"Lah dia nangis?" Gumam Rey
"Assalamualaikum ukhti sampeyan knpa??" Ucap Rey tiba tiba
"Wa'alaikumsalam gpp akhi" ucap Aqila terkejut karna tiba tiba ada Rey di sampingnya
"Cerita aja lah ukh, gpp in syaa allah saya bakalan dengerin cerita ukhti" ucap Rey dengan lembut
"Cerita aja ukh jngn nangis nanti di kira saya lagi yang bikin ukhti nangis"
"Hiks" tangis Aqila
"Udh gpp cerita aja"
"E-emang yah saya salah berharap sesuatu sama orang?" Ucap Aqila yang msh dengan sesegukannya
"Boleh, tapi jangan berharap berlebh kepada seseorang, berharap lebih lah kepada Allah dan kamu tak akan pernah merasakan sakit hati dan kecewa" Ucap Rey dengan lembutnya menberi tahu kepada Aqila.
"I-iya sih"
"Kenapa emng? Ukhti berharap sama seseorang?"
"Ya allah ternyata dia sudah menyukai seseorang" ucap Rey dalam hati
"Iya, tapi ternyata dia udah nikah akhi, padahal dia sudah buat janji pada saya akhi bahwa dia akan datangi abah jika saya pulang"
"Sabar ukhti mungkin dia bukan jodoh nya ukhti, dan mungkin allah sudah menyiapkan seseorang yang memang lebih baik dari pada dia ukh, jadi ukhti jangan nangis dan sudah lah ukh lupain dia" ucap Rey dengan tegas.
"I-iya terima kasih sudah kasih masukan sama saya akhi"
"Iya sama sama, oya mohon maaf ukhti kalau boleh tau nama ukhti siapa? Karna sudah seminggu lebih ini saya tak pernah tau nama ukhti, masa ukhti tau namanya saya, dan saya nggk tau nama ukhti"
"Eh iya tapi saya mohon setelah akhi tau nama saya, akhi ttp jadi teman saya" ucap Aqila takut karana seminggu lebih ini dia selalu mendapatkan kata kata mutia dari Rey itu.
"In syaa allah ukh"
"Nama saya Aqila Azzahra Nurmusiri Zain Muttaqin, panggil aja Aqila atau Qila"
"Ya allah afwan Ning saya nggk tau kalo ukhti itu putri ke 3 nya abah yai yai" ucap Rey yang masih tertunduk seperti sebelumnya
"Tuh kan saya sudah ngomong tadi, dan saya nggk mau di spesialkan sama orang Rey, karna saya ini anak nya abah yai, saya pengen orng itu manggil saya biasa aja, dan nggk berlebihan"
"I-iya Ning kan kami harus menghormati guru kami dan anak anak nya guru kami termasuk ning"
"Plis deh Rey, ini sudah saya yang nggk mau ngasih tau nama saya sama kamu, pasti kamu bakal kaya yang lain!"
"T-tapi Ning"
"Ini saya yang nyuruh Rey, kalo sampeyan memang menghormati"
"T-tap...." Belum selesai Rey menyelesaikan ucapannya Aqila pun memotong nya
"Terserah sampeyan, kalau memang sampeyan masih mau manggil saya dengan sebutan ning saya pergi dan saya nggk akan pernah mau ketemu sampeyan lagi dan saya nggk akan pernah pulang ke pusat lgi, kalau sampeyan manggil saya dengan nama saya bakal tetap di sini, dan nggk akan pergi dari pusat" tegas Aqila
"B-baik saya panggil ukhti dengan nama ukhti,tpi saya nggk akan manggil ukhti dengan nama ning Aqila"
"Terserah sampeyan Rey yang penting sampeyan nggk manggil saya Ning"
"B-baik ijin manggil ukhti dengan panggilan Rara"
"Silahkan, dan ingat panggil saya Rara bukan Ning!" Ucap Qila dengan tegas "Saya pamit Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
" Ya Allah kenapa aku tak nggk tau kalau beliau itu ning Aqila" gumam Rey setelah di tinggal oleh Aqila pergi dan Rey pun pergi menginggalkan gubuk itu.
"Dia anak abah yai" gumam Rey yang masih memikirkan ning Aqila
"Woyyy" tiba tiba ada seseorang yang mengagetkan Rey
"Salam Sur bukan way woy way woy"
"Hehehehe iya, assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Rey kau kenapa? Kok kaya banyak beban berat aja gitu"
"I-iya Sur"
"Mending duduk dulu deh di sana" ucap Surya sembari menunjuk kursi yang berada di taman, dan Rey pun mengikuti arahan Surya "dah cerita kanapa?"
"Iya Sur kamu bener, ukhti cantik yang ku bilang santri baru itu ning Aqila"
"Apaa...... Tuh kan bener yang aku bilang,kamu sih nggk percayaan"
"Em... Sur tpi dia nggk mau ku panggil Ning dia mau aku panggil nama nya dia tanpa embel embel Ning, tapi aku ragu Sur"
"Nggk usah ragu lah Rey, nggk ada lagi tuh seorang Ning di pondok pngn di panggil nama aja dari pada di panggil Ning"
"Iya sih"
DI SISI LAIN
setelah bertemu dengan Rey tdi Aqila terus berfikir dan mengingat ingat apa yang dia dapat tadi, "nggk ush lah nangis nangis dan sedih mungkin dia bukan jodoh mu, dan mungkin Allah sudah menyiapkan seseorang yang lebih baik dari pada dia" dan dia pun tak menangis lagi walaupun sakit.
"Assalamualaikum" ucap Aqila di depan pintu dan langsung memasuki rumah tersebut karena memang tidak di tutup
"Wa'alaikumsalam, ehh nuk sudah pulang?" Ucap seseorang dari arah dalam
"Iya mas Ilham nuk sudah pulang"
"Gimana sama Agam?"
"A-anu mas, kak Agam ternyata sudah nikah kak sama ade tingkat dia beberapa bulan lalu" ucap Aqila dengan masih sedih. Dan Ilham pun langsung memeluk adiknya itu dengan memberi kekuatan kepada adiknya itu.
"Ya Allah yang sabar ya sayang, mungkin dia bukan jodoh nya nuk, dan mungkin Allah ngasih yang terbaik sama enuk suatu saat nanti"
"Iya mas hiks"
"Udah ah masa sayang nya mas Ilham nangis gara gara cowok" ucap mas Ilham dengan meledek
"Iss mas Ilham mah"
"Udah lah ah mas mas males nah adek" Aqila pun pergi meninggalkan mas Ilham menuju ke kamarnya.
HALO GAIS HARI INI AUTHOR UP 2 PART.... SEMOGA SENENG YAH KALIANNYA
OYA JANGAN LUPA FOLLOW IG NYA AUTHOR ROSZAINMUTTAQIN__ ☺️☺️