Talk talk

498 72 10
                                    




Minju terbangun diatas ranjang, matanya perlahan terbuka dan ia menghembuskan nafas lega setelah mengenali ruangan ini.

Kamar Yuri.

Ia masih berlindung dibawah selimut, tanpa busana dan sejenak Minju tertawa pelan apa yang telah terjadi sebelumnya.

Sebelum ia dibawa ke alam tidur.

Setidaknya kali ini ia tidak terbangun dengan kepala yang rasanya baru saja dihantamkan ke dinding, melainkan rasa sakit dibagian bawah tubuhnya yang bisa ia maklumi.

Hangatnya sinar mentari bisa ia rasakan, kebiasaan Yuri yang selalu menyukai sinar mentari dan membuka jendela. Satu hal yang tak pernah Minju bisa ganggu gugat karena jelas, Yuri mempunyai alasan tersendiri.

"Kalo gak dibuka tuh debunya gak bakal keluar, sumpek dan pengap. Biarin lah udara seger masuk."

Ngomong-ngomong kemana gadis mungil itu?

"Yul?"

Panggilnya dengan suara yang sedikit serak, maklum baru saja bangun.

Tak ada jawaban, Minju perlahan mengubah posisinya untuk bersandar pada headboard. Dengan menarik selimut itu bersamanya, menutupi tubuh tanpa busananya.

"Babe?"
Ia kembali mengulang, rasa cemas mulai muncul karena tak ada jawaban dari gadis yang ia tunggu.

"Sayang?" Untuk ketiga kalinya, Minju kembali memanggil.

Kemudian Yuri muncul di ambang pintu dengan wajah mengantuk dan baju yang sangat Minju kenali.

Baju miliknya.

Yuri berjalan sembari menggaruk kepalanya dan menguap pelan, ia lalu duduk di tepi ranjang lalu tersenyum ketika menyadari Minju masih dalam keadaan naked.

"Morning?" Suara Yuri parau dan serak, Minju tertawa pelan.

Dengan santai ia meraih tangan Yuri digenggamnya erat, Minju menariknya pelan seolah memberi isyarat agar gadis itu naik ke atas ranjang. Yuri peka akan apa yang dimaksud oleh Minju, lalu secara natural ia berada di samping Minju yang berbalut selimut dan menaruh kepalanya di bahu kekasihnya.

Merasakan bagaimana pipinya bersentuhan langsung dengan kulit mulus sang kekasih. Harum khas Minju yang begitu memabukan, parfum khas vanilla yang selalu ia pakai seperti sudah melekat ditubuh gadis itu.

"Why you're outside?" Tanya Minju.

Tangannya bergerak untuk menyibak helai rambut yang menutupi wajah Yuri, ia mendengar dengusan pelan dari gadis yang ada disampingnya.

"I tried to make something to eat, udah selesai sih cuman langsung ketiduran. Nanti bisa diangetin lagi paka-"

Belum selesai Yuri berbicara, Minju sudah lebih dulu menangkup wajah gadis itu dan memberinya sebuah kecupan di bibir.

"Selesai deh." Goda Minju selesai mengecup bibir Yuri yang berakhir dengan sebuah pukulan kecil melayang di bahunya.

"Gak jelas banget sih lo!" Bentak Yuri.

Namun keduanya tertawa setelah itu, Yuri kembali meletakan kepalanya dekat dengan dada Minju. Bersandar dengan senyum yang masih hadir di wajahnya, meskipun ia sadar betul ini bukanlah waktu yang tepat untuk dimabuk cinta.

Masalah yang ada belum selesai dan Yuri masih berpikir keras untuk mencari jalan keluar.

Tapi setidaknya kini Minju ada di sisinya, dalam peluknya.

DINAMIKA | MINYUL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang