Berita pernikahan dan hubungan Annora dengan Helian, pemilik Atlantis sampai ke telinga Ernest. Darah dan harga diri Ernest sebagai salah satu pemilik emperior perusahaan raksasa, hancur. Ernest, putra Steve, lelaki yang pernah menjalin hubungan dengan Annora beberapa tahun lalu terkejut mendengar kehidupan mantannya menjadi lebih baik setelah diputuskan.
Huan malam itu dangan dengan sengaja untuk membuat konspirasi bersamanya, “Apa yang kau inginkan dariku?” tanyanya, “Urusanku dengan jalang itu sudah selesai, jadi aku tidak mau mengusiknya lagi.” Lanjutnya.
“Itulah maksudku. Kau sungguh tak berguna, meskipun dia jalang, tapi dia sangat berharga di mata seorang Helian. Sementara kau … malah mendapatkan wanita yang benar-benar jalang, Helena? Cihh, dia bahkan sekarang sudah menjadi wanita penghibur di Club malamku.” Huan berusaha memprovokasi Ernest.
Berhasil, Ernest terpancing. Kalimat yang diucapkan Huan terdengar masuk akal, dan membuat harga dirinya terinjak-injak. “Jika kau tidak percaya, ketika bertemu nanti, Annora pasti akan mengacuhkanmu, aku yakin itu. Karena dia sudah sangat hebat di balik cinta seorang lelaki hebat. Dan keluarga rival ayahnmu. Kau dan dia bisa dikatakan setara, sekarang.”
Merasa berhasil memanasi hati Ernest, Huan meninggalkan kediaman lelaki itu. di tempat lain. Matahari begitu menyengat, Annora dan Helian sengaja menghabiskan waktu berkualitas mereka bersama sang buah hati. Berbelanja di supermarket adalah pilihan mereka.
Dengan Janson dalam gendongan Helian yang dikaitkan pada Bagbaby lucunya, keduanya menjejal deretan makanan dan buah-buahan. Tentu menjadi pemandangan menyenangkan, melihat sebuah keluarga kecil berbelanja bersama-sama. Apalagi yang berbelanja adalah seseorang nomor satu itu. “Ernest?” lirih Annora ketika berpapasan dengan seorang laki-laki yang sudah memegang kaleng minuman di hadapannya.
“Aku pernah mendengar nama itu, sayang.” Celetuk Helian, yang sudah disapa rasa cemburu. Mengetahui istri bertemu dengan mantannya. Mantan yang membuat mereka bertemu di atas ranjang hingga sekarang.
“Sayang, dialah Ernest, mantanku, dulu.” Annora kembali pada Helian. Gadis itu segera mengalunkan tangannya pada lengan Helian yang memegang Troli belanja dengan Janson di dadanya, “Hai, Ernest, apa kabarmu? Ini suami dan anakku. Apakah kau sudah menikah? Bagaimana hubunganmu dengan Helena?”
“Helena dan aku sudah putus. Sejak beberapa tahun lalu dia bangkrut dan sekarang menjadi pelacur di Club malam Huan.”
Ingin mendengar lebih jauh lagi, Helian mengajak Ernest dan Annora untuk menikmati beberapa makanan kecil di standfood. Sementara Janson sudah berpindah ke tangan Salesa.
“Seperti apa hubungan kalian dulu?” tanya Helian yang tak melepas genggamannya pada tangan Annora.
“Istrimu membosankan Tuan Helian, karena itulah aku memutuskannya.”
“Benarkah?” lirih Helian mendelik ke arah Annora yang tersenyum, karena dalam ingatannya, wanita itu bahkan semakin menggairahkan meski sudah memberinya seorang anak.
“Tapi dari pandanganku Tuan Ernest,dia sangat hebat, karena ketika akan bersamaku, wanita ini sudah berhasil menjalani ujianku. Dan sejak itu aku tahu jika dia memang berbeda, dan aku bahkan sangat membenci lelaki yang pernah menyakitinya dulu. Tapi aku berterima kasih kepadamu Tuan Ernest, berkat kau, aku dan gadis suci ini bertemu. Setidaknya aku menang telak darimu Tuan, aku mendapatkan keperawanannya dan kini cintanya.” Kalimat terakhir Helian cukup ampuh membuat Ernest terprovokasi.
Tangannya mengepal, meski wajahnya menyungging senyum ramah. Hatinya merutuki terus kenapa ia dulu melepaskan Annora. Dan kini demi ambisi dan harga dirinya ia berniat merebut Annora dari tangan lelaki itu.
Waktu berjalan sangat cepat. Lihat saja bagaimana Janson tumbuh dengan sangat baik. Hari ini entah apa yang menyerang Annora, setelah Helian tidak mengistirahatkannya selama dua hari, kini tubuh gadis itu terasa nyeri dan tak nyaman. “Sayang kau kenapa?” tanyanya pagi itu ketika selesai membersihkan diri.
“Entahlah, badanku terasa meriang, Helian. Apakah ini karena aku keseringan mandi, ya?”
“Ya Tuhan, sayang, kenapa kau berpikir begitu?”
“Helian, kau bahkan tidak memberiku kesempatan melihat si kecil, kau mengurungku di kamar dan hanya meminta pelayan membawakan makanan kepadaku, jelas saja aku hanya mandi, makan dan melayanimu lagi. Ya Tuhan, apakah kau tidak takut kehabisan air tajinmu?”
“Hm, hehheh, ini semua salahmu, karena kau membuatku kecanduan.”
Helian hanya tersenyum geli melihat istrinya yang sedang diserang demam itu. Tak ingin mengganggu istrinya, Helian memilih membiarkannya saja di atas tempat tidur sementara dia harus kembali bekerja. Sebuah kecupan hangat mendarat di ujung kepala Annora, “Istirahatlah, aku ke kantor dulu.”
“Hm.” Jawab Annora yang semakin menguatkan selimutnya. Helian berjalan keluar, meninggalkan kamar Annora. Sebelum berankat kerja, ia meminta Javier untuk menyiapkan obat di ruangan Annora. Siang itu Annora tidak menemukan tubuh Maria.
Ada yang aneh dari wanita itu. sejak beberapa hari, Annorra tidak pernah bercengkerama dengannya. Di tambah Helian yang membuatnya kewalahan dengan permintaan lelaki itu. Annora cukup disibukkan oleh kerewelan Helian dan Janson.
Sebuah panggilan menderu dari ponsel Annora, “Halo, Ernest, ada apa kau menelponku?”
“Annora, maafkan aku, bisakah kau datang ke rumahku, aku butuh bantuanmu, kumohon.”
“Kau kenapa Ernest?”
“Nanti aku beritahu.” Annora cukup terkejut dengan permintaan Ernest. Ada nada aneh dan keragu-raguan dalam suara Ernest. Namun ia juga tidak mau mengabaikan permintaannya yang sederhana itu ‘apa salahnya menolong sesama, sekalipun dia adalah mantan’ pikirnya. Siang itu Annora memutuskan untuk ke tempat Ernest.
Di tempat lain ada Helian yang sedang dibungkus kemarahan. Beberapa barang yang dikirim ke konsumennya disita kepolisian. Dan anak buahnya tewas di tempat, “Bos. Kami tidak tahu siapa yang menyerang kami.” Laporan salah satu anak buahnya.
Zec segera menghampiri dan memberikan laporan, “Tuan, anak buah Steve berhasil menyita barang kita, dengan menyuap petugas polisi.”
“Sial! Steve. Apakah ini ada hubungannya dengan Huan? Cari tahu.” Perintahnya. Tak berselang sebuah pesan media datang di layar ponsel Helian.
Mata lelaki itu melebar sempurna, melihat sebuah foto antara Annora dan Ernest yang sedang berpose mesra dalam keadaan setengah polos. Seketika pikiran Helian menjadi kacau dan tidak bisa mencerna dengan jelas apa yang tiba di hadapannya itu.
Ia membuang poselnya. Zec yang berdiri sejak tadi terkejut melihat Tuannya mengamuk.
“Tuan, sebaiknya Tuan tenang, berpikirlah dengan jernih, Nona tidak mungkin melakukan hal itu. dia ….”
“Dijebak.” Sergah Helian. Zec yang sudah memegangi ponsel bergambar nonanya itu. “Tuan, sebaiknya anda menelpon Nona, tanyakan kemana saja dia hari ini.”
Helian terdiam, ia mencoba menuruti perkataan Zec, lelaki itu pun memencet nomor Annora, “ Sayang, kemana saja kamu hari ini?”
“Helian, aku baru kembali dari tempat Ernest, dia memintaku datang karena ada sesuatu, tapi di tengah perjalanan aku merasa pusing dan pingsan, Merline membantuku kembali.”
“Merline?” Helian dan Zec saling melempar tatapan, ada keganjalan yang tersirat dalam kondisi aneeh itu, “Zec, apa kau berpikir hal yang sama denganku?” Zec mengangguk pasti. Tak berselang lama kedua lelaki itu kembali pada titik fokus masalah, “Kita akan mengikuti alur cerita mereka.” ucap Helian, “Annora, maafkan aku sayang, kali ini kau harus menjadi korbannya lagi.” Zec segera menghubungi Mega dan beberapa anggota geng Eagle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Ranjang Tuan Muda
FantasiSetelah diputusin sama sang pacar, Annora malah terjebak pada cinta semalam dengan Helian. Kisah percintaan yang aneh pun dimulai "Mendengar kau berada di apotik sekarang, aku kecewa. Lahirkan anak itu. Setelah ia lahir, baru aku akan muncul." ucap...