15. Time with Aira

674 11 3
                                    



Mentari pagi berhasil masuk ke dalam ruangan yang bernuansa putih salju melalui celah- celah jendela dan juga tirai jendela yang dibuka menampakkan keindahan taman belakang rumah.

Disha menetralkan cahaya yang masuk begitu saja ke matanya sebelum beranjak dari tempat tidur yang ditidurinya dengan Aira semalam.

Melihat pantulan diri dari cermin yang berdiri tegak menempel pada dinding di ruangan tersebut. Pakaian asing yang tak pernah ia pakai karena pakaian tersebut bukan miliknya.

Ya, Disha kali ini meminjam pakaian Aira untuk mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih nyaman daripada pakaian kemarin.

" Ada kelas nggak? Ngemall yuk! Mumpung gue ambil cuti sehari! " ajak Aira yang tiba-tiba menampakkan batang hidungnya di pantulan cermin itu.

" Sekalipun ada kelas pasti gue yang ngalah! " jawab Disha memancungkan bibirnya tidak ke belakang.

" Orang sibuk! " sahut Aira merangkul kepala Disha mengajaknya keluar kamar untuk sarapan bersama keluarga.

" Sok sibuk iya! "

" Anjir lo! "

°°°°



" Pagi om, tante! " sapanya kepada kedua orang tua Aira.

" Pagi. Tidur semalam nyenyak nggak? " tanya Ita, ibunya Aira.

" Sahabatmu kalau tidur suka pencak silat soalnya, nak! " sahut Edo, ayah Aira.

" Disha juga pintar silat kok om, malah lebih jago daripada Aira! " sahut Disha.

" Hehe nyenyak banget dong om, tan, kan semalam Disha ajakin Aira adu silat! Jadinya ya kita saling pencak! Ya kan, Ra! " lanjutnya menanggapi lelucon antara keluarga Aira yang sudah dianggapnya keluarga sendiri. Bahkan suasana dirumahnya tak seramai dan senyaman keluarga ini.

Hal ini yang sangat ia sukai saat berada di rumah tersebut.

" Iya dong! Anak kalian ini kan jago silat semua! " sahut Aira yang juga tak merasa marah dengan perkataan irang tuanya mengenai tingkah tidurnya.

Seketika seisi rumah tertawa ringan sebelum akhirnya memakan sarapan yang sudah tersaji rapi di atas meja. Suasana saat sarapan pun tidak pernah hening sedetikpun.

Ada aja topik yang mereka bahas saat berada di meja makan. Entah itu candaan semata atau sesi tanya jawab bak kajian - kajian anak muda.

°°°°

Disha berjalan menyusuri koridor kampusnya yang bisa di bilang banyak mahasiswa berlalu lalang walaupun hari ini ia tidak mempunyai kelas. Langkahnya tertuju pada ruangan milik direktur kampus yang dirasa menunggu keputusannya.

Tak lupa ia selalu mengetuk pintu sebelum memasuki ruangan orang lain terlebih kepada orang yang lebih tua.

" Ohh maaf saya mengganggu ya pak? Nanti saya akan kembali lagi! " ucapnya kala melihat ada Lita yang tengah duduk di kursi tamu.

EksibisionismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang