"Sein cepetan udah ditungguin temenmu itu loh," seru ibu yang sudah berdiri di depan kamarku.
"Iya ibu, Sein turun, assalamu'alaikum." Pamit ku menyalami punggung tangan ibu tercintaku.
Belum sempat kaki ini menginjak pada undakan terakhir, terlihat Brianna dan juga Brian sang sahabat karib gue. Belum kenalan ya? maap gue pelupa orangnya.
Kenalin gue Hussein Alatas, panggil aja Sein, tapi kebanyakan manggilnya Ucen, gatau juga kenapa. Dan ya, seperti yang kalian tau dia Brianna cewek paling tomboy diantara yang lainnya. Panggil saja Anna, tapi katanya lebih suka dipanggil Brin biar kaya apa gitu katanya. Dan yang satunya namanya Brian, cowok paling kalem diantara yang lainnya.
Brian, Brianna? Gak lah yakali kembar. Cuma pas kita ketemu mereka namanya mirip aja, mungkin dulu ortunya janjian dulu. Ga ga becanda gue.
"Lama banget sih si Cen!" Protes Brianna.
"Can Cen Can Cen lo kira Cencen?" Sahut Brian yang seketika mengundang gelak tawa diantara mereka.
"Cencen tuh yang dipakek di jari Brian! Lo tuh ya! Awas lo," omel Brianna tak terima dengan ucapan Brian
"Udah udah, kalian berdua mau telat?" Leraiku berjalan menuju arah garasi rumah.
"Sen, lo jadi orang baku banget sih!" Ucap Brian yang kini berjalan tepat di sampingku.
"Baku gimana maksud lo?"
"Ya kalimat-kalimat dari mulut lo itu kelewat baku Ucen!" Sahut Brianna yang berada di boncengan Brian.
Gue milih diem, kayak yaaaaaaa udah biasa dapet pernyataan ataupun pertanyaan kayak gitu. Jadi gue ini kelewat baku atau keseriusan sih? Dan seperti yang gue duga, kita semua hampir telat. Bukan hampir, malah udah telat.
"Sen, napa lewat depan koridor SMP?" Tanya Brianna yang masih setia berada dibawah ketek Brian.
Brian, Brianna, kalo kalian jodoh kayaknya seru deh. Haha, becanda ya!
Tak lama setelah pertanyaan dari Brianna, gue jatuh terjungkal. Gak sampai jatuh juga sih, cuman yang u know lah. Punggung gue sakit weh, ketabrak anak cewek yang kayaknya anak SMP.
"Kamu gapapa dek?" Tanyaku merapikan beberapa lembaran kertas yang berserak.
Yaa, sebelumnya gue bawa beberapa lembar fotokopian untuk keperluan ekstra gue.
"Eng-- eng-- engga kak," Jawabnya yang terlihat antara malu dan gugup.
"Adiknya malu woy, lo kegantengan sih wajahnya. Bulukin dikit biar standar," ejek Brian yang sedari tadi ngeliatin cewek tadi.
"Mulut lo," tegur Brianna menepuk hebat punggung Brian.
"Maaf ya dek," ujarku merapikan beberapa lembar fotokopian yang sebelumnya berhasil gue pungut.
"Maaf kak harusnya aku yang minta maaf, kan aku yang nabrak kakak," bela anak cewek tadi yang masih menunduk dalam-dalam.
"Dek, gapapa kali yang minta maaf kakaknya. Jarang-jarang lho dia minta maaf tuh," cerocos Brian dengan muka tak berdosa miliknya.
"Mulut lo gue sumbat roti mau ga cung?" Ancam Brianna yang sepertinya mulai capek.
"Mau lah, kan enak,"
"Diem bege!" seru Brianna mengacungkan tangan kearah Brian.
Awas ya kalo kalian saling jatuh cinta! Brian Brianna gue doain kalian jodoh deh.
"Iya-iya," ucap Brian mengalah demi keberlangsungan hidupnya.
Kembali lagi kepada gue dan anak cewek SMP ini.
"Kamu jam segini kok baru datang kenapa?" Tanyaku yang malah terlihat menginterogasi.
"Tadi abis diceramahi kakaknya aku kak," jawabnya yang masih dalam mode terus nunduk.
Gue memusatkan perhatian pada cewek tadi, cantik sih. Tapi, kayaknya udah punya pawang. Jadi yaaa udah.
"Kamu nggak lupa tatib di sini kan?" Tanyaku yang masih memperhatikan gerak-geriknya.
"Nggak kak, sekali lagi maaf saya harus buru-buru ke kelas," ucapnya dengan semburat kepanikan di wajahnya.
"Loh ngapain buru-buru dek?" Tanya Brian seolah-olah lupa kalo udah telat.
"Ya udah waktunya pelajaran, ih lo belum asupan ya?" Tutur Brianna memberi tatapan tajam pada Brian.
"Asupin dong," minta ditampol emang nih anak.
"Kalian berdua bisa diem dulu gak?" Pungkasku yang masih terus fokus pada cewek tadi.
"Bi-bisa kok bisa," jawab keduanya secara serempak.
"Maaf kak saya permisi dulu," pamitnya berlari-lari kecil menuju ruang kelasnya.
Setelahnya gue dan kedua orang ini pergi berlalu menuju ke kelas. Belum juga sempat melihat pemandangan kelas, terlihat Bu Aina menyorotkan sinar ke ruang BK nya kepada gue, Brian dan Brianna. Dan kalian ngerti lah kalo untuk pertama kalinya gue ke BK.
Sebelumnya SMA gue bersebalahan dengan SMP tadi, ya karena sekolah ini dibawah naungan yayasan yang sama. Dan yang paling kagetnya lagi di dalam ruang BK terdapat cewek SMP tadi.
"Kamu saya skors mau?" Tanya Bu Nur dengan tatapan tajamnya.
"Enggak mau bu Nur, jangan ya bu, bisa kenal omel mama sama bunda saya nanti." Mohon cewek tadi mengharapkan belas kasihan Bu Nur.
"Kalau gitu hukuman yang tepat buat dia apa?" Tanya Bu Nur yang tiba-tiba menoleh kearah ku.
"Sebelumya maaf bu, karena dia tadi sudah nabrak punggung saya sampai nyeri nyut-nyutan. Maka izinkan saya memberi saran," jawabku yang sedari tadi memikirkan pembalasan ini.
"Silakan,"
"Bagaimana kalau selama seminggu ke depan dia berangkat sama saya bu?" ujarku dengan penuh semangat karena ya ingin kenalan aja.
Dasar Hussein modus!
"Wah ide bagus tuh, nah kamu dengar kan?"
"Iya bu dengar." Jawabnya dengan raut wajah lesu.
Ini sebenarnya hanya bagian dari sudut pandang Hussein. Sekalian perkenalan maksudnya, hehe, makasih udah bacaa
![](https://img.wattpad.com/cover/268654710-288-k95868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Our) Meeting?
Teen FictionMalam itu tiba, malam yang tidak pernah ditunggu-tunggu oleh keduanya. Akankah ada sebuah kata pisah? Atau malah harap tersebut akan kian nyata? Entahlah, sepertinya masih begitu rumit untuk diputuskan. "Semoga kita dapat bertemu kembali di titik ya...