Malam itu langit begitu mengamuk. Kilatan petir dan suara gemuruh, bersahutan membuat malam terasa mencekam. Membuat siapa saja untuk enggan beranjak dari tempat mereka. Angin kencang yang mulai menyapu jalanan kini terlihat mengerikan.
Mengerikan, menakutkan untuk Maria keluar dari kamar tidurnya, meski hanya untuk beranjak ke ruang utama mengintip suaminya yang belum juga kembali.
Pada salah satu ruang yang tidak terlalu besar, sebuah permainan ranjang sedang berlangsung dahsyat. Desahan seorang wanita dan pria yang mulai menggila, jauh terbawa sensasi kenikmatan yang tidak bisa dijelaskan, “Bryan, cepatlah, aku takut Jhon menemukan kita.” Kata wanita itu saat Bryan begitu menggila dengan gerakan maju mundurnya.
“Kamu tenang saja, lelaki itu tidak akan datang malam ini, cuaca sangat buruk.” Apa peduli Bryan. Menggauli Yolanda adalah bentuk kemenangan baginya terhadap Jhon Andreas. Yolanda gadis tercantik yang selalu diincar kaum adam. Namun siapa menduga, wanita itu justru menyukai Jhon dan berniat mendekatinya meski ia tahu jika Jhon sudah beristri.
Bukan karena perasaan cinta melainkan harta yang akan menjaminnya kebahagiannya seumur hidup. Jhon memang tidak menyukai Yolanda, dan wanita itu mengetahui betul perasaan Jhon, karena itulah ia memanfaatkan Bryan agar bisa membuatnya hamil dan menjebak Jhon.
“Kau membutuhkan aku Yolanda, aku hanya butuh kehangatanmu, istriku Sarah Exelino, jalang itu tengah hamil jadi aku tidak puas menggaulinya.”
“Kalau demikian, kita saling menguntungkan, aku mendapatkan Jhon, kau mendaatkan kepuasan biologismu.”
Kesepakatan itulah yang membawa keduanya pada permainan ranjang yang tak berkesudahan. Bryan dan Yolanda masih saja dalam tubuh polos mereka. Sampai cuaca di luar sana perlahan mulai mereda. “Aku akan datang jika kau membutuhkanku, Yolanda.” Ucap Bryan ketika lelaki itu berpamitan pada Yolanda. Dipeganginya pipi wanita itu kemudian mendaratkan kecupan hangat di kening Yolanda.
Di tempat lain, Maria tertidur di tepi meja makan, setelah semalaman menunggu kepulangan Jhon. Lelaki yang ditunggunya ternyata malah memilih menginap di kantor, karena pekerjaanya yang tak berkesudahan. “Halo, apa kau menungguku?” tanyanya menghubungi Maria pagi itu.
“Hm, aku menunggumu, sampai aku ketiduran.” Jawab maria yang terbangun karena deringan telpon dari ruang tengah.
“Maafkan aku. Semalam aku tidak pulang karena pekerjaan kantorku yang menumpuk.”
“Tak mengapa, aku akan menunggmu saat makan siang nanti.”
“Baiklah sayang, aku tutup dulu.”
Yolanda yang bekerja sebagai staf HRD Jhon, datang pagi itu membawakan secangkir kopi. Namun siapa menduga ternyata gadis itu malah membubuhi minuman Jhon dengan obat tidur, begitu meneguk minumannya, Jhon pun langsung tidak sadarkan diri. Yolanda mengabari Bryan, seketika Bryan beraksi dengan sengaja memanggil Maria ke kantor Jhon. “Halo, Maria. Jhon berpesan padaku jika kau diminta untuk datang ke kantornya sekarang.”
“Ada apa? Bukankah dia akan pulang nanti pada jam makan siang?”
“Aku rasa tidak, karena dia bersama klien penting sekarang. Tapi dia sudah berpesan kepadaku.”
Maria terjebak dalam drama Bryan. Dengan lugu dan tanpa rasa curiga sedikitpun, wanita itu pergi begitu saja menemui Jhon. Di kantor, tepatnya di sofa dekat meja kerja Jhon, Yolanda sudah melancarkan aksinya, kini keduanya sudah tidak berbusana lagi. Yolanda masih menunggu kedatangan Maria. Wanita itu memilih duduk di dekat tubuh polos Jhon, “Uh, dasar bodoh, andai saja kau tidak kaya, aku tidak sudi bermain drama menjijikkan ini, Jhon. Tapi tampaknya hartamu sangat menggiurkanku, maafkan aku pak Jhon.” Monolognya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Ranjang Tuan Muda
FantasíaSetelah diputusin sama sang pacar, Annora malah terjebak pada cinta semalam dengan Helian. Kisah percintaan yang aneh pun dimulai "Mendengar kau berada di apotik sekarang, aku kecewa. Lahirkan anak itu. Setelah ia lahir, baru aku akan muncul." ucap...