Part 1. 1st Meet

789 82 15
                                    

Sorry for typo and harsh word.

☆☆☆☆☆

Makan malam keluarga kali ini cukup canggung. Hanya dentingan piring dan sumpit serta sendok yang terdengar.

Tuan Choi selaku pihak yang mengundang berdeham sebentar setelah seluruh peserta makan malam selesai dengan hidangannya.

"Terima kasih kepada Tuan Lee dan keluarga yang sudah mau memenuhi undangan makan malam kami." Ucap Tuan Choi.

"Seharusnya kami yang berterima kasih karena sudah mengundang keluarga Lee dan repot-repot menyiapkan makan malam mewah disini." Balas Tuan Lee dengan senyum hangatnya.

"Hahah. Karena kami ingin menyambut tamu penting. Tentu saja disiapkan sedemikian rupa." Kekeh Tuan Choi. Memecah suasana yang masih canggung bagi beberapa anggota keluarga keduanya.

"Jadi bagaimana tawaran saya minggu lalu Mr. Choi? Apakah dengan makan malam hari ini berarti diterima?" Tanya Tuan Lee.

Tuan Choi beralih memandang putra dan juga putrinya bergantian.

"Saya rasa tidak ada yang perlu ditolak dari tawaran itu. Putra saya juga pasti akan menerimanya. Benar kan Choi Chanhee?" Pandangan Tuan Choi lurus ke arah putranya, si bungsu keluarga Choi.

Pemuda manis yang tadinya terdiam dan hanya mendengarkan dialog Papa nya dengan Tuan Lee  sedikit terkesiap. Namun dengan cepat mengatur raut wajahnya menjadi tenang kembali.

"Sebelumnya, jika saya boleh tau, itu tawaran mengenai apa, Pa?" Tanyanya dengan tutur kalimat yang begitu elegan dan berkelas. Sangat menggambarkan seorang pewaris tunggal kekayaan Choi Family.

Seluruh atensi kini berada pada si bungsu Choi tersebut.

"Pernikahan. Kamu akan menikah dengan putra ketiga keluarga Lee." Jawab sang Papa.

Chanhee menghela nafas dengan tenang. Mengatur emosi yang menyeruak begitu saja. Namun ekspresinya tetap tenang.

"Apakah ini pernikahan kontrak? Apakah nanti saya akan menandatangani sesuatu?" Netranya kini beralih menatap Tuan Lee. Tatapannya lembut namun menuntut. Tipikal keluarga Choi, tenang namun mengintimidasi.

"Tidak. Pernikahan ini bukan kontrak. Saya murni ingin menikahkan putra saya dengan kamu, Choi Chanhee." Jawab Tuan Lee.

Chanhee dapat menangkap jika itu hanyalah kalimat penuh kebohongan.

Dia tahu pernikahan ini tujuannya bukan untuk kebahagiaan dia atau pun putra ketiga Tuan Lee. Namun murni untuk bisnis semata.

Atau paling buruk, untuk menyelamatkan salah satu dari pemilik bisnis itu..mungkin diambang kebangkrutan atau butuh suntikan dana. Sehingga yang belum memiliki kuasa akan menjadi pionnya. Yang dikorbankan. Termasuk perasaannya.

Dan kedua orang tua itu rela mengorbankan perasaan putra mereka.

Namun Chanhee sadar, ini merupakan hal wajar yang terjadi. Ini adalah cara agar kekayaan mereka tetap mengalir dan berlanjut yaitu dengan kerjasama.

Perasaan bukan hal penting. Yang terpenting bisnis mereka tetap sukses dan berjalan.

"Baik. Saya belum mengenal putra Tuan. Apakah keberatan memperkenalkannya sekarang? Agar selanjutnya kami menjadi dekat." Pinta pemuda manis itu.

"Ayo, kenalkan diri kamu." Ujar Tuan Lee kepada putranya.

"Halo? Salam kenal. Saya Lee Hyunjae. Bisa dipanggil Hyunjae. Calon suami kamu, Choi Chanhee." Mama Lee tersenyum canggung mendengar kalimat putranya. Tuan Choi dan Tuan Lee tertawa mendengar hal itu.

For Life - Milnyu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang