L i m a

148 13 0
                                    

"Den!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Den!"

Raiden yang sedang mengaduk-aduk nasi goreng di wajan besar pun menoleh kala seseorang memanggilnya, ternyata Arsyad. Cowok itu datang bersama Arsyila, adiknya yang berusia 2 tahun.

Arsyad duduk di bangku plastik yang sudah disediakan, "Gue pesen nasi gorengnya dua ya dibungkus. Satu pedes, satu enggak." ujar Arsyad sambil menyuapi Arsyila dengan biskuit.

Raiden mengangguk sebagai respon. Ia sibuk membagikan nasi goreng yang sudah matang dari wajan ke atas kertas nasi yang sudah ia tata. Setelah selesai, ia pun menabur dan memberi sedikit acar. Lalu membungkusnya dengan rapi yang diakhiri mengikatnya menggunakan karet gelang. Ia pun memasukan 5 bungkus nasi goreng ke dalam plastik, memberikannya pada pelanggan yang sudah dari tadi menunggu,

"Nih, Mas." kata pelanggan sambil memberi selembar uang lima puluh ribu pada Raiden. Cowok itu tersenyum dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

Ia kembali melayani pesanan Arsyad. Arsyad sendiri memerhatikan Raiden yang begitu semangat berjualan tanpa rasa malu. Ia sangat salut dengan sahabatnya itu.

"Bapak negara!" seru Raiden saat ia pulang dan melihat Irwan sibuk memandang burung peliharaan yang ada di sangkar yang menggantung. Mulutnya pun mengerucut sambil bersiul layaknya suara burung.

"Ini hasil jualan hari ini. Allhamdulilah habis." Raiden menaruh plastik hitam berisi uang hasil jualan nasi goreng malam ini. Irwan berhenti bersiul sejenak, lalu tersenyum tipis ke arah anak semata wayangnya itu,

"Makasih ya, Den. Maaf bapak suka ngerepotin kamu. Kamu jadi harus bantu bapak jualan nasi goreng setiap pulang sekolah." lirih Irwan mengusap puncak kepala Raiden lembut.

"Raiden gak merasa direpotkan kok. Udah kewajiban seorang anak untuk membantu orang tua." jawabnya.

"Oh iya, Pak. Bapak punya gitar 'kan ya?" lanjutnya yang bertanya pada Irwan. Pria paruh baya dengan kaos tanpa lengan juga sarung sebagai bawahan itu mengangguk dan menunjuk dalam rumah,

"Ambil aja, Den. Emang buat apa? Tumben banget nanyain gitar punya bapak?" tanya Irwan bingung,

"Raiden bakal tampil nyanyi di acara pensi sekolah minggu depan! Raiden mau pakai gitar biar terlihat keren gitu di mata ciwik-ciwik." kata Raiden sambil tertawa. Irwan geleng-geleng kepala mendengarnya,

"Yaudah sana ambil. Belajar main gitar sini sama bapak."

Tidak lama kemudian, Raiden keluar lagi dengan gitar hitam milik Irwan. Ia duduk di tempat semula lalu memangku gitar tersebut. Irwan pun mulai mengajarkan anaknya cara bermain gitar dengan benar.

Our Love Story  [ HIATUS! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang