T i g a B e l a s

130 11 2
                                    

♡ H a p p y R e a d i n g! ♡


"Raiden, tugas kamu mana?" tanya bu Sabna yang merupakan guru Matematika kelas 11 khusus jurusan TKR. Raiden yang masih tertidur dengan wajah ditutupi buku paket tebal pun tak merespon pertanyaan bu Sabna didepan.

Syam, Indra, Panca dan Arsyad saling menahan tawa agar tidak pecah saat itu juga. Bu Sabna menghembuskan napas berat, ia sudah kehilangan rasa sabarnya menghadapi Raiden,

"RAIDEN FATHUR ERLANGGA!"

Raiden terbangun kaget dan menengok kanan dan kiri. Tangannya bergerak untuk mengusap air iler yang menetes, "Hah? Apa?"

Indra berdesis seraya melirik ke arah bu Sabna didepan. Raiden mengikuti arah pandang Indra, dan di detik itu juga cowok ajaib yang merupakan masa depannya Tzuyu TWICE pun bangun dan menunduk hormat. Setelahnya ia berdiri tegak kembali, memasang tampang watadosnya,

"Maafkan muridmu ini yang tidak mengumpulkan tugas, Bu. Dikarenakan saya semalam sibuk jagain Jennie. Bapaknya sakit jadi saya gantian jaga." kata Raiden kemudian duduk di kursinya.

"Jennie itu siapa? Bukannya member blackpink?" tanya Bu Sabna bingung.

"Jennie tuh nama burung peliharaan bapak saya, Bu. Karena bapak saya blink terus biasnya Jennie, yaudah deh gitu." jawab Raiden kalem. Bu Sabna geleng-geleng tidak percaya mendengar jawaban Raiden. Beliau memilih untuk mencatat materi di papan tulis daripada bertanya lebih lanjut pada Raiden. Karena jawaban yang diberikan pasti akan absurd semua.

"Sebelum ibu catat materi, adakah yang mau jawab soal ini? Minggu kemarin sudah dibahas." ujar bu Sabna menunjuk satu soal yang ditulisnya di papan tulis. Soal tersebut membuat seisi kelas langsung pura-pura menunduk ataupun menulis di buku tanpa mau memandang bu Sabna di depan.

"Gak ada yang jawab saya tunjuk sendiri ya."

Bu Sabna berjalan mendekati meja lalu mengambil buku absen, "Nomor absen 25, Panca Nur Hadi. Mana orangnya?" tanyanya sambil memandang wajah seluruh siswa kelas 11 TKR 5 bergantian.

"Ca! Buset dah lo chatan mulu sama si kembang!" seru Raiden membuat Panca yang sedari tadi sibuk main HP karena chatingan pun ketahuan dan terkejut saat bu Sabna berjalan dengan tatapan horor ke arahnya.

"HP nya siniin." tegas bu Sabna membalikan telapak tangannya.

"Yah bu, saya janji deh gak bakal main HP waktu belajar lagi. Saya bakal jawab soal dari ibu." lirih Panca dengan wajah melasnya. Bu Sabna tidak terpengaruh dan tetap meminta HP milik cowok itu.

"Berikan HP-nya, lalu jawab soal."

Panca mendengus napas kasar. Akhirnya ia memberikan ponselnya di atas tangan guru berusia 30 tahun itu. Panca beranjak dan berjalan menuju papan tulis.

"HP kamu saya balikin pas nanti kamu udah lulus aja ya, Ca." ujar bu Sabna tetap dalam nada bicara tegasnya. Panca yang sedang sibuk menghitung pun panik dan menoleh ke belakang,

"Jangan, Bu. Saya janji deh gak main HP kayak tadi lagi."

Bu Sabna memasukan ponsel milik Panca ke dalam kantong baju yang dikenakannya tanpa menjawab permohonan Panca. Panca merajuk dan kembali menjawab pertanyaan dengan perasaan sedih.

Tidak terasa, bel istirahat berbunyi membuat seisi kelas bersorak senang. Panca sudah selesai menjawab soal lalu memberikan spidol kepada bu Sabna. Setelah itu ia berjalan menuju meja dengan langkah gontai.

"Ya sudah, karena bel istirahat sudah bunyi maka materi akan dilanjutkan minggu depan. Terima kasih." Bu Sabna merapikan buku dan memasukannya ke dalam tas.

Our Love Story  [ HIATUS! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang