Mendengar putranya sudah memiliki tambatan hati dan sedang mengandung darah dagingnya, hati Maria begitu sangat bahagia. Bahkan setelah Helian mengirminya foto gadis itu dan menceritakan bagaimana prangai menantunya itu.
Tergeraklah hati Maria untuk bertemu dengan menantu hatinya itu, “Helian, aku ingin bertemu dengan wanita pujaanmu itu.”
“Baiklah, Mommy, tapi jangan sampai ketahuan olehnya, dan lakukan apa saja asal jangan sampai dia mengetahui siapa Mommy, karena aku yakin, di luar sana anak buah Huan akan menguntiti Mommy, apalagi setelah dia datang memperingatkan ku tempo hari.”
“Baiklah, kau jangan khawatir, Putraku.”
Siag itu, matahari Keingstone begitu terik, sehingga membuat siapa saja enggan untuk beraktivitas. Rasa dahaga akan cepat terasa seiring teriknya yang menyengat. Tidak untuk Annora. Gadis yang sudah terekspose oleh Helena itu kini terlihat berjalan di pinggir jalur pejalan kaki. Tanpa sengaja ia melihat seorang wanita paruh baya sedang mendapat perlakuan kasar dari seorang pemuda. Ditendang-tendangnya tubuh wanita tua itu. penampilannya yang dekil dan lusuh memberitahu dunia siapa dia sebenarnya. “Apakah kau bisa bersikap sopan sedikit? Dia seorang wanita lemah, dan terlihat kelaparan.”
“Untuk apa aku mengasihaninya? Dia adalah satu alasan kenapa Negara Keingstone tercemar di mata dunia, gembel seperti dia tidak pantas di jalanan.” Jawab pemuda itu.
Annora tak mengubris cibiran pemuda itu, ia malah mendekat dan memapah wanita tua itu berdiri. Dilihatnya sebuah stand makanan kecil di seberang jalan. Dengan hati-hati ia menuntun wanita tua itu untuk menyeberangi jalan, “Meskipun dia seorang gembel, tapi dia memiliki hak yang sama seperti kita di mata dunia.” Balasnya melewati pemuda itu.
“Atas dasar apa kau berbaik hati padanya, Nyonya? Kau sendiri sedang dalam masalah, lihatlah kau harus menopang beban di perut besarmu itu.” Pemuda itu mencibir lagi. dan tanpa enggan, Annora berbalik lalu menimpalinya
“Pertama karena dia dan aku sama –sama wanita, dan kedua karena aku dan dia sama-sama manusia, bahkan andai kau seekor anjing yang menggigitku aku tetap akan menolongmu, karena kau dan aku sama-sama mahluk ciptaan Tuhan.”
Pemuda itu seketika terdiam. Seakan kehabisan kata-kata lagi untuk menimpali pendapat Annora yang sangat rasional. Sementara wanita tua yang ditolongnya itu hanya tersenyum. Dalam hati ia sangat mengagumi wanita yang memiliki hati seluas samudera itu.
“Anakku, kenapa kau membawaku kemari?” tanyanya mengambil tempat duduk pada kursi tamu
“Karena kulihat kau kurang makan, jadi makanlah di sini, agar kau mempunyai tenaga untuk kembali pulang.”
Mendengar jawaban Annora yang sederhana, mata wanita itu melirik kea rah jemari manis Annora yang berhias cincing bermata berlian. “Apakah aku boleh memiliki cincinmu itu, Nona? Aku kehabisan uang, setidaknya dengan menjualnya aku bisa hidup beberapa hari dan bisa menikmati minuman anggur kesukaanku.”
Annora terdiam, hatinya terkejut mendengar permohonan wanita yang terasa aneh itu. Dengan ringan iapun menolak tanpa membuat wanita itu tersinggung.
“Maafkan aku, Nyonya. Aku tidak bisa memberimu cincin ini.”
“Kenapa? Apakah itu tanda cinta suamimu?”
“Bukan, tanda cinta antara aku dan suamiku ada di dalam perutku ini. Dan mengenai cincin ini, bagiku, aku bisa mendapatkan yang lebih bagus dari ini, tapi aku tidak bisa melepaskannya karena ini pemberian suamiku. Andai cincin ini aku beli sendiri, maka dengan senang hati aku akan memberikannya kepadamu. Tapi maafkan aku, sungguh aku tidak bisa.”
Annora merogoh tas selempangnya, tak lama ia mengeluarkan beberapa lembar dolar, dan memberikannya dengan cuma-cuma kepada wanita gembel itu, “Ambilah ini, aku rasa ini akan cukup selama beberapa hari. Dan mengenai makanan yang kau makan hari ini, sudah kubayar.”
Setelah memberikan wanita itu sejumlah uang, Annora pun segera berjalan menjauh untuk kembali ke rumahnya. Rumah yang sudah ia miliki dari kesepakatannya dengan sang ayah. Di tempat peristiwa tadi, pemuda yang disaksikan Annora menyiksa wanita gembel tersebut, mendekat ke arah wanita gembel yang duduk menikmati makanan di standfood kecil itu. Pemuda itu membungkuk hormat kepadanya, “Nyonya, sudah waktunya kita kembali.” Interupsinya. “Tunggulah sebentar, aku harus menghabiskan makanan yang dibelikan oleh menantuku ini, sayang, dia sudah membelikanku dengan cinta. Helian memang tidak salah pilih.” Jawab wanita gembel tadi.
Helian yang sedang sibuk dengan beberapa dokumen, teralihkan oleh deringan telpon dari orang yang sangat ia cintai yaitu ibunya, “Apa aku mengganggumu?” Helian hanya tersenyum tipis. Ia tidak menjawabi ibunya karena ia tahu tujuan telponan ibunya kali ini bukan untuk memintanya mengencani wanita melainkan menyampaikan kesan pertamanya bertemu dengan menantunya. “Aku menerima Annora, dia sangat baik. Memiliki hati yang dimiliki oleh nenekmu, Helian.”
“Aku tahu, Mommy, karena itulah Huan tidak boleh mengetahui keberadaannya. Dia gadis suciku, selamanya akan seperti itu, karena akulah lelaki yang pertama dan terakhir yang bercinta dengannya.”
“Kau hebat putraku, aku bangga kepadamu. Sepertinya cucuku akan segera lahir, perutnya sudah sangat besar.”
“Tentu saja, baiklah, Momm. Aku tutup dulu, aku ingin mendengar kabarnya hari ini.”
Begitulah perubahan besar pada diri Helian. Lelaki yang selalu hadir dengan sederetan berita miring, kini siapa yang menduga bahwa ia telah bertuan. Dan yang lebih mengejutkan lagi, pemilik hati dingin itu adalah seorang wanita biasa yang hadir dengan pribadi diri apa adanya. Gadis seperti itulah yang mampu menaklukan hati si raja harta.
Tak heran jika Huan tidak menyerah mencari celah kelemahan lelaki itu. Berbagai cara pun akan ditempuh lelaki itu demi mengalahkan pertempuran kekuasaan di kerajaan bisnis keluarga Andreas. “Lakukan apa saja, sebarkan terus berita miring tentang lelaki itu, agar reputasinya semakin buruk di mata publik.” Itulah cara yang terus menerus dilakukan oleh Huan.
Dan berkat berita itu, Helian kini dijuluki playboy berhati dingin. Tak jarang berita sosmed mengabarkan kedekatannya dengan beberapa wanita. Salah satunya hari ini, berita kedekatannya dengan seorang pengusaha wanita yang luar biasa. “Halo.” Sapa Annora saat tanganya lekat pada majalah bisnis yang menguak masalah skandal Helian.
“Kau sedang apa? Bagaimana harimu? Apa hasil pemeriksaanmu?” cecarnya bertubi-tubi. Suara gelak tawa renyahpun terdengar dari mulut Annora.
“Kenapa kau menyerbuku dengan setumpuk pertanyaan itu? Baiklah, akan aku jawab satu persatu, hariku sedikit terganggu, ada beberapa pemandangan tak enak di luar tadi. Dan hasil pemeriksaanku, tampaknya anak pertama kita adalah laki-laki, sepertimu.”
“Aku senang mendengarnya, apa yang kau lakukan sekarang?”
“Aku sedang membaca majalah bisnis, ada berita tentang Helian Andreas.”
“Wow, luar biasa, bisa aku mendengar apa isi beritanya dan pendapatmu tentangnya?”
“Entahlah, aku tidak terlalu repot dengan urusan orang lain, tapi jika menurutku, Helian benar-benar playboy. Lihat saja, dia selalu dekat dengan banyak wanita. Ya Tuhan aku ngeri mendengar dia menabur benih di mana-mana.”
“Apa kau yakin jika itu benar?”
“Benar atau tidaknya, hanya dia yang tahu, aku hanya menanggapi apa yang kulihat dan ku dengar.” Tepat saat Helian hendak melanjutkan perbincangannya, tiba-tiba Annora menghentikannya. Dari jaringan berbeda ada sebuah panggilan masuk lainnya. Ia pun mengakhiri percakapannya dengan Helian.
“Halo, Tante, ada apa?”
“Kamu harus pulang sekarang, keadaan ayahmu tidak baik. Dia di rawat di rumah sakit, dan perusahaan mengalami kebangkrutan.” Annora seketika mematung. Berita terakhir yang sampai ke telinganya sangat mengagetkannya. Dalam pikirannya, lelaki yang selama ini membuat kesepakatan beberapa bulan lalu, hidup dengan damai, nyatanya tidak demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Ranjang Tuan Muda
FantasíaSetelah diputusin sama sang pacar, Annora malah terjebak pada cinta semalam dengan Helian. Kisah percintaan yang aneh pun dimulai "Mendengar kau berada di apotik sekarang, aku kecewa. Lahirkan anak itu. Setelah ia lahir, baru aku akan muncul." ucap...