Yuri mengusap wajahnya dengan frustasi, ia duduk di balkon apartemen dan terdiam sembari merutuki apa yang telah terjadi. Dia menyalahkan semua ini pada Kevin, hanya mengingat namanya saja membuat Yuri mendengus kesal.
Kepalanya di penuhi dengan rasa cemas dan khawatir, cemas karena sudah jelas Kevin secara enteng menyatakan kalau Minju menyukai sesama jenis dan Yuri gak bodoh untuk tidak melihat bagaimana reaksi dari murid yang kebanyakan adalah teman sekelasnya.
Tatapan mata kaget dan jijik.
Yuri mengerang pelan merasa kesal karena semua ini terjadi karena Kevin, hanya karena laki-laki itu kembali mendekatinya dan berujung membuat Minju emosi.
Ditambah ia mengingat bagaimana ekspresi kesakitan Minju saat Kevin menghajarnya.
Yuri yang menyaksikan itu tepat di depan matanya.
Yuri yang tidak bisa melakukan apa-apa.
Yuri yang merasakan tangannya gemetar dan rasa takut menyelimuti dirinya.
Yuri yang hanya terpaku sesaat melihat tubuh Minju tergeletak begitu saja, jika bukan Nako yang mendorongnya dan berteriak untuk sadar karena tidak ada satu pun murid yang berani mendekati Minju.
"Yul!!?? Yuri itu tolongin Minju! Lo kok diem aja!?"
Ia masih ingat jelas bagaimana Nako berteriak dengan nyaring di sebelahnya.
Yuri menenggelamkan wajah pada kedua telapak tangannya, andai saja ia bisa mengontrol dirinya sendiri dan tidak ketakutan saat Kevin menghajar Minju, andai saja ia berani untuk menghentikan keduanya.
"Yuri?"
Mendengar suara Minju, Yuri menolehkan kepalanya melihat gadis itu yang tadi pamit untuk mandi.
Minju masih tinggal di apartemen miliknya, sudah hampir seminggu dan nampaknya ia juga enggan untuk kembali ke rumahnya.
"Ngapain di luar? Masuk, udah malem. Gak baik lagi." Tegur Minju, menggerakan tangannya menyuruh Yuri untuk masuk.
Ia melihat bagaimana Yuri bangkit dari posisi duduk dan berjalan mendekat, dengan kepala yang tertunduk. Minju memperhatikan ekspresi wajah Yuri dan meraih pergelangan tangan gadis itu."You okay?" Minju bertanya dan menghentikan langkah Yuri.
Yuri tersenyum dan menganggukan kepalanya, namun Minju tahu bahwa itu hanya lah sekedar respon semata bukan jawaban sebenarnya."Kamu udah pakai lotion-nya? Masih sakit?" Pertanyaan Yuri jelas sekali untuk mengalihkan topik.
Gadis itu berjalan mengambil kotak obat dan memanggil Minju untuk mengikutinya, ketika Minju tidak menjawab pertanyaan darinya.
Minju membiarkan Yuri yang mungkin belum siap untuk menceritakan apa yang ia rasa atau pikirkan.
Yuri menepuk pelan sisi kosong yang ada di sampingnya, ia duduk di pinggir ranjang dengan kotak obat di pangkuannya. Minju menurut untuk duduk di samping Yuri dan mereka saling bertatap-tatapan.
Sebelum akhirnya Yuri mengoleskan lotion ke jari telunjuknya dan tangannya yang bebas menyentuh dagu Minju lalu sedikit menariknya untuk mendekat.
Mata Yuri terfokus pada luka memar yang ada di dahi Minju, rasanya baru minggu lalu ia melihat luka goresan disana dan bekasnya pun masih ada. Namun kini ia harus melihat luka lain di dahi Minju, tidak besar, namun ketika jari telunjuknya mengoleskan lotion disana. Ia mendengar Minju merintih pelan.
"Sakit?" Yuri bertanya dengan wajah khawatir.
Minju menggeleng "Dingin."Yuri menghembuskan nafas lega dan mengoleskan lotion ke bagian rahang sebelah kiri Minju. Kali ini gadis itu tidak merintih atau pun memberikan reaksi yang membuat Yuri dengan tenang mengoleskan lotion itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINAMIKA | MINYUL
Teen FictionJo Yuri - "Gue pengen narik lo keluar dari lubang masalah ini." Kim Minju - "Gue pengen kita berdua bahagia." Sepenggal cerita dari hubungan yang terbentuk di antara dua remaja dengan rahasia dan kisah kelam mereka. Tertutup rapih di balik topeng...