S e m b i l a n

161 16 3
                                    

♡ H a p p y R e a d i n g ! ♡



"Makasih banyak kak! Makasih juga udah bayarin sushinya tadi, padahal gue yang ngajakin tapi malah kakak yang bayar." lirih Nadya menundukan kepala sambil memeluk plastik berisi novel dan dua buku pelajaran.

"Gak apa-apa. Uangnya lo simpan aja." balas Raiden merapikan rambutnya. Nadya hendak bicara, namun suara berat yang tidak asing di telinga pun membuatnya menoleh. Raiden ikut menoleh sembilan puluh derajat.

Ada sosok Raga yang berdiri dengan pandangan tak terbaca. Raga maju satu langkah, "Kamu jadian sama dia, Nad?" tanya Raga dingin. Menunjuk Raiden dengan tatapan tidak sukanya.

"Kamu mulai suka sama dia, Nad? Kakak berusaha untuk meyakinkan kedua orang tua kakak agar kita bisa kembali bersama!"

Nadya berdecih, "Kita udah selesai, Kak. Jangan pernah temui aku lagi diluar dari jam kegiatan OSIS!" balas Nadya tak kalah sengit.

"Aku tau, Nad. Kamu sebenarnya masih cinta sama aku. Kamu jangan jadiin Raiden pelampiasan! Kamu ..." Raga tak mampu melanjutkan ucapannya kala ia melihat Nadya menarik tengkuk Raiden di depannya, membuat Raiden terkejut dan tertunduk hingga akhirnya bibir mereka berhasil menyatu.

Napas Raga tercekat, kedua tangannya terkepal kuat melihat pemandangan didepannya. Apalagi saat Nadya memejamkan mata dengan bibir yang masih melumat bibir Raiden pelan. Raiden sendiri terkejut dengan ciuman tidak terduga ini.

Beberapa menit berlalu, Nadya menjauhkan diri dan langsung menyadari apa yang telah dilakukannya pada Raiden. Ia melotot lebar seraya menutup bibirnya sendiri.

Raga langsung pergi dan masuk kembali ke mobilnya. Cowok itu melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah Nadya. Gadis itu berjalan mundur dengan wajah yang sudah memerah malu.

Bodoh lo, Nad! Lo ngapain cium anak orang?! batin Nadya membelakangi Raiden.

Cowok berkemeja itu naik ke atas motor sambil mengusap bibirnya yang basah akibat ulah Nadya. Ia langsung memakai helm dan pergi begitu saja tanpa kata-kata. Nadya menoleh ke belakang, Raiden sudah pergi pulang tanpa kata pamit.

Nadya menyadari bahwa ia bodoh kali ini.

Keesokan harinya, seperti biasa Nadya terlihat cantik dengan rambut yang dikuncir ekor kuda ke atas. Ditambah dengan jaket tebal milik Raiden yang sengaja ia pakai dari rumah. Rencananya ia akan mengembalikan jaket tersebut saat istirahat sekolah nanti.

Setelah menaruh tas di kelas, ia keluar lagi sambil membawa topi karena lima belas menit lagi upacara bendera akan segera dimulai. Nadya melihat Raiden baru saja datang dan berjalan di koridor gedung C. Ia bisa melihatnya karena gedung A bersebrangan dengan gedung C.

Wajah cowok itu terlihat datar dan dingin. Nadya jadi merasa bersalah, pasti cowok itu marah padanya karena telah seenaknya mencuri first kiss Raiden tadi malam. Ia juga sebenarnya tidak ingin melakukan itu. Dia merasa pikirannya tiba-tiba buntu semalam saat Raga datang dan bilang kalau ia hanya menjadikan Raiden sebagai pelampiasan saja. Jadinya Nadya langsung menarik tengkuk Raiden hingga ciuman itu akhirnya terjadi.

Bel berbunyi nyaring pertanda upacara akan dimulai. Semua murid berlari menuju lapangan. Nadya akhirnya menemukan barisan kelasnya. Ia langsung masuk dan berdiri di belakang Wenny. Gadis itu menoleh ke belakang, berdecak dan menukar posisi agar Nadya didepannya saja.

"Nad, Raiden tuh." bisik Wenny dari belakang.

Nadya terkejut, mencari keberadaan Raiden. Namun tidak ada. Ia berdecak sebal sambil memukul lengan Wenny, "Apasih! Dia gak ada!"

Our Love Story  [ HIATUS! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang