9. Speechless

1.1K 26 0
                                    


Disha terus berkeliling mengelilingi Indomart yang luasnya lumayan luas bak lapangan sepak bola. Lagi-lagi Enzy seperti bodyguard mendorong troli yang sedari tadi masih kosong.

Sedari tadi Disha hanya membolak-balikkan camilan lalu menaruhnya kembali tanpa memasukkannya ke troli. Enzy yang melihat itu menggelengkan kepalanya berkali kali. Begitulah wanita, sering berubah-ubah fikiran.

" Lo sebenarnya cari camilan yang mana sih? Dari tadi bolak-balik mulu! " sungut Enzy kesal.

" Cari camilan, lah! " sahut Disha ngegas.

[ Hati-hati juga kalo milih makanan! Pilih yang tidak ada udangnya! Di camilan-camilan kan ada 'tu komposisinya, kalau lo punya mata, ya harus lo baca ada kandungan udangnya atau tidak, ] ujar Aira yang sedari tadi dibalas anggukan oleh Disha.

['Udah, itu doang? ]

[Ya, sebenarnya masih banyak sih, tapi yah hindari makanan yang mengandung udang saja bisa kok, ]

Disha menggebrak meja kala teringat sesuatu. " Bisa disembuhin nggak? "

Aira sendiri tidak terkejut dengan tingkah temannya yang aneh dan ngeselin itu.

[ Kembali ke awal Ayudisha Clarissa Ghea! Semua itu tergantung kekebalan tubuhnya. Kalau dia suka makan udang tapi kekebalan tubuhnya tidak cocok dengan udang, ya mau nggak mau dia nggak boleh makan udang demi kesehatan tubuhnya! Faham? ] kesal Aira yang sedari tadi Disha tidak faham dengan penjelasannya.

Tawa Disha kian pecah mendengar omelan dari teman bergelar dokter dihadapannya tersebut. Ia tak habis pikir dengan Aira yang selalu mau menjelaskan secara detail walaupun ia tidak faham sama sekali.

Benar-benar bodoh dalam hal ini Disha. Beruntungnya ia memilih fakultas sejarah bukan dokter seperti yang diminta sang ayah dulu.

" Gue itu milih yang nggak ada kandungan udangnya, biar lo bisa ikut makan! Kan enak makan sama-sama sambil nonton, " ucapnya yang masih sibuk memilih-milih camilan yang hendak ia beli.

" Hmm,,, sejak kapan lo peduli sama, gue? " tanya Enzy menyenggol bahu Disha berkali-kali.

" Sejak lo sekarat tadi pagi! "

" Anjir! Cuma bengkak ajh dibilang sekarat. " sahut Enzy kesal.

Enzy melihat sekilas handphone yang ada disakunya, " Gue kesana dulu ya, mau angkat telfon. Lo pilih 'aja dulu camilannya! " ucap Enzy berpamitan.

Tanpa Disha jawab lelaki tersebut sudah meninggalkan troli yang sudah hampir dipenuhi dengan beberapa camilan yang cocok dibuat camilan saat sedang menonton film. Makanan ringan yang selalu menemaninya saat sedang dilanda amarah ataupun kekecewaan.

" Tumben banget angkat telfon dibelakang, biasanya juga langsung didepan gue, " gumam Disha mengedikkan bahu acuh melanjutkan aktivitasnya.

Kali ini harus ia yang mendorong troli belanjaannya karena Enzy meninggalkannya dibelakang Disha. Alhasil mau tidak mau Disha harus mendorong troli tersebut sendirian. Beruntungnya yang ia beli makanan ringan bukan sesuatu yang berat sehingga dapat menguras energinya.

" Beli apa, hmm? "

Disha tersentak kaget mendengar suara Aira -temannya- yang berada di balik rak camilan di Indomart sana.

" Sama siapa lo kesini? Tumben, beli apaan lo? " tanyanya bertubi-tubi melihat keberadaan temannya di Indomart. Setahunya Aira tidak menyukai camilan ciki-ciki untuk konsumsinya. Menurutnya Aira sangat menjaga pola makan serta kesehatan tubuhnya.

EksibisionismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang