E m p a t

171 15 0
                                    

"Bosen banget liat sekelas batangan semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bosen banget liat sekelas batangan semua. Kagak bisa lihat yang bening-bening." keluh Syam sambil memainkan pulpen di tangannya.

Arsyad mengangguk setuju, "Bener, Syam. Ada yang bening-bening tapi beda gedung. Bisa dilihat kalau lagi istirahat aja."

"Ngeluh mulu lo berdua! Raiden yang jomblo dari lahir biasa aja tuh!" timpal Indra mendengar keluhan dua temannya dari tadi.

Syam dan Arsyad memandangi Raiden yang sedang ikutan main kuda tomplok dengan teman-teman sekelas yang lainnya. Syam mendengus, "Gue heran, dia gak ada minat buat deketin cewek ya? Jangan-jangan ..." Syam menggantung kalimatnya.

"Apa hah?"

"Jangan-jangan dia gak normal lagi."

"Asstagfirullah." sahut Indra dan Arsyad bersamaan. Syam geleng-geleng kepala tidak percaya bahwa Raiden belok.

"Gibahin gue lo ya pada!" tuduh Raiden yang sudah selesai bermain. Keringat membasahi pelipisnya. Seragam putihnya pun sudah ia lepas, tersisa kaos hitam yang dipakainya.

"Den, tobat lo!" perintah Arsyad membuat Raiden mengernyit tidak paham.

"Hah?"

"Tobat lo, jangan belok!"

"Belok apaan? Emangnya ini lagi di jalan raya disuruh belok atau lurus?" tanya Raiden masih belum mengerti arah pembicaraan Arsyad.

"Itu loh, lo kapan gandeng pacar, Den? Betah banget sama predikat jomblo abadi." sahut Syam sambil mengupil.

"Emang enak pacaran?" tanya Raiden lagi dan mendudukan diri di kursinya seraya mengipaskan lehernya menggunakan buku tulis tanpa sampul miliknya.

"Enak coy! Gue pernah sekali pacaran. Kalo punya pacar tuh gimana ya. Beda deh pokoknya. Dari yang hidup lo gak ada apa-apanya, jadi berwarna gitu. Ada yang perhatiin lo, ada yang---"

"Ya elah, tapi kalo pacaran ujung-ujungnya putus 'kan? Sakit hati 'kan?" Syam mengangguk membenarkan.

Syam tersenyum miris, teringat dengan mantannya yang dulu meninggalkannya hanya karena laki-laki lain. Raiden berdecih pelan lalu menaruh buku tulis di atas meja,

"Masih mending jomblo, gak perlu mikirin sakit hati." ujar Raiden yang beranjak dari posisi duduk. Ia haus dan ingin ke kantin. Waktu tersisa lima menit lagi untuk masuk ke bel pelajaran berikutnya, ia memilih ke kantin untuk membeli minuman.

"RAIDEN SABLENG ANAKNYA BAPAK IRWAN!" seru Panca berlari mendekati Raiden yang baru saja membayar minuman.

Raiden menoleh kaget dan menjitak kening Panca, "Dari mana lo?"

"Gue bolos, malingin mangga belakang sekolah sama si Ghani anak TKJ." jawab Panca dengan wajah tanpa dosa. Raiden mendekatkan bibirnya pada telinga Panca,

Our Love Story  [ HIATUS! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang