18. Hurt

380 60 11
                                    

Sorry for typo ~~

Maaf kalo keseringan update minggu ini, lagi mood soalnya 🥺

📝angst

☆☆☆☆☆

Chanhee membuka pintu rumahnya saat mendapat pesan dari Younghoon jika pemuda tampan itu sudah di depan.


Karena kemarin Chanhee tidak jadi konsul ke Dokter nya selama tinggal disana, akhirnya pemuda manis itu mengatur ulang jadwal konsulnya jadi hari ini.


Matanya membola dan raut wajahnya yang semula bersemangat dan cerah menjadi berubah datar sedatar-datarnya saat menemukan tak hanya Younghoon yang ada di teras rumahnya.



"Ngapain kamu kesini? Kurang jelas kalimat aku kemaren? Aku gak mau liat muka kamu." Ucap Chanhee dengan dingin kepada suaminya yang kini berdiri tak jauh dari Younghoon.


"Aku minta maaf, Hee. Tolong kasih aku kesempatan buat nebus kesalahanku." Hyunjae berlutut di hadapan Chanhee, tidak peduli dengan keberadaan Younghoon.



"Kak, ayo kita pergi." Chanhee menepis lengan Hyunjae dan menarik Younghoon untuk memasuki mobil pemuda Kim itu.


Younghoon menahan lengan pemuda manis itu saat akan menutup pintu mobilnya.



"Hee, dia udah jauh kesini buat nemuin kamu dan minta maaf. Apa gak sebaiknya kamu bicara baik-baik sama Hyunjae, hm?"


"Kakak mau antar aku atau gak? Kalau gak, aku turun sekarang." Ini. Sifat Chanhee yang paling Younghoon tidak suka, keras kepala. Tapi selama ini mereka berdua baik-baik saja dan jarang terlibat keributan. Walaupun hubungan harus berakhir.


"Coba kamu liat, disana suami kamu masih nungguin maaf dari kamu. Tapi kamu perginya sama aku. Aku ngerasa bersalah, Hee. Udah jadi orang ketiga di antara kalian." Chanhee melepas tangan Younghoon dari lengannya. Lalu menatap Younghoon lekat.



"Makasih selama ini kakak udah baik sama aku dan maaf karena aku selalu bikin luka buat kakak. Tapi, kakak gak ngerti perasaan aku gimana. Dia ninggalin aku dan milih orang lain saat aku hamil anak dia. Dia belain orang lain itu. Disini, cuma aku yang cinta sama dia, tapi dia ngeliat aku aja enggak." Chanhee memukul dada kirinya, menahan sesak yang dia rasakan.


"Udah ya, makasih buat semuanya. Aku pergi sendiri. Kakak pulang aja ke Korea. Gak usah disini lagi buat aku." Lalu Chanhee turun dari mobil Younghoon dengan menyeka kasar air bening di pipinya. Dia berjalan ke arah halte bus terdekat.




Baru beberapa meter berjalan, Chanhee memijit pelipisnya. Kepalanya tiba-tiba terasa sakit. Beberapa detik kemudian dia hampir terjatuh, namun ada dua lengan yang menahan berat tubuhnya sebelum benar-benar menyentuh tanah.


Pandangannya buram, yang dia dengar hanya namanya yang dipanggil beberapa kali dengan nada panik. Lalu gelap. Chanhee pingsan.






☆☆






"Bagaimana keadaan suami saya, Dok?" Hyunjae bertanya khawatir. Takut kemungkinan-kemungkinan buruk di kepalanya menjadi kenyataan.


"Kondisi pasien cukup lemah. Beruntung kandungannya kuat dan baik-baik saja. Tolong jauhkan pasien dari masalah yang membuatnya stress. Karena itu sangat berpengaruh kepada calon bayinya." Jelas sang Dokter saat selesai memeriksa kondisi Chanhee.  Lalu Dokter itu permisi.



Hyunjae duduk di sebelah ranjang rawat Chanhee setelah Dokter keluar dari ruangan itu. Dia menggengam erat telapak tangan Chanhee yang tidak ditempeli selang infus.



For Life - Milnyu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang