Long Chapter ahead (3k words)
[ ⚠️ tw : depression, mention of drugs, light nfsw
• Jadilah pembaca yang bijak dan jika merasa uncomfortable dengan Trigger Warning diatas bisa langsung skip untuk chapter ini ]
Yuri terbangun di dalam keheningan, TV yang awalnya menyala itu padam dan beberapa snacks juga gelas di atas meja itu tergantikan dengan meja yang bersih.
Terakhir yang ia ingat adalah makan malam mereka yang juga berada di meja, tapi kini semua menghilang. Hanya ada meja yang bersih dan tertata rapi.
Entah mengapa kali ini ia merasa kosong, ini sedikit lucu, bukan kah harusnya Yuri terbiasa dengan ini? Dengan dirinya sendiri dan keheningan.
Bukan kah itu yang selalu menghiasi hari-harinya?
Kehadiran Minju mungkin sedikit membuat Yuri merasa asing dengan kesendiriannya, memang pada kenyataannya ia menghabiskan waktu seharian lebih banyak bersama Minju dibandingkan mendapati dirinya menyendiri.
Tapi terkadang Yuri masih bisa merasakan kesendiriannya. Seperti saat ini, melihat apartemen miliknya tertata rapi dan bersih juga keheningan yang menyelimutinya. Yuri merasa sepi. Ia merasa sendiri. Hampa.
Atleast, ini lebih baik dibandingkan harus tinggal satu atap dengan orang tuanya- orang tua angkatnya.
Melihat wajah mereka saja membuat Yuri merasakan sebuah rasa terkhianati, bertahun-tahun ia hidup di dalam kebahagiaan hanya untuk di hancurkan begitu saja oleh secarik kertas.
Mungkin itu adalah kesalahan dirinya, mengapa ia berada di kamar kedua orang tuanya disaat mereka berdua sudah jelas-jelas tidak berada di sana dan memperingati dirinya untuk tidak masuk ke ruangan mereka sembarangan. Atau mungkin itu memang kesalahan mereka yang menaruh kertas itu tepat di atas meja rias milik, Ibunya.
Pantas saja, setiap kali Yuri mempertanyakan mengapa foto bayi dirinya begitu sedikit. Ibunya selalu berdalih tentang, saat itu mereka tidak mempunyai kamera atau mereka yang tidak menyukai mengambil gambar jelasnya.
Berbanding terbalik dengan puluhan bahkan ratusan gambar cetak dirinya di umur 3 tahun dan seterusnya.
Jo Yuri.
Begitulah nama yang selama ini melekat di dirinya bertahun-tahun, dia adalah Putri satu-satunya dari seorang pengusaha properties, Jo Juyoung dan istrinya Lee Risa.
Sebelum akhirnya Yuri menemukan kertas itu dan nama yang tertera disana.Hyun Yuri.
Setidaknya kedua orang tua angkatnya tidak mengubah nama belakang yang diberikan oleh....... (Mungkin) Kedua orang tua kandungnya.
Yuri mencoba menyadarkan dirinya dari semua pikiran yang menghantuinya, terburu ia mencoba menyalakan TV.
Keheningan ini membuatnya muak, ia butuh suara yang keras, yang bisa mengalihkan pikirannya.
Tangannya bergetar, satu hal yang sering ia rasakan ketika ia tahu bahwa dirinya merasa nervous, cemas dan gelisah. Namun ia masih bisa meraih remote itu dan menyalakan TV, membiarkan benda elektronik itu bersuara menampilkan apa saja yang tayang disana.
Yuri menggenggam tangannya sendiri, agar gemetar itu mereda. Ia tidak suka, ia tidak menyukai tangannya yang gemetar. Terlihat seperti orang bodoh, seperti orang yang lemah dan ia mencoba mengalihkan rasa gemetar itu dengan menggigiti bibirnya sendiri.
Mencoba merasakan sebuah ketenangan dari sana, mengalihkan semua itu dengan rasa sakit yang ada di bibirnya.
"Kalau kamu bukan anak kandung dari mereka, lalu mengapa Orang tuamu menyerahkan kamu kepada Keluarga Jo? Apa itu artinya kamu hanyalah anak buangan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DINAMIKA | MINYUL
Teen FictionJo Yuri - "Gue pengen narik lo keluar dari lubang masalah ini." Kim Minju - "Gue pengen kita berdua bahagia." Sepenggal cerita dari hubungan yang terbentuk di antara dua remaja dengan rahasia dan kisah kelam mereka. Tertutup rapih di balik topeng...