2. Pendatang

7.7K 55 16
                                    

Semoga kalian suka!
Jangan lupa beri vote dan komen ya guys🤗
Kritik dan saran kalian sangat aku butuhkan.
Happy reading!

°°°°

Menatap matahari terbenam dari rooftop memanglah sangat indah. Ditambah menikmati angin sore yang membuat rambutnya berkibar seperti bendera ditiang yang tertiup angin kencang.

"Cewek kok gak punya malu! "

"Bitch! "

"Jalang! "

"Mimpi apa,,, gue kenal sama cewek gila ini! "

Bayangan-bayangan hinaan dari orang lain kian menghantui pikirannya. Lagi-lagi ia lupa cara untuk menangis. Menghembuskan nafas panjang melihat mahasiswa-mahasiswi yang berkeliaran diarea kampus.

Ada yang sedang bergurau dengan temannya, ada yang berkumpul mengerjakan tugas, ada yang sedang makan maupun minum sambil bergurau. Itu semua membuatnya mempunyai rasa iri terhadap temannya. Apalah dayanya jika semua orang menganggapnya ubnormal.

"Gue, juga pengen kayak kalian! Ngobrol bareng, ngopi bareng, ngerjain tugas bareng, apa-apa selalu bersama. Kapan gue bisa ngerasain semua itu? " gumamnya dalam hati mengepalkan kedua tangannya menahan semua beban yang dideritanya.

Perlahan ia memanjat pagar pembatas dengan perasaan gugup juga takut. Sekejap ia melihat foto keluarganya di handphone yang di genggamannya.

Kedua kaki sudah berada diatas pagar sudah siap untuk melompat. Ya. Disha memutuskan untuk lompat dari rooftop kampus karena dirasanya ia sudah tidak bisa melewati ujian hidup yang menimpanya.

"Maafin Disha yang gak bisa nerusin semua ini! " lirihnya sebelum melompat dari ketinggian tersebut.

Saat hendak melompat, ada yang menarik tasnya dari belakang sehingga ia jatuh namun tidak di lantai bawah, ia terjatuh di rooftop yang menjadi saksi bisu jika ia hendak melakukan bunuh diri. Nafas yang ngos-ngosan sulit ia atur saking terkejutnya ada yang menariknya dari belakang.

"Bukan gini cara lo nyelesaiin masalah! " ujar lelaki yang menarik tasnya tadi.

"Lo, gak tau masalah gue apa?! " teriak Disha frustasi.

" Gue capek sama semuanya! Gue capek dengerin cibiran orang, gue capek 'tiap hari harus di judge sama orang, gue pengen punya banyak teman seperti orang lain! " lanjutnya menundukkan kepalanya dalam.

"Seberat apapun masalah lo, pasti ada jalan untuk nyelesaiinnya! Ayo pulang, gue antar! "

Tangan yang sedari tadi gemetarpun ditarik oleh lelaki yang menolongnya tadi. Mengikuti langkah lelaki tersebut? Tidak. Ia menghempaskan tangan yang berusaha mengajaknya pergi dari rooftop kampus.

"Si- siapa lo? Gue, gak pernah lihat lo sebelumnya, "

Ya, selama ini Disha belum pernah melihat lelaki yang ada dihadapannya tersebut. Hal itu yang membuat dirinya bertanya-tanya siapa dan apa tujuan lelaki tersebut menolongnya. Ahh bukan menolong, lebih tepatnya mencegahnya untuk bunuh diri.

"Enzy," Jawab lelaki tersebut kembali menarik tangan Disha agar ikut dengannya. Disha yang lemah pun hanya bisa pasrah mengikuti langkah lelaki yang bernama Enzy tersebut.

Sesampainya dikoridor kampus, banyak sepasang mata yang melihatnya entah dengan tatapan suka maupun benci. Yang jelas mereka banyak yang bergunjing tentang dirinya dan lelaki yang kini berjalan didepannya.

"Enzy! " Panggil seseorang yang membuat langkah mereka terhenti seketika dan berbalik arah. Perempuan yang tadi sempat bercekcok mulut dengannya itu yang memanggil lelaki tersebut.

EksibisionismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang