Saat ini Nalendra Arespati atau yang lebih akrab disapa Nalen sedang memanaskan motor CB 100 kebanggaannya. Selain mengklaim dirinya sebagai kembaran dilan, ia juga membeli motor CB yang mirip dengan motor yang digunakan oleh Iqbaal saat shooting film Dilan 1990. Katanya agar lebih totalitas.
Jika Bandung punya Dilan makan Jogja punya Nalendra. Tapi bedanya Dilan punya milea sedangkan Nalen masih saja jomblo, walaupun hobinya ngardus sana-sini.
Nalen berkaca di kaca sepion motor guna merapikan rambut hitamnya. "Beuhhh cakep banget gue. Pantesan banyak yang suka" puji nalen ke diri sendiri.
"NALEN"
Nalen sempat tersentak karena kaget saat namanya dipanggil dengan keras oleh manusia bernama Renjana.
"Anjir kaget gue. Apaan lo pagi-pagi udah kaya orang mau demo"
"Hehehe... Maap maap." Rena hanya nyengir tanpa dosa. "Aksa udah berangkat na?"
"Udah dari tadi, buru-buru banget gue liat. Gue nebak sih belum sempet mandi juga tu anak" balas Nalen.
"Ihh gue padahal mau nebeng"
"Motor lo kemana emang?" tanya Nalen.
"Gue lupa naroh kunci motor. Udah gue cari tapi nggak ketemu dari tadi. Lo mau ke kampus kan?" tanya Rena yang diangguki oleh Nalen. "Nebeng dong na"
"Yaudah ayok."
"Turunin gue di depan gedung fib ya na. Gue males jalan, kalau mau sampe parkiran juga gakpapa." pinta Rena.
"Dih... Udah nebeng banyak maunya lo" sahut Nalen.
"Bodo amat"
"Tapi ini gak gratis ren. Lo kudu ngenalin temen cewek lo ke gue" pinta Nalen.
"Iya"
Saat diperjalanan menuju kampus yang tidak begitu jauh, mereka masih sempat-sempatnya mengibah. Karena terlalu lama bergaul dengan Aksa, Rena pun jadi ketularan sifat Aksa yang satu itu. Apalagi jika ditambah dengan adanya Nalen, sudah pasti klop bangat.
"Ren ren. Lo tau nggak.."
"Gak"
"Gue belum selesai nyet."
"apaan?"
"Masa semalem si Jovi di kamar Rendi sampe subuh tadi. Ngapain aja mereka?"
"Mana gue tau. Lo pikir gue cenayang" sahut Rena sambil menoyor helm yang dipakai Nalen.
"Ini kalau kita jatuh gara-gara elo ya. Main toyor kepala orang aja." sungut Nalen kesal. "Ren. Lo mikir apa yang gue pikirin nggak? Jangan-jangan mereka...."
"Nggak usah ngaco lo na. Bawa motor yang bener, malah ngajak gue gibah. Gue tau pasti lo mikir jorok kan" sahut Rena.
"Nethink mulu lo kalau sama gue." balas Nalen. Lagian si rendi pilih kasih banget tau ren. Masa kalau gue atau Aksa yang main ke kamarnya nggak dibolehin, giliran jovi aja langsung dibukakin pintu lebar-lebar. Mana lama lagi. Kan gue jadi mikir kesana"
"Hilangin tu pikiran jorok lo. Rendi juga pilih-pilih kali siapa yang boleh ke kamarnya. Orang kalian berdua biang rusuh. Yang ada kalau kalian ke kamar rendi nanti malah berantakan kamar dia."
"Gue gak serusuh itu juga kali ren" jawab Nalen.
"Nggak rusuh gimana? Lo aja pernah matahin penggaris mahalnya rendi, gak ganti rugi lagi. Terus lo sama Aksa pernah nyoret gambaran rendi plus numpahin kopi ke sketchbook rendi. Gimana dia gak trauma coba." ucap Rena mengingatkan Nalen pada kejadian setahun yang lalu. Dimana saat mereka berkumpul di kamar Rendi, Aksa dan Nalen malah rusuh. Berakhirlah sketchbook rendi yang basah karena ketumpahan kopi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akasa DJogja
Novela Juvenil"Lo bisa masak apa?" "masak Aspal" "Mungkin kalau ada jurusan teknik penangkaran buaya. Lo yang paling cocok masuk jurusan itu" Dalam bahasa sansekerta Akasa berarti langit. Sedangkan Akasa Djogja sendiri hanyalah sepenggal cerita kehidupan sekelo...