Kantor Polisi

345 45 12
                                        


"Lepaskan! Lepaskan!!" Wanita itu mencoba memberontak.

"Sshh ... diamlah, sayang ...." Pria tersebut tersenyum miring sambil tetap menahan sang wanita. "Mana makhluk itu?! Lama sekali," teriaknya pada beberapa anak buahnya di sana.

"Aku datang~," seru sesosok hybrid yang masuk ke dalam ruangan.

"Nah, cepat. Orang ini memberontak terus sedari tadi."

"Tenang saja, Bos, dia sekarang akan menikmatinya." Hybrid itu menyeringai dan tertawa.

Pria tadi mengangguk. "Jangan lupa amankan duri-durimu itu atau akan melukainya dan gagal lagi."

"Baiklah. Tidak akan, Bos."

Seorang wanita dengan jarum suntik dan pria lain di sampingnya masuk. "Suntikan pertama dahulu."

---

Hari sedang memasak untuk pagi ini sembari bersenandung ria. Sedangkan Kanglim hanya menikmati alunan merdu dari suara Hari itu sambil mengobati luka di kakinya yang masih membekas dan menghadap keluar jendela.

Diambil sebuah teflon dan Hari pasang didepannya seperti gitar. "Oh yeeeaaaaahhhhh!!!!!" Gadis itu menaikan nada tinggi yang membuat Kanglim segera menutup kedua telinganya.

"Aku pikir kau tidak cempreng lagi," teriak Kanglim.

Hari memberhentikan aktivitas menyanyinya dan terkekeh, diletakkan teflon itu ke atas kompor. "Suaraku banyak jenisnya, asal kau tahu."

Kanglim menepuk tangannya dan menghampiri Hari. "Iya, iya ... aku menyukai gaya suaramu saat galak," ujarnya sambil memeluk Hati dari belakang.

Hari menoleh sekilas dan mengecup pipi Kanglim. "Oh, ya? Oke, kalau begitu aku akan terus bersikap galak."

Dioleskan mentega pada teflon dan Hari sedikit mengambil secuil kemudian mengusap pipi Kanglim dengan jari.

"Kenapa mengoles mentega padaku?"

Hari menyeringai. "Karena ...." Hari sengaja memberhentikan ucapannya, saat ponselnya tiba-tiba berdering.

Hari segera meraihnya dan mengangkat telepon. "Yeoboseyo."

Hari merubah raut wajahnya dan mengangguk. "Baiklah, aku segera ke sana."

Kanglim menempatkan dagunya di bahu Hari. "Siapa yang menelepon?"

"Dari kantor polisi," jawab Hari.

"Eh? Ada masalah apa?"

---

"Jadi, nona yang melaporkan kelima orang ini?" tanya seorang polisi pada Hari sambil menunjuk lima tahanan di sampingnya.

Hari menatap mereka sebentar dan mengangguk. "Sebenarnya aku hanya korban dan memberitahu orang-orang untuk melaporkannya."

Polisi itu ikut mengangguk. "Benar. Maaf, kami menahan lima orang ini beberapa hari terlebih dahulu untuk mencari keberadaanmu. Itu juga untuk bukti yang jelas."

"Iya."

Polisi itu menghela. "Jelaskan, bagaimana kronologinya?"

Hari menarik napas dan menahannya sebentar. "Di lampu merah aku akan melaju, tetapi mereka menghalangi jalan. Aku keluar mobil dan memarahi mereka, tetapi mereka malah menggodaku."

Protect MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang