Sorry for typo ~~
☆☆☆☆☆
Chanhee berjalan keluar dari kamarnya lalu melirik ke pintu kamar Hyunjae yang tertutup.
"Mungkin dia udah di meja makan." Lalu si manis itu menuruni tangga menuju meja makan.
Tersenyum simpul ketika ia lihat Hyunjae sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Chanhee.
"Pagi, kak. Bikin apa?" Sapanya pelan lalu duduk di kursi depan Hyunjae.
"Pagi, Hee. Gue bikin ini doang. Selamat makan." Hyunjae mendorong satu piring pancake rasa matcha dan segelas susu cokelat ke depan Chanhee. Ia pun melahap miliknya.
"Makasih kak. Selamat makan." Keduanya menghabiskan waktu sarapan lima belas menit lalu bersiap untuk berangkat kuliah. Kebetulan hari ini keduanya memiliki jadwal yang sama.
"Gue ajak Changmin berangkat bareng, gapapa?" Hyunjae bertanya sambil memperhatikan raut wajah suami manisnya itu.
"Gapapa. Ayo. Keburu telat ntar." Chanhee berjalan keluar dimana mobil mereka sudah terparkir lalu masuk ke kursi penumpang di samping kemudi.
Hyunjae menyusul dan duduk di kursi kemudi. Ia menyetir ke arah tempat tinggal milik kekasihnya terlebih dahulu. Karena kemaren dia mengajak Changmin untuk berangkat bersama.
Selama perjalanan ke tempat Changmin, mobil itu hening. Chanhee pun tidak tertarik untuk buka suara. Hyunjae akhirnya memutar radio agar kesunyian dan kecanggungan di antara keduanya mereda.
Setelah beberapa menit, mereka sampai di tempat Changmin. Hyunjae membukakan pintu penumpang bagian belakang untuknya.
Semua itu tak luput dari perhatian Chanhee. Bagaimana pemuda tampan yang merupakan suaminya memperlakukan Changmin begitu manis.
Changmin tidak tahu jika Hyunjae ternyata berangkat bersama Chanhee juga. Dia cukup kaget ketika melihat Chanhee.
Hyunjae kemudian kembali masuk dan melajukan mobil itu ke arah kampus mereka.
"Ekhem. Hee, ini Changmin." Hyunjae buka suara juga. Karena daritadi Chanhee hanya diam. Dia takut jika pemuda manis itu marah.
Chanhee menoleh ke belakang dan mengulurkan tangannya kepada Changmin.
"Chanhee, suami Hyunjae." Ucap pemuda manis itu memperkenalkan diri dengan senyum sangat tipis. Tidak begitu terlihat.
Changmin merasa gugup dan juga sedikit takut melihat wajah Chanhee yang datar.
"Changmin." Balasnya pendek. Lalu Chanhee menarik kembali tangannya dan menatap keluar jendela mobil.
Hening. Hyunjae pun tidak tahu harus bicara apa lagi untuk memecah kecanggungan di antara ketiganya.
Karena dia tidak tahu jika hari ini Chanhee akan berangkat bersamanya. Dan Hyunjae sudah mengajak Changmin berangkat bersama kemaren malam. Tidak mungkin tiba-tiba dia batalkan.
Tadi pagi Chanhee mengatakan jika sopir pribadinya izin karena ada keperluan keluarga yang mendesak. Dan pemuda manis itu sedang malas menyetir sendiri.
Dan lebih tidak mungkin jika Hyunjae menolak untuk berangkat bersama Chanhee. Karena pemuda manis itu suaminya.
Setelah sekitar dua puluh menit, mereka tiba di gedung kuliah Chanhee.
Hyunjae dengan cepat turun dari mobil lalu berjalan memutar untuk membukakan pintu untuk Chanhee.
Chanhee cukup kaget dengan hal itu.
"Thanks, Kak. Nanti gue pulang sendiri. Daah." Lalu dia berjalan menuju seseorang yang sudah menunggunya di depan gedung kuliah dan meraih tangan pemuda tampan tersebut dan menggenggamnya erat. Senyumnya begitu manis. Hyunjae baru pertama kali melihatnya.
Hyunjae berbalik dan masuk ke mobil lalu kembali menyetir ke arah tempat kuliahnya dan Changmin.
"Kak, aku gak enak sama Chanhee. Kayaknya dia gak suka sama aku." Changmin kini berjalan di samping Hyunjae menuju kelasnya.
Hyunjae meraih tangan milik kekasihnya lalu dia genggam erat.
"Gak mungkin dia gak suka sama kamu tanpa alasan. Emang mukanya aja bentukannya kayak gitu. Sebenernya anaknya baik banget." Hyunjae tersenyum ketika mengingat muka Chanhee di awal mereka bertemu. Dimana muka pemuda manis itu memang datar dan mengintimidasi serta tidak friendly jika hanya diam saja.
》》☆《《
Chanhee tidak memiliki banyak teman. Meskipun dia merupakan salah satu murid pintar dan juga terkenal di fakultasnya karena paras cantiknya.
Bukan tidak ingin, dia hanya menghindari orang-orang yang mendekatinya karena dia kaya dan juga pintar.
"Tadi gue liat lo diantar cowok. Pacar baru ya?" Tanya Kevin, salah satu dari sedikit orang yang bisa dianggap teman oleh Chanhee.
Pemuda manis itu memutar bola mata malas.
"Bukan. Jangan ngomong aneh-aneh." Elak Chanhee.
"Serius? Kok gue gak percaya. Kayaknya gak mungkin temen atau keluarga. Kan gue kenal lo dari kecil."
"Emang bukan, Keb sayang. Duh, diem dulu coba. Ini gue pusing mikirin kado buat kak Younghoon."
"Oh iya, bentar lagi si roti ultah ya. Mau shopping bareng gak? Abis ini gue gak ada jadwal. Bisa buat nemenin lo."
Chanhee menggeleng pelan..
"Besok deh. Hari ini gue mau kencan sama pacar gue heheh."
"Idih, seneng banget. Mentang-mentang udah ada status." Ledek Kevin.
"Biarin wlee..daripada lo gak ditanggepin sama Hyunjoon. Kasian." Balas Chanhee.
Kevin memasang wajah sedih..Chanhee rasanya ingin muntah. Keduanya berhenti mengobrol ketika dosen yang mengajar sudah datang dan memulai perkuliahan.
》》》☆☆《《《
"Halo? Iya bener, ini Lee Chanhee. Kenapa?" Jawab Chanhee ketika mendapat telfon tiba-tiba di saat jam menunjukkan pukul setengah satu dini hari.
"Ok. Tolong bawa dia ke ruangan VIP dan jangan biarkan siapapun nyentuh dia. Saya kesana sekarang." Lalu sambungan itu terputus..
Pemuda manis itu turun dari ranjang dengan terburu. Ia meraih kunci mobil yang ada di atas nakas, setelah sebelumnya mengenakan jaket miliknya.
"Ck. Nyari gara-gara." Decaknya. Lalu Chanhee mengendarai mobilnya ke tempat yang tadi diberitahukan si penelfon.
Tbc
Hai (?)
💕
KAMU SEDANG MEMBACA
For Life - Milnyu [COMPLETED]
FanfictionDua pemuda yang tidak saling mengenal dan tidak memiliki perasaan terhadap satu sama lain namun harus menjalani kehidupan bersama. Kehidupan Chanhee yang awalnya damai, harus terusik ketika kedua orangtuanya menjodohkannya dengan Hyunjae, pemuda tam...