Duduk manis layaknya manekin yang di buuat sangat anggun, kini Disha melakukan hal yang sama seperti manekin tersebut.Ya, lagi - lagi ia dibuat menunggu karena temannya yang super duper sibuk. Wajar saja Aira sibuk, berprofesi sebagai dokter adalah profesi yang sangat dibutuhkan dalam keadaan darurat.
Pasien yang tidak selalu menentu, membuat Disha harus sabar saat waktu mereka berdua terhalang oleh pasien yang lebih membutuhkan kehadiran temannya sebagai penyelamat.
Sambil menunggu kehadiran temannya, Disha berinisiatif menelfon Enzy yang sedang melakukan apa saat berada di rumah sendirian. Tak butuh waktu lama untuknya menunggu jawaban dari lelaki tersebut, seperti biasanya layaknya sebagai bodyguard yang meluangkan semua waktunya demi princess yang harus dijaganya.
[ Dimana? Kok belum pulang? Padahal kelas sudah selesai! ] tanya Enzy di sebrang sana.
Disha mengulum bibirnya sedikit ke atas mendengar suara Enzy yang terdengar mengkhawatirkannya. Kapan lagi ia bisa mendapatkan kekhawatiran dari orang lain setelah ia mengidap penyakit eksibisionis ini.
" Gue ke rumah sakit bentar, " jawabnya santai.
[ Kok nggak ngajakin gue? Hari ini kan bukan jadwal lo kontrol! ] lagi - lagi Enzy tidak terima dengan balasan Disha.
" Nggak ada yang kontrol, gue kesini datengin Aira bukan kontrol! Tunggu gue di rumah ya, ya,,, mungkin 2 jam lagi gue nyampe! "
[ Emm hati - hati! ] pesan lelaki tersebut sebelum Disha memutuskan sambungan telfonnya.
Bersamaan dengan kedatangan Aira ia menyimpan kembali gawainya ke dalam tas nya.
" Lancar? " tanyanya berbasa - basi sebelum memulai ceritanya.
Dengan anggukan cepat Aira berkata " Always lancar dong, dokter profesional! " ucapnya sambil menepuk - nepuk pelan dadanya berulang kali. Disha seketika memperagakan ekspresi orang yang akan muntah sebelum mereka tertawa bersama.
" Nggak usah basa - basi gue sudah tau tujuan lo kesini apaan! Cepat cerita, takut ada pasien lagi! " tuturnya yang membuat Disha bersiap - siap dengan menarik nafas yang panjangnya bak rel kereta api.
" Gue di suruh dampingin adkel KKN sama direktur kampus, "
" Terus? "
Bukan menjawab dengan kata - kata, Disha mengendikkan bahu pertanda ia sendiri tidak tau dengan maksud pembicaraannya.
" Jangan bilang lo nolak permintaan itu?! Fiks, lo bodoh kalau lo lakuin itu! " tungkas Aira dengan tatapan tajamnya.
" Terus gue harus gimana? Nggak mungkin gue ninggalin Enzy sendirian disini! Kondisi gue juga nggak seperti orang lain pada umumnya, Ra! Lo tau kan penyakit gue itu bukan main?! Harusnya lo faham dong sama yang gue rasain sekarang! " sahut Disha dengan sedikit rasa kesal.
" Iya kalau ini program biasa lo bisa nolak Sha, ini itu program penting lho, nggak semua orang bisa ada di posisi lo! Lo mikirin Enzy yang bakalan lo tinggalin sendiri? Kenapa? Ada apa dengan dia? Dia bisa hidup tanpa lo! Bahkan kalian sebelumnya nggak kenal sama sekali, kan? Nggak ada alasan untuk lo nggak bisa jauh darinya kecuali kalian dari kecil bersama! Lo ngira, lo nggak bisa hidup tanpa dia? Lo kontrol sekarang, lo tanya perkembangan penyakit lo! Lo sendiri yang bilang ke gue kalau lo sudah bisa melawan penyakit lo sendiri tanpa bantuan Enzy, sekarang apa? Nggak habis fikir sih gue sama jalan otak, lo! " sergap Aira yang membuat Disha bungkam seketika kehabisan kata - kata untuk menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eksibisionisme
Random•Cerita ini semi dewasa, harap bijak dalam membaca ya:))) " ANJING! BANGSAT! BAJINGAN LO BANGKE!" Disha yang mempunyai kesepakatan rela harus tinggal bersama lelaki yang tidak dikenalinya demi penyakit yang di deritanya. Penyakit yang membuatnya di...