Sorry for typo ~
☆☆☆☆☆
"Kamu mau ngomong apa, hm?" Younghoon mengusap pelan tangan Chanhee yang ada di atas meja.
Pemuda manis itu daritadi masih diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Saat ini dia dan Younghoon sedang berada di salah satu kafe di jantung kota Seoul.
"Kak, aku minta maaf." Chanhee mendongak dan balas menggengam telapak tangan Younghoon.
"Seingatku kamu gak ada salah, Hee." Mata mereka saling menatap; yang satu menatap penuh perasaan bersalah dan luka yang mendalam.
"Kamu lagi gak baik-baik aja. Mau cerita?" Tanya Younghoon dengan hangat.
Tiba-tiba air bening itu jatuh dari mata Chanhee ke pipinya.
Younghoon dengan cepat menyekanya lembut. Ia berpindah duduk ke samping pemuda manis yang kini terisak dalam diam, lalu membawanya ke dalam pelukan.
"Masalahnya berat banget ya, sayang? Aku disini. Kamu boleh nangis sepuasnya. Aku temenin."
Chanhee memeluk tubuh jangkung Younghoon dengan erat. Mungkin saja ini terakhir kali dia bisa merasakan hangatnya pelukan orang yang pernah sangat dia cintai.
☆☆
Semuanya sudah berakhir. Hubungan Chanhee dan Younghoon sudah selesai. Dia merasa sangat bersalah karena sudah menorehkan luka di hati pemuda tampan itu, namun dia harus melakukannya.
Karena tidak ingin menyakiti Younghoon lebih lama. Kakak tingkatnya itu begitu baik. Namun yang Chanhee lakukan adalah melukainya.
Dia menenggak kembali tequila (jenis minuman beralkohol dengan kadar alkohol tinggi) dari gelasnya. Ingin melupakan masalahnya untuk sementara. Saat ini dia berada di sebuah bar. Seorang diri.
Sudah beberapa gelas dia habiskan. Kini rasa pening sudah menyerangnya. Chanhee meraih kunci mobil dan memanggil salah seorang karyawan di bar itu untuk memesankannya taksi.
☆☆
Chanhee sampai di depan pintu rumahnya dengan bantuan penjaga.
Saat pintu utama terbuka, dia disambut oleh seseorang yang beberapa hari ini selalu dia hindari sejak kejadian di kantor beberapa waktu lalu.
Hyunjae mengambil alih tubuh Chanhee dari sang penjaga. Lalu menyuruh mereka kembali keluar.
"Kenapa lo belum tidur? Udah jam 1 pagi padahal." Tanya Chanhee dengan suara khas orang mabuk.
Hyunjae tidak menjawab. Dia menggendong tubuh suami manisnya itu dengan bridal style ke arah kamarnya.
Lalu membaringkan tubuh mungil itu di ranjang. Lalu dia berdiri dan berjalan ke dapur untuk mengambil baskom dan diisi air serta handuk kecil.
Dan kembali ke kamar Chanhee. Pemuda manis itu duduk bersandar di headboard ranjang.
Dengan telaten, Hyunjae menyeka wajah Chanhee dengan handuk yang sudah dia basahkan.
Chanhee menahan tangan Hyunjae yang ada di pipinya. Lalu menatap ke dalam manik kelam pemuda tampan tersebut.
"Kenapa lo belum tidur?" Chanhee kembali mengulang pertanyaannya.
"Aku nungguin kamu pulang." Jawab Hyunjae jujur.
"Kenapa nungguin gue? Lo bisa tidur tanpa harus nungguin gue." Chanhee menepis tangan Hyunjae yang kini sudah meletakkan handuknya di baskom kecil lalu berusaha meraih pipi suaminya itu.
"Hee, aku kangen sama kamu. Jangan gini, please. Aku minta maaf, ya?"
"Lo punya gue, tapi bukan punya gue. Paham gak sih jadi gue gimana?" Chanhee mendorong tubuh Hyunjae yang berusaha membawanya ke dalam dekapan.
"Apa yang dipunya Changmin yang gak gue punya? Apa yang bikin lo cinta sama dia? Apa yang harus gue lakuin biar lo jadi milik gue seutuhnya, Lee Jaehyun?" Teriak Chanhee.
"Gue rela ninggalin Younghoon demi lo. Tapi lo gak akan pernah bisa lakuin itu buat gue, karena hati lo milik Changmin."
"Gue benci banget sama lo. Pergi!" Usir Chanhee. Namun Hyunjae berhasil membawa tubuh pemuda manis yang sudah terisak itu ke dalam dekapannya.
"Tubuh lo milik gue, tapi hati lo milik Changmin. Gue benci banget sama lo. Hiks." Isak Chanhee di ceruk leher suaminya itu.
Hyunjae hanya bisa menenangkan Chanhee dengan usapan pada punggung si kecil dan juga kecupan di pucuk kepalanya. Karena dia pun juga bingung harus menjawab apa.
Semuanya perlahan makin rumit di antara mereka.
"Kalau nangisnya udah selesai, minum obat dulu ya. Biar kepalanya gak sakit." Chanhee tidak menjawab dan hanya diam dalam dekapan Hyunjae. Isakannya semakin pelan. Lalu terdengar dengkuran halus dan helaan nafas teratur di ceruk leher yang lebih tua.
Hyunjae membaringkan tubuhnya dan Chanhee di ranjang, lalu mendekap erat tubuh mungil itu agar tidurnya semakin lelap. Dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Tak lupa mengganti lampu kamar dengan lampu tidur.
"Selamat tidur, Hee. Maafin aku."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
For Life - Milnyu [COMPLETED]
FanficDua pemuda yang tidak saling mengenal dan tidak memiliki perasaan terhadap satu sama lain namun harus menjalani kehidupan bersama. Kehidupan Chanhee yang awalnya damai, harus terusik ketika kedua orangtuanya menjodohkannya dengan Hyunjae, pemuda tam...