Keluarga Andreas sebenarnya tidaklah baik-baik saja. Ada dendam terselubung dan sebuah peperangan yang masih tersisa dari masa lalu. Masa lalu antara Jhon, Yolanda, dan Bryan. Terlepas dari persaingan bisnisnya dengan Steve, Helian sebenarnya jauh lebih khawatir tentang pertikaian dalam keluarga besarnya itu.
“Ada apa kau memintaku datang, Axtar?” suara Helian yang menderu ketika memasuki ruang rahasia markas Eagle.
“Dasar bocah. Apa gadis itu terlalu menyenangkan sehingga kau lupa pada tujuan utamamu?”
“Hahaha, dia membuatku malas keluar kamar, Axtar. Baiklah apa yang ingin kau katakana?”
“Jangan kau buat kesetiaanku kepada kakek leluhurmu, sia-sia. Kau tahu bagaimana aku mengabdikan seluruh hidupku pada keluarga Andreas.”
“Ya. Aku tahu itu, dan terima kasih, kau sangat berharga bagiku.”
“Apakah gadis itu mengetahui tentang perkumpulan kita ini? Aku mendapat berita jika Jhon masih hidup dan Huan belum mengetahui hal ini.”
Hati Helian tercekat, setelah berpuluh tahun, akhirnya ia mendapat berita yang sangat diharapkan. Ya, sebenarnya, kematian Jhon sangatlah mengganjal. Di masa silam, Jhon melakukan perjalanan bisnis melalui jalur udara, dan tak berselang lama, ia dikabarkan meninggal karena seluruh penumpang pesawat yang dikendarai Jhon meninggal.
Tanpa melihat jasad Jhon, keluarga Andreas percaya begitu saja jika Jhon sudah meninggal. Namun tidak dengan Maria. Wanita itu sangat yakin jika suaminya masih hidup karena ia tidak melihat jasadnya. Pikiran ini pun lalu kemudian ia tanamkan dalam otak kecil Helian hingga sekarang.
“Untuk saat ini, tidak. Tapi aku yakin cepat atau lambat ia pun akan tahu. Axtar, dia sudah memberiku penerus seperti yang diharapkan seluruh keluarga Andreas.”
“Ya. Aku tahu, wanita yang sempurna. Tapi aku yakin Huan tidak akan berdamai dengan keadaanmu sekarang.”
“Ya. Kau benar.” Helian memetik api rokoknya, lelaki itu duduk dan mencoba mengingat bagaimana hubungan keluarganya yang rumit itu. Sungguh ironis, mereka bahkan tidak memberikan kesempatan sekecil apapun pada publik untuk mengetahuinya.
Drrrrrt Drrrrtt Drrrrrt
“Halo, Helian, apa kabarmu?” sekali lagi Helian terperanjat dengan suara yang sangat ia kenal itu. Merline, wanita yang pernah membuat skandal terselubung beberapa tahun lalu.
“Ada apa kau menghubungiku? Bukankah urusan kita sudah selesai beberapa waktu yang lalu?”
“Aku merindukanmu, dulu memang aku melakukannya karena aku membutuhkan uang, tapi tahukan kau, aku terkesan pada malam itu.”
“Jangan bermain api denganmu, aku bahkan tidak menyentuhmu seujung jari.”
“Oya? Lalu begaimana dengan kita yang berada di atas ranjang dalam keadaan tak berbusana? Aku juga merasa dirugikan Helian. Dan kau pun meminta aku melakukan itu demi membatalkan perjodohanmu. Dan sekarang kau malah menikahi wanita lain.”
Marline menutup sambungannya. Helian melepas kepulan asap rokoknya ke atas. Pikirannya terarah pada Axtar. Karena ia tidak ingin mengecewakan lelaki setia itu. Merline adalah putri tunggal Axtar. Sehingga untuk gadis itu, Helian tidak berkeberatan menghabiskan waktu bersamanya demi menjaga hubungannya dengan Axtar. Apakah Axtar mengetahuinya? Tentu saja, Helian tidak pernah menyembunyikan apapun dari lelaki itu, namun Axtar juga tidak ingin menekan Helian. Lelaki itu menyerahkan sepenuhnya urusan pribadi pada Helian.
“Apakah Merline lagi? apa maunya?”
“Tampaknya, dia sangat menginginkanku Axtar. Tapi kau tahu sendiri, aku mencintai istriku yang sekarang ini, dia sangat berharga bagiku. Satu-satunya wanita sah Nyonya Andreas.”
“Aku mengerti itu, Helian. Sudahlah meskipun ia putriku, aku tidak mentolerir jika dia berbuat jahat. Itulah aku Helian, bahkan darah dagingku, sangat haram bagiku mengakuinya jika dia bertolak belakang denganku.”
Axtar kembali pada urusan Eagle. Sementara Helian dan Zec kembali ke kediaman keluarganya. “Tuan, sebaiknya anda memberitahukan Nona tentang siapa Merline, saya yakin, wanita itu memiliki rencana untuk anda, karena anak buah kita pernah melihat dia ke kediaman Huan.” Usul Zec, sebelum tuannya keluar dari dalam mobil.
Dari kejauhan, mata Annora yang sedang bermain dengan bayinya, sudah memicing meyakinkan hatinya jika pengendara mobil mewah itu adalah suaminya, Helian.
Benar. Seulas senyum indah merekah di bibirnya, melihat lelaki hatinya keluar dari dalam mobil dan berjalan mendekatinya. Ciuman hangat mendarat sebagai ucapan selamat datangnya. Tak lupa Helian pun melayangkan kecupan hangat pada si mungil yang sudah bermain di atas pangkuan Annora. “Apa kau bersenang-senang dengan Janson, sayang?” tanyanya memindahkan Janson ke pangkuannya, “Hm. Aku akan membawakanmu teh.”
Annora hendak beranjak, namun tangan Helian menahan tubuhnya, dan menatap raut serius pada wajah tampan suaminya itu, “Duduklah sebentar, temani aku.” Menemukan hawa yang tak bias pada lelaki itu, Annora memilih menurut. Ia pun akhirnya duduk dan menemani Helian bercengkerama dengan bayi mungil mereka.
Dalam hati Helian tidak berhenti bersyukur, sudah mendapatkan apa yang diidamkan seluruh keluarga Andreas. Dan yang lebih membahagiakan lagi jika anugerah itu datang dari wanita yang kini sudah memenuhi seluruh ruang di hatinya yaitu, Annora. Satu-satunya yang menjadi alasannya hidup saat ini adalah Annora.
“Helian, ada apa denganmu? Apakah terjadi masalah?” Annora mencoba mencari jawaban keanehan sikap suaminya itu.
“Tidak. Annora, apakah kau sudah menghubungi keluargamu? Sejak aku membawamu kemari, kau sama sekali tidak menghubungi mereka. Lihatlah bagaimana perkembangan mereka.”
Annora terdiam, wajahnya tunduk dan terlihat murung. Sebenarnya ia diam-diam sudah menghubungi mereka beberapa hari yang lalu. Bryan sudah dalam tahap pemulihan, namun ada hal yang sangat menyakitkan hatinya. “Helian, maafkan aku. Sebenarnya aku sudah menghubungi mereka. Ayah sudah siuman dan sekarang sedang melakukan terapi pemulihan, tapi ….”
Helian mengintip wajah tunduk Annora, Janson masih bermain di atas pangkuannya. Salesa tak lama datang dari arah ruang lain. Melihat Tuannya sudah berada di rumah, wanita itu segera mempercepat langkahnya dan mengambil tubuh kecil Janson dari tangan Helian.
Dibawanya Janson pergi dan memberikan ruang bagi majikannya itu di beranda depan rumah. Begitu tubuh Janson tak di pangkuannya, Helian mendekatkan diri dan meraih tubuh Annora ke dalam dekapannya, “Apakah ada masalah, Annora?”
“Ayahku tidak menyukaimu, Helian. Dia bahkan melarangku kembali. Fari dan Tanteku sedang berusaha menjelaskannya.”
Helian menghela napas panjang. Leaki itu diam sejenak, sebelum melanjutkan kalimatnya, ia mengeratkan pelukannya, “Annora, sebenarnya, keluarga Andreas dan ayahmu, memiliki dendam lama. Aku sendiri masih menyelidikinya. Mungkin Mommy jika mengetahui kau adalah putri Bryan, dia tidak akan menerimamu. Aku juga belum memberitahu Mommy jika kau putri Bryan Exelino.”
“Apa? Apakah nanti, Mommy akan berubah kepadaku jika dia tahu aku adalah putri keluarga Exelino?”
“Tenanglah, aku akan memberitahunya di saat yang tepat. Aku sekarang sedang mencari kunci permasalahn ini, Annora. Jadi aku perlu waktu. Bisakah kau bersabar dan tetap di sampingku selama itu?”
“Hm, aku sudah mempercayakan hidupku kepadamu, Helian. Jadi aku sudah memutuskan untuk tetap di sampingmu apapun yang terjadi.”
“Terima kasih wanitaku, jadi aku memilih teman ranjang yang tepat sekarang?”
“Kau ini ….”Annora menggoda suaminya dan terdengar gelak dari keduanya. Maria yang sejak tadiberdiri di salh satu sudut ruang, berubah muram. Sebuah kebenaran tertangkap di telinganya. Ia tidak menduga, jika wanita yang sudah menjadi cahaya dalam keluarganya itu dan berhasil memberi kehidupan berbeda pada putranya itu ternyata putri dari musuh keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Ranjang Tuan Muda
FantasySetelah diputusin sama sang pacar, Annora malah terjebak pada cinta semalam dengan Helian. Kisah percintaan yang aneh pun dimulai "Mendengar kau berada di apotik sekarang, aku kecewa. Lahirkan anak itu. Setelah ia lahir, baru aku akan muncul." ucap...