9. Solo (2)

1K 159 26
                                        

Apa ada yang nungguin?? Ga ada yah? Gapp lah gas ae hehe

Kasih feedback dong......

------

"Bunda serius?"Ujar Aksa yang tampak terkejut.

"Bener mas endra. Bunda mana pernah bohong sih". Balas bunda ital.

"Lagian kenapa sih ndra. Kaget banget gitu mukanya" tanya Kai.

"Bunda sama bapak bercanda mulu. Endra sama mas ming udah gede ini."

"Ya terus kenapa kalau udah gede mas?" Tanya Bunda ital kepada Aksa yang duduk di samping ranjang rumah sakit.

"Nanti dikira anak endra bun." Seru Aksa. "Eh tapi muka endra kan baby face, ga bakal dikira bapak-bapak juga. Mas ming sih yang bakal disangka bapak-bapak kalau pas ngajak adek nanti. Muka mas ming kan boros" lanjut Aksa.

Endra? Yap itu nama panggilan Aksa ketika dirumah. Keluarga besarnya dan orang-orang di lingkungan rumahnya lebih mengenal Aksa dengan panggilan Endra.

"Gak bisa dicancel ya bun adeknya?"

"Koe ki aneh-aneh wae ndra. Mosok perut bundamu mau kok kasih engsel" sahut Kai.

Aksa menghela nafas kasar. "Ck bapak ki, cancel bukan engsel. Dipikir pintu apa dikasih engsel. Lagian bapak udah tua kok ya bisa kebobolan to, di Indomei banyak lo pak yang jual pengaman."

"Mas endra gak suka ya mau punya adek" Tanya bunda ital dengan raut wajah sedih.

"Eh bunda bukan gitu. Endra kaget aja, endra kan udah mau 21 tahun masa baru punya adek."

Saat kedua orangtuanya memberi tahu Aksa perihal ibundanya tengan mengandung Aksa sangat terkejut. Bagaimana tidak, Aksa sudah hampir berumur 21 tahun dan baru akan mempunyai adik? Apalagi kakak Aksa yang saat ini sudah berusia 24 tahun.

"Bunda kesepian tau mas dirumah gak ada temennya. Masmu di malang jarang banget pulang, kamu juga jarang pulang padahal kan jogja solo cuma dekat mas." Jelas Bunda ital sembari mengelus rambut Aksa lembut.

"Maaf bun kalau endra jarang pulang. Kan bunda tau sendiri endra sibuk ngerjain laprak."

"Alesan wae koe ki ndra. Palingaan gaweanmu gur dolan karo pacaran wae to neng jogja?."

"Bapak ki suuzon wae karo endra, pacar we endra gak duwe pak. Emang bapak, pacarnya dulu selusin." Aksa menatap kai sedikit kesal.

Belum sempat kai membalas Aksa, bunda ital sudah menyelanya. "Uwes uwes. Rasah digagas bapakmu mas"

"Mas jangan begadang terus. Liat nih mas sekarang jadi kurusan, sering lupa makan pasti kan?" Tanya bunda ital lembut dengan tangan yang beralih memijat pundak anak lanangnya.

"Kalau soal begadang endra gak bisa janji bun. Tapi kalau makan mah endra nomor satu bun, apalagi ada rena si tukang makan, Endra jadi gak pernah lupa makan." balas Aksa melihat ke arah Rena.

"Tidur tu bocah" gumam Aksa saat melihat Rena tidur di sofa dengan jaket Aksa yang ia gunakan untuk menyelimuti kakinya.

"Kamu tuh mas, ngapain ngajak Rena subuh-subuh gini. Dingin loh mas, apalagi Rena cuma pakek baju tidur gitu. Kalau anak orang sakit giman coba?" Ujar bunda ital mengomeli Aksa.

"Biar ada temen dijalan bun."

"Yaudah ajak pulang Rena gih. Kasian tidur di sofa, sakit nanti badannya"

Akasa DJogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang