PERPISAHAN HELIAN DAN ANNORA

1.8K 136 0
                                    

Tidak sanggup melihat hubungan anak dan ibunya hancur, Annora memutuskan untuk meninggalkan kediaman keluarga Andreas. Maria dan Merline terlihat menatap sinis pada gadis itu. janson sudah dibawa Annora dalam gendongannya. Sembari menggiring tas kopernya, Salesa datang mendekat, “Nona, saya ikut Nona.” Pinta gadis polos itu.

“Tidak. Kau tidak boleh ikut dia Salesa, biarkan dia membawa turunan busuknya itu. keluaega Andreas tidak pantas untuk perempuan hina seperti dia.” Maria semakin tidak mengontrol ucapannya. Berbagai kalimat sarkas dilontarkan wanita itu kepada Annora.

“Nyonya benar, Salesa. Kau jangan ikut, ini kesalahanku, biarkan aku yang menanggungnya. Aku pasti bisa menjaga Janson.”

“Tidak Nona, saya sudah terlanjur menyayangi Tuan Muda kecil. Saya mohon, Nona, izinkan saya ikut dengan anda.” Gadis itu terus memelas, ia tidak mau melepaskan lengan Annora demi mendapat persetujuannya.

“Ikutlah dengannya, Salesa. Jaga putraku.” Suara bariton Helian dari arah lorong kamar. Semua mata kini beralih kepadanya. Maria segera menyergah, melontarkan ketidak setujuannya akan keputusan Helian, “Putraku! Dia itu jalang, lacur. Dia tidak pantas diberi kenyamanan, pakai apa dia mengupah Salesa? Uang haramnya itu?”

“Momm, bagaimana pun juga Janson adalah anakku, jika dia tidak bisa mengurus anakku, setidaknya, ada dari keluarga Andreas yang akan mendidiknya. Sudahlah, jangan berdebat lagi, aku pusing. Salesa pergilah, jaga Janson untukku.”

“Baik, Tuan Muda.” Jawab gadis polos itu dengan mata yang berbinar-binar. Seperti mendapat sebuah kejutan dari langit, Salesa segera beranjak mempersiapkan diri dan kembali pada Annora. Zec datang membungkuk hormat, lelaki itu pun akhirnya membawa Annora dan Salesa untuk meninggalkan kediaman keluarga Andreas.

Helian kembali ke kamarnya. Lelaki itu duduk pada bangku dan membungkuk menopang wajahnya. Dia sedang berpikir keras. Berpikir bagaimana caranya agar pergerakannya kali ini bisa mulus tanpa sepengetahuan Huan dan sekutunya.

Merline beringsut masuk, niat hati ingin menggoda Helian dengan berpura-pua bersimpati kepada lelaki itu atas apa yang menimpanya.

Helian terperanjat, saat pundaknya merasakan sebuah sentuhan dari samping. Ia pun segera mengangkat wajahnya dan melirik siapa yang menyentuhnya itu, “Apa kau baik-baik saja, Helian?” tanya Merline.

“Maafkan aku, Merline. Karena masalah dalam keluargaku aku lupa menyapamu. Apa kabarmu? Kau semakin cantik saja.”

Helian dan Merline saling memberi pelukan salam. Sepersekian detik berikutnya, lelaki itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar. Akan tetapi langkahnya terhenti ketika suara Merline menghentikannya, “Apa kau akan pergi menemui ayahku?”

“Apa lagi? kini hatiku sedang hancur, Merline, aku butuh teman untuk berbicara. Ayahku telah tiada, semua bisnisku di serang oleh seseorang, apa lagi? yang bisa aku lakukan? Aku hancur, Merline. Benar-benar hancur.” Dustanya.

“Aku bisa membantumu menemukan ayahmu. Perlu kau tahu, uncle Jhon belumlah meninggal. Dan di bersembunyi di suatu tempat. Huan juga tidak mengetahuinya, hanya aku yang tahu.”

“Kenapa kau tidak memberitahukan ayahmu?”

“Aku tidak percaya padanya. Sejak dia menolak hubungan kita, aku membencinya.” Marline berjalan mendekat. Kedua tangan wanita itu sudah mengalung di leher Helian. Bahkan kini ia sudah mendekatkan paha kakinya pada tubuh Helian. Wanita itu mencoba menggoda Helian agar lelaki itu terpikat olehnya. Helian tentu tidak bodoh, setumpuk ide licik sudah ia persiapkan untuk melawan wanita licik seperti Merline, “Ehem, Merline, apakah kau mau minum? Aku merasa tenggorokanku kering.” Helian mengalihkan pembicaraanya.

Teman Ranjang Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang