S e p u l u h

132 12 2
                                    

♡ H a p p y R e a d i n g ! ♡


"Jalan-jalan ke Jerman." ujar Raiden,

"Cakep!" sahut seisi kelas,

"Jangan lupa membeli bubur."

"Cakep!"

"Ngapain ke Jerman, kalau cuma buat beli bubur."

Seisi kelas tertawa mendengar pantun asal yang dilontarkan oleh Raiden barusan. Raiden kembali ke bangku sambil menaruh tas. Ia menoleh ke arah Indra yang sibuk streaming MV Twice di ponselnya.

"Ndra." panggil Raiden,

Indra menjawab hanya dengan gumaman pelan. Raiden duduk di atas meja, "Cita-cita lo mau jadi apa?"

"Pengen jadi masa depannya Jihyo." jawab Indra kembali menonton MV. Raiden menghela napas, lalu keluar dari kelas menuju kantin.

Saat perjalanan menuju kantin, langkah kakinya terhenti saat ia melihat Raga berjalan ke arahnya dengan tatapan tajam dan sangat menyiratkan permusuhan di sorot mata itu.

Raiden mundur perlahan, hingga punggung tegap itu terbentur tembok koridor di belakangnya. Kedua tangannya terulur agar Raga jangan dekat-dekat padanya,

"Jangan sentuh aku! Aku jijik! Aku jijik sama Mas!" jerit Raiden membuat langkah Raga terhenti. Para siswa yang ada di koridor pun menoleh bersamaan ke arahnya dengan tatapan aneh.

"Gila lo!" sengit Raga sambil memasukan kedua tangannya di kantong celana abu-abu yang dikenakan. Raiden menegakan tubuhnya lalu bersikap seperti biasa,

"Ada apa?"

"Lo jadian sama Nadya? Jawab!" Raga menaikan satu oktaf nada bicaranya. Raiden kaget dan menatap dingin Raga,

"Kagak! Lo kalau mau balikan yaudah sana balikan aja!" balas Raiden tenang namun raut wajahnya terlihat sangat dingin. Para siswa yang melihat raut wajah dingin Raiden pun kaget karena tidak biasanya cowok yang selalu ceria dan hiperaktif itu jadi seseorang yang sangat menakutkan.

"Gue udah bilang sama lo kemarin! Kalau lo dan Nadya jadian, gue adalah orang pertama yang akan hancurin hubungan kalian berdua!"

Raiden berdecih sinis, "Gitu ya? Daripada masalahnya makin panjang, gue Raiden Fathur bakal jauhin Nadya mulai detik ini juga. Sebisa mungkin gue akan menghindar dari Nadya. Itu 'kan yang lo inginkan?"

"Bagus."

Raga pergi begitu saja ke arah kelasnya. Panca berlari dan mendekati Raiden yang sedang berusaha menormalkan perasaannya kembali seperti semula. Raut wajah dinginnya berubah lagi seperti biasa,

"Gak usah lo tanggepin Raga, Den!" kata Panca sambil menepuk pundak Raiden.

Raiden tertawa renyah, "Udah ah, kuy kantin." Raiden langsung merangkul pundak Panca dan menariknya menuju kantin.

"Heran gue, masih ada aja orang kesambet pagi-pagi." kesal Wenny sambil mendudukan diri di sebelah Nadya dan menaruh tas di atas mejanya. Nadya yang sedang membaca buku catatan pelajarannya pun menoleh, menatap bingung sahabatnya yang baru datang sudah misuh-misuh saja,

"Lo kenapa, Wen?"

Wenny menoleh sambil menghela napas, "Gue tadi papasan sama si Nayla di koridor. Dia tuh aneh, pagi-pagi udah kesambet senyum sendiri. Gue jadi ngeri!" jawab Wenny bergidik ngeri.

Our Love Story  [ HIATUS! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang