"Tay?", New mendekati Tay uang nukai tersungkur di tanah dengan kedua telapak tangan di samping telinganya.
"Maafkan aku New"
*Flashback on
14 Januari 1994
"Aku senang namtarn menerima bayi kecil ini pada akhirnya", Tay mengangkat bayi manusia berusia sembilan bulan itu menghadapnya sambil beberapa kali digoyangkannya badannya yang membuat kedua pipi tembam yang melekat pada bayi manusia itu bergerak.
"Pemerintahan brengsek, untung saja Namtarn menerima bayinya bagaimana kalau Namtarn membulatkan keputusan awalnya, mungkin bayi ini tak pernah menampakkan batang hidungnya", Lee memukul pelan stir mobil di depannya, mengerutuki apa yang sebenarnya terjadi pada Namtarn.
Mereka mengendarai mobil Toyota great corolla berwarna hitam di sepanjang jalan yang sangat sepi.
"Kau tahu, Namtarn sudah menemukan panggilan yang pas untuk bayi ini", Tay memangku bayi tersebut dan bermain bersamanya dengan permen caramel yang sengaja Tay bawa untuk camilan.
"Setelah setahun lamanya akhirnya ia punya nama panggilan, sungguh waktu yang sangat singkat", pengelihatan Lee tetap fokus pada jalanan yang memisahkan antara kedua padang rumput di kedua sisinya.
"Namanya New"
Lee mengernyitkan dahinya, yang benar saja butuh setahun lamanya untuk memikirkan nama panggilan untuk bayi itu dan pada akhirnya hanya satu kata sederhana berisi tiga huruf.
"Yang benar saja, hanya itu?"
Tay mengangguk pelan lalu mengangkat bayi yang bernama New itu menghadapnya lagi.
"New...yang berarti pembuka lembaran baru dari kehidupan Namtarn"
Lee menghembuskan napasnya berat.
"Banyak nama lain yang lebih bagus dari New bahkan dengan makna yang indah contohnya Lee", Tay memutar kedua bola matanya malas mendengar omongan sahabatnya itu.
"Menurutku namanya cukup bagus"
Tiba tiba, cahaya terang menusuk kedua penglihatan mereka berdua. Lee membanting stir ke arah padang rumput untuk menghindari hal yang tak ingin ia bayangkan.
Tetapi, pikirannya salah. Kejadian yang menimpa mereka malahan lebih menyeramkan dari apa yang hanya ada di otak mereka.
Lee, Tay, dan New yang berada di dalam dekapan Tay diseret secara paksa oleh orang orang berbadan besar.
Beberapa kali usaha mereka untuk melepaskan diri membuahkan hasil yang sia sia. Tubuh raksasa dua kali lipat dari tubuh mereka membuat mereka tak berdaya.
"SIAPA KALIAN?!", amarah Lee memuncak, kedua bola matanya me-merah, saraf saraf di pelipisnya menampakkan diri.
"Pasal 112, kesalahan yang sangat fatal", salah satu lelaki berbadan lebih kecil dari yang lain mengulas senyum tipisnya melihat dua lelaki bertekuk lutut di hadapannya.
"Kalian hanyalah beban dari negara ini", lelaki tersebut mengambil pistol dan peredam suara dari seorang lelaki yang menyiapkan segalanya.
"Cuih, orang seperti mu apakah harus ku hormati? Kau membuat teman ku menderita!", Lee membuang ludahnya kasar menandakan pemberontakan sedangkan Tay, ia memeluk New dengan erat berusaha meyakinkannya bahwa mereka baik baik saja.
"Ia hanyalah wanita bodoh yang tak berguna"
Suara tembakan keras terdengar dari arah depan mereka, peluru tersebut berhasil menancap dengan indah di dada Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 days with you
FanfictionAntara luka dan obat Hadir bagai penyembuh Namun fakta bagai racun Tak ada yang tau dimana rasa Sampai pergi salah satunya