Gue mau turun sebentar," pamitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMALEA
General FictionIni cuma sepenggal kisah pasangan muda yaitu Gama dan Alea yang dijodohkan oleh kedua kakek mereka. [SAMBIL REVISI] Highest Rank #1 on Dailylife (2021/10/08) #1 on Markri (2021/14/08) #4 on RedVelvet (2021/16/10) ⚠️ Ceritanya mainstream, tapi boleh...