"Thanks ya ran" Rendi turun dari motor beat milik Randa, teman Rendi.
Tadi setelah urusannya di kampus bersama Randa selesai, Randa menawarkan tebengan kepada Rendi karena Rendi tak membawa motor berbodi besar yang biasanya selalu mengantarkan rendi kemanapun.
"Iya. Udah sana mandi, kamu bau" ujar Randa kembali menstater motornya.
"Oh iya ren"
Rendi mengeryitkan dahinya menatap Randa yang tidak jadi melajukan motornya.
"Jangan lupa makan, kamu tadi ga jadi makan kan? Habis makan baru tidur"
"Ciee perhatian nih sama gue?"
"Ck apaan sih, gini ya ren.... Sebagai satu-satunya sahabat kamu yang cantik nan baik hati ini, aku ga mau sahabat aku sampai sakit apalagi sampai tipes kaya waktu itu."
"Iya deh ntar gue makan. Hussh sana pulang"
Randa memukul bahu Rendi yang masih berdiri di hadapannya pelan.
"Yee kamu pikir aku ayam?"
Rendi hanya tertawa sambil melambaikan tangannya saat Randa mulai menjauhi kosannya.
•••
Lagi enak-enaknya tidur ponsel Aksa bergetar menandakan ada panggilan masuk di ponselnya.
Aksa mengambil bantal dan menutupi kepalanya dengan bantal itu menghalau suara ponselnya yang masih bergtar itu.
"Ck siapa sih anjing, gue mau hibernasi bentaran aja ga bisa" gerutu Aksa sambil menncari ponselnya yang ternyata ia tindihi.
"Apa ren? Ganggu orang tidur aja lo"
"Saaaa huaa"
Aksa menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Kenapa lo?"
Aksa berusaha menormalkan suaranya padahal dirinya sekarang sedang panik karena Rena menangis saat meneleponnya.
"saa gue jatoh dari motor hueee"
"Ngapain lo sampai bisa jatoh? Atraksi kek rosi?"
"Ihh lo tuh bukannya ditanya, lo gapapa ren? Ada yang luka ga? Malah ngeledek"
"Haha yaudah ada yang sakit ga ren? Mau gue jemput?"
"Tauk deh gue sebel sama lo. Jemput sa, ini ibu-ibuk yang bikin gue jatoh malah ngomelin gue mulu ga berhenti"
"Share loc gue jemput sama Nalen"
"kok sama nalen?"
"Lo masih bisa bawa motor ?"
"Gatau kaki gue luka ini sakit banget"
"udah diem di situ gue otw"
Aksa memutuskan panghilannya dengan Rena lalu menyambar jaket yang tergantung di belakang pintu kamarnya, bergegas menghampiri kamar Nalen untuk menemaninya menjemput Rena.
"Na woy bangun temenin gue"
"Paan sih ganggu banget orang gue lagi mimpi ketemu kendall jenner juga"
"Anterin gue cuk. Si Rena nyium aspal"
"Sukurin lo diduluin sama aspal, ga gercep sih lo"
"Buru anjing jangan bercanda dulu"
Aksa menarik Nalen supaya bangun dari tidurnya.
"Sabar nyet gue melek dulu" Ucap Nalem sembari mengucek matanya.
Setelah perdebatan kecil antara Aksa dan Nalen, akhirnya mereka berdua tiba di sebuah toko atk tempat dimana Rena berada.
Rena terlihat duduk di kursi panjang dengan seorang ibu-ibu dan tentunya Rena masih menangis sesegukan.
"Ren" Aksa menghampiri Rena yang memeluk tasnya sambil menangis.
"Saaa.."
"Kancane dikandani to mas nek numpak pit ke ngati-ati" ujar ibu-ibu yang bersama Rena tadi sewot.
"Sepurane nggeh bu." Jawab Aksa sopan sambil membungkukkan badannya.
Ibu-ibu yang mengenakan daster dengan lengan pendek yang dipadukan dengan mengenakan jilbab itu langsung pergi meninggalkan Rena dan Aksa.
Nalen? Dia benar-benar hanya mengantar Aksa sampai di depan toko saja, katanya ia mau melanjutkan mimpinya bertemu mbak kendall jenner. Ahh sudahlah mari lupakan sejenak manusia aneh satu itu.
"Lo nabrak ibu-ibu itu?" Tanya Aksa yang ikut duduk di sebelah Rena.
"Enggak, ibu itu yang nabrak gue dari belakang" Rena menarik ujung jaket Aksa lalu membuang ingusnya disana.
"Jorok banget lo anjir"
"Lo ga bawain gue tisu sih"
"Jadi tadi tu sa.. Gue kan pas pulang beli roti, nah gue makan rotinya sambil bawa motor... Pas gue mau belok ke tempat Fotocopyan ibu itu dari belakang nabrak gue. Tangan gue kan satunya megang roti ya jadi ga bisa nahan stangnya eh malah jatuh..."
"Tapi gue ga salah tau sa, gue posisinya udah idupin lampu sein masa masih ditabrak. Mana ibu itu marah-marah sama gue, padahal yang luka gue bukan dia"
Aksa menghela nafas, tangannya bergerak untuk merapikan rambut Rena yang berantakan dan sedikit lepek.
"Ada yang luka lagi?" Tanya aksa sambil memperhatikan lutut Rena Yang terluka. Celana jeans yang Rena pakai sampai koyak dan memperlihatkan lututnya yang berdarah.
Rena yang ditanya lalu menunjukkan sikunya yang juga berdarah.
"Untung muka lo ga nyium aspal juga"
"Ini sakit loh sa, lo masih bilang untung?"
Aksa malah mengacak rambut Rena yang sudah dirapikannya tadi.
"Udah yok pulang, gue obatin lukanya"
"Gendong tapi"
"Heh ngelunjak, ga liat banyak orang disini?"
"Yaudah bantuin berdiri tapi"
Aksa dengan telaten membantu Rena berdiri lalu memapahnya menghampiri motor Rena yang masih di pinggir jalan.
"Hhsss sakit saa.... duh mau meninggoy rasanya" eluh Rena.
"Halah lebay meninggoy-meninggoy"
•••••
Hai holla anyeong fren....
Lama nunggu ya? Huhu maaf banget baru bisa lanjutJangan lupa tinggalkan jejak ya fren biar diriku cemungut updatenya hehe... See u

KAMU SEDANG MEMBACA
Akasa DJogja
Teen Fiction"Lo bisa masak apa?" "masak Aspal" "Mungkin kalau ada jurusan teknik penangkaran buaya. Lo yang paling cocok masuk jurusan itu" Dalam bahasa sansekerta Akasa berarti langit. Sedangkan Akasa Djogja sendiri hanyalah sepenggal cerita kehidupan sekelo...