The process

475 66 0
                                    


Suasana Cafe yang cukup ramai sedikit membuat Yuri minder duduk sendirian, dengan Iced Americano yang sudah menemaninya kurang lebih 20 menit.

Tetapi orang yang ia tunggu belum juga muncul, ralat, Yuri sudah melihatnya dan orang itu memberikan sinyal pada Yuri untuk menunggu sebentar karena shift-nya belum selesai.

Di tambah dalam keadaan ramai seperti ini, Yuri hanya bisa terdiam dan kembali memainkan ponselnya.

10 menit berlalu.

Yuri melihat seorang gadis yang ia kenal menghampiri mejanya dan Yuri langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Keluar yuk? Disini sumpek, banyak banget orang."

Gadis itu berujar dan Yuri mengangguk pelan mengikuti, hingga mereka berjalan ke samping Cafe.

Tepatnya di dekat tempat parkir, sebuah space kecil yang di tumbuhi rumput juga tersedia kursi panjang di bawah pohon besar.

Mereka berjalan untuk menempati kursi itu dan Yuri yang sedari tadi menjinjing paper bag dengan segera menyerahkannya pada gadis yang lebih tua itu.

"Buat Kakak." Ucapnya dengan pelan.

Chaewon menolehkan kepalanya dan tertawa pelan, lalu menerima paper bag itu sebelum mengintip apa isi yang ada di dalamnya. Sebuah kotak bento lengkap dengan lauk-pauk ada di dalam sana.

"Kamu gak perlu repot-repot gini kali, kayak sama siapa aja."

"Kakak bilang ambil shift dari pagi, terus sekarang udah jam 3 sore. So i guess you haven't had a meal, tadi di Cafe juga rame banget gitu."

Awalnya Yuri ragu untuk menemui Chaewon, sekaligus gengsi karena beberapa hari yang lalu ia sempat cemburu gak jelas hanya karena kejadian Minju itu.

Padahal kalau di pikir pelan-pelan dan dicerna dengan baik, gak ada yang harus di cemburuin. Toh memang kenyataannya Apartemen Yuri berjarak lebih jauh dibanding Kosan Chaewon yang hanya butuh 15 menit dari rumah Minju.

Ditambah Chaewon yang saat ia hubungi tanpa basa-basi meminta maaf lebih dulu atas kejadian itu, Chaewon mengerti kalau mungkin Yuri sedikit jengkel atau merasa salah paham tentang apa yang terjadi di antara dirinya dan Minju. Maka dari itu Chaewon setuju untuk menemuinya, di sela-sela part time yang baru ia jalani 3 minggu lalu.

"Kamu gak apa-apa kan?" Tanya Chaewon secara tiba-tiba sembari menggoyangkan satu bungkus rokok dihadapannya.

Yuri tertegun kaget, ia tidak tahu kalau Kakak kelasnya ini adalah seorang perokok, tentu saja ia mengangguk pelan. Sudah menjadi hal yang biasa baginya berada di dekat perokok, karena jelas-jelas kekasihnya sendiri pun perokok.

Tanpa kata-kata lagi, Chaewon menyalakan rokoknya dan menempatkan bagian bawah rokok itu diantara dua bibirnya. Yuri hanya memperhatikannya dengan seksama, sebelum Chaewon angkat bicara.

"Aku gak terlalu tau sih, Yul. But she called me on 2 am and i didn't have a chance to ask or talk yet she ended up the call. Minju cuman tiba-tiba muncul dengan keadaan yang payah banget." Chaewon menjelaskannya dengan panjang lebar.

Iya, memang ini yang di tunggu oleh Yuri sedari tadi. Penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi, bukan serta merta karena kecemburuannya tapi rasa khawatirnya terhadap Minju.

Takut-takut kalau pria itu melakukan hal yang lebih dari ekspetasi mereka berdua.

Memang Minju tidak setiap hari mendapatkan perlakuan kasar. Biasanya lebih dominan ketika pria itu sedang dalam pengaruh alkohol atau amarahnya yang memuncak.

DINAMIKA | MINYUL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang