(7)

7 1 0
                                    

Hari keempat dihukum bareng mas Hussein, dan hari ini mereka (Naya, Kiara, Siska, Nora) yang dipandu oleh kakak pembina mereka (Satriya). Entah apa yang merasuki diri mereka sehingga menyelenggarakan kumpulan pengurus harian di rumah Syahra.

"Eh Ra, rumah lo ada abdi ya?" Tanya Siska yang  tengah memandangi isi rumah Nora.

"Abdi dalem maksud lo?" Sahut Nora meletakkan handphone miliknya.

"Enak aja, lo kira rumah lo keraton apa? Pakai abdi dalem segala!" Protes Siska melempar bantal yang malah mengenai wajah Satriya.

Sebelumnya abdi adalah orang bawahan; pelayanan. Masih ada arti abdi yang lainnya, kalau ingin tahu silahkan dilihat pada KBBI atau kamus kamus bahasa Indonesia lainnya.

"Eh Bang Sat maaf ya," ucap Siska yang hanya dibalas senyuman ringan oleh Satriya.

Dan hal itu langsung mengundang gelak tawa diantara mereka, tak terkecuali Naya dan Kiara. Lanjut lagi ke percakapan sebelumnya.

"Lah, tadi lo sendiri yang nanya," netral Nora memendam kekesalannya.

"Maksud gue tuh mbak atau orang yang kerja gitu!" Jelas Siska kembali fokus pada buku dihadapannya.

"Oh ada, mau kenalan?"

"Siapa emang?"

"Mbak Olip sama Teh Pia," jawab Nora mengalihkan pandangannya.

"Mba Oliv sama Teh Via maksud lo? Olivia dong?" Tanya Siska yang sepertinya kembali ke mode bawaan.

"Bukan Siti! emang namanya mbak Olip sama teh Pia pakai P!" Jelasnya yang mulai agak kesal.

"Oh, namanya mba Olip sama teh Pia pakai P?" Tuh kan bener balik ke mode bawaan si doi.

"Ga gitu dodol yang rasanya enak banget!" geram Nora karena sahabatnya rada lola.

"Lah, terus gimana?"

"Bodo, pikir aja sendiri!" Ketusnya menghela napas panjang panjang.

Oke kembali lagi ke topik utama. Kini mereka tengah membahas singkat tentang apa-apa yang akan direncanakan.

"Ada usulan lain?" Tanya Satriya menutup buku catatannya.

Reflek Nora mengangkat tangannya.

"Ya Nora? Usulan apa yang sekiranya cocok dengan topik kita?" Tanyanya mengarah pada Nora.

"Kenapa kakak gak mau dipanggil kak Triya aja?" Tanyanya yang malah melenceng dari topik.

"Nora yang com-," celetukan itu terpaksa terhenti karena Nora izin ke toilet.

Sebelumnya di hari keempat Nora berangkat bareng Hussein, Hussein memilih membawa mobil bapaknya karena motornya mogok. Dan dikarenakan hal itu, Nora yang biasanya mengenakan jaket ataupun kardigan jadi menitipkan jaketnya di mobil Hussein.

"Assalamu'alaikum," salamnya yang masih berada di depan pintu.

"Wa'alaikumussalam, masuk aja mas, Mbak Nora ada di dalam," jawab mbak Olip dan membawa Hussein masuk.

Semua pandangan tertuju pada Hussein, bagaimana tidak tertuju kalau secara tiba-tiba Hussein datang tanpa ada aba-aba.

"Nora nya ada?" Tanyanya yang masih berdiri di dekat pintu ruang keluarga.

Melongo sebentar sebelum menjawab pertanyaan Hussein.

"Oh ada kak, lagi ke kamar mandi dianya." Jawab Naya mewakili teman-temannya yang masih sibuk melongo.

Tak lama dari itu, Nora telah kembali dari kamar mandi dan sibuk mengeringkan tangan mengunakan rok miliknya. Dan hal itu membuat rok pendek yang dikenakannya tersingkap.

"Nor, aurat lo!" Tegur Kiara menutup rapat-rapat wajah Satriya.

"Eh iya, maap maap," ucapnya dengan reflek mengempit roknya.

"Dicariin kak Hussein tuh!" Tutur Kiara menunjuk ke arah Hussein.

Syahra mengangguk, pasalnya ia sudah melihat keberadaan Hussein di sudut depan pintu.

"Kenapa kak?" Tanyanya berjalan menghampiri Hussein.

"Ini, jaket kamu ketinggalan,"

"Eh iya, maaf kak, tadi kelupaan,"

"Cieeee aku kamuan!" Seloroh Siska yang langsung mendapat tatapan tajam.

"Paan si luh Siti!" Teriaknya melempar jaket miliknya kearah Siska.

Nora lagi cosplay jadi keju karena dia sekarang lagi melting. Ini cewe yang dasarnya baperan atau emang si Nora aja yang orangnya gampang baper? Dapet senyuman dikit aja udah baper, atau jangan-jangan Nora sudah menaruh rasa pada Mas Hussein? Author juga tidak tahu, hehe.

Setelah menghantarkan jaket milik Nora, kini Hussein berlanjut pulang. Masih bergelut dengan pikirannya, entah mengapa ada rasa yang begitu sangat bergejolak ketika ia menemui gadis itu. Tidak sekali dua kali, akan tetapi sudah berkali-kali.

"Ra, lo kenapa?" Tanya Satriya menatap Nora yang tengah melamun.

"Eh, ng--gapapa kak, jawaban dari pertanyaan gue tadi apa?" Jawabnya menagih jawaban dari pertanyaannya.

"Pertanyaan yang mana? Perasaan lo gak nanya deh," ujar Satriya yang entah tidak ingat atau berpura-pura lupa.

"Kak, cewe itu pada dasarnya butuh kepastian dan nggak suka terlalu diajak bercanda!" Papar Naya menyelami pikirannya.

"Curcol neng?" Tanya Nora menahan tawa yang minta dikeluarkan.

"Dikit," jawab Naya yang bisa dibaca dengan singkat, padat, dan jelas.










Note

Dalam KBBI daring, pengertian abdi adalah orang bawahan; pelayanan.

(Our) Meeting?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang