Sebelum lanjut baca, jangan lupa tinggalin jejak wahai kawan-kawan yang budiman.
-
-
-
-"Ada yang mau ditanyakan?" Tanya Handika, ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi.
"Kalau udah jelas semuanya. Mungkin segini dulu rapat malam ini, kita lanjut besok 8 pagi di dpr. Tolong usahain datang tepat waktu, karen masih banyak yang bakal kita bahas nanti." Ucap Handika mengingatkan.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Setelah Handika membubarkan rapat, satu persatu mulai beranjak pulang dan tinggal tersisa Handika, Lifa, jovi.
"Oh iya fa, jangan lupa japri ke anak-anak soal rapat besok pagi. Bilang jangan ada yang telat." Ucap Handika.
"Siap pak kahim." Jawab Lifa.
"yaudah gue pulang dulu. Duluan jov..fa"
"Yoi ti ati" jawab Lifa dan Jovi bersamaan.
"Lo gak pulang jov?" Tanya lifa.
"Nanti. Lo sendiri masih mau di sini?"
"Iya..Gue nunggu shanin selesai kerja seklian mau nugas mumpung wifinya lancar" Lifa mengeluarkan laptop dari dalam tas lalu menyalakannya.
"Shanindya?" tanya Jovi memastikan.
Mereka memang rapat di salah satu cafe yang letaknya di pusat kota jogja dan cafe ini lumayan terkenal di kalanga pelajar.
"iya Shanindya temen satu kos gue. Kenapa emang?"
"Gak papa. Gue baru tau kalo dia kerja disini." Balas Jovi.
"Baru dua bulanan sih"
Jovi mengangguk-anggukkan kepalanya. "Fa."
"Heem?" gumam Lifa yang masih sibuk berkutat dengan leptop di depannya.
"Lo beneran putus sama erhans?"
"Kok lo tau?"
"Aksa yang bilang" jawab Jovi sambil menyeruput kopi hitam yang baru beberapa menit lalu ia pesan.
Lifa mendengus mendengar nama Aksa disebut oleh Jovi. "udah ketebak sih. Dasar Aksa lambe turah"
"Kok kalian bisa putus?"
Bukan tipikal jovi banget sebenarnya ngepoin urusan orang. Tapi kali ini rasa penasaran jovi lebih tinggi. Pasalnya Lifa dan mantan pacarnya yang bernama Erhans Adi Saputra sudah berpacaran sejak kelas dua SMA, mereka juga jarang sekali berantem. Dan tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba mereka dikabarkan putus. Menimbulkan tanda tanya diotak Jovi.
"Bosen sama gue kali" jawab Lifa dengan muka masam.
Melihat perubahan raut muka lifa yang masam, Jovi tidak berniat melanjutkan pertanyaannya dan memilih kembali diam berkutat dengan hpnya.
Selang tiga puluh menit, Lifa tiba-tiba menutup laptopnya sedikit kasar setelah menerima panggilan telepon dari seseorang. Hal itu membuat jovi yang asik dengan hpnya seketika menoleh ke arah Lifa dengan mengeryitkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akasa DJogja
Novela Juvenil"Lo bisa masak apa?" "masak Aspal" "Mungkin kalau ada jurusan teknik penangkaran buaya. Lo yang paling cocok masuk jurusan itu" Dalam bahasa sansekerta Akasa berarti langit. Sedangkan Akasa Djogja sendiri hanyalah sepenggal cerita kehidupan sekelo...