Anggaplah Chapter ini, the calm before storms.
Bunyi hairdryer kembali menyelimuti mereka berdua, maklum saja, dua anak perempuan yang lagi perduli-perdulinya sama penampilan diri sendiri. Di tambah mereka yang selesai mandi, literally mandi, bukan macam-macam.
Walaupun Yuri request untuk Minju bantuin dia keramas karena gadis bertubuh mungil itu katanya capek banget, badannya terasa pegal-pegal karena olahraga yang dilakukannya bersama Minju di atas sofa.
Padahal jelas-jelas Yuri sudah membujuk Minju untuk pindah ke ranjang tidur daripada harus memaksakan melakukan itu di atas sofa. Tapi Minju gak nurut dan tetap lanjut di sofa, begini lah akhirnya.
Minju sih gak keliatan kalau dia capek atau apa, malah sedari tadi gadis itu terus menerus senyum dan jadi penurut saat Yuri menyuruhnya untuk mengeramasi rambut pendeknya.
"God, oh god. Kim Minju, this bitch!" Yuri menggerutu kesal ketika melihat refleksi dirinya di depan cermin, Minju yang sedang memakai baju di belakangnya tertawa pelan.
Bagaimana Yuri gak protes?
Hampir seluruh tubuhnya di penuhi dengan kissmarks, dari mulai collarbone, bagian dadanya sampai ke bagian bawah perutnya. Yuri mendesis pelan dan menaruh jari telunjuk dan ibu jarinya di keningnya, sedikit merasa pusing dengan oknum bernama Kim Minju.
"Your bitch, yes." Minju dengan bercanda menghampirinya, ia kemudian memberi Yuri baju bersih dan menyuruh gadis itu untuk cepat memakai pakainya.
"Nanti masuk angin, cepetan pake." Omel Minju.
"What's wrong? Kenapa sih udah marah-marah aja. Darah tinggi ya lo?" Sambung Minju melihat Yuri yang memakai baju dengan bibir yang maju ke depan, menggerutu kesal sembali mengumpat kata-kata kasar yang tentu saja bisa di dengar oleh Minju.
Tapi Minju sendiri hanya tertawa sembari memperhatikan Yuri memakai bajunya.
"Lo gak kira-kira ya, ini kissmarks....Kim Minju, gue tau gue itu punya lo tapi yang bener aja dong!?" Sahut Yuri sambil mengangkat bajunya yang tadi sudah di pakai secara sempurna, ia hanya ingin menunjukan kissmark yang ada di tubuhnya.
Agar Minju mengerti kenapa ia marah-marah. Tapi bukannya meminta maaf, Minju malah menghampiri Yuri dan memeluknya dari belakang. Dengan santai ia melingkari perut Yuri menggunakan lengannya, kemudian ia perlahan menurunkan baju yang di angkat oleh Yuri. Merapihkannya dan tersenyum lebar pada Yuri yang masih cemberut.
"Ya ampun, lagian kenapa sih? Lo keliatan cantik lagi sama kissmarks itu. Nih ya, karya gue tuh semua ada di tubuh lo." Puji Minju dengan tulus, ia memberikan kecupan di pipi Yuri.
Berharap kekasihnya tidak lagi cemberut.
"Meanwhile you really leave kissmark on here. Gimana ngumpetinnya coba?" Minju menunjuk sebuah kissmark yang ada tepat di rahangnya, memang bukan di lokasi yang bisa terlihat dengan mudah. Karena kissmark itu berada di dekat daun telinga Minju.
"Pake otak dong, rambut lo kan panjang gak usah bawel deh." Yuri memukul pelan lengan Minju yang ada di perutnya.
"Suka lupa diri deh siapa yang mulai." Minju menyahuti dengan mencubit kecil perut Yuri yang ofcourse membuat gadis itu menyikutnya dan Minju melepaskan pelukan mereka.
"Oh ya, anyway. Ada yang sakit gak?" Tanya Minju khawatir, ia mengusap pelan pinggang Yuri dan juga punggungnya.
Yuri yang mendengar itu langsung membalikan tubuhnya untuk berhadap-hadapan dengan Minju, sebelum ia berdecak kesal sembari memandang wajah Minju yang benar-benar terlihat khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINAMIKA | MINYUL
أدب المراهقينJo Yuri - "Gue pengen narik lo keluar dari lubang masalah ini." Kim Minju - "Gue pengen kita berdua bahagia." Sepenggal cerita dari hubungan yang terbentuk di antara dua remaja dengan rahasia dan kisah kelam mereka. Tertutup rapih di balik topeng...