Hari ini sebenarnya bukan hari yang kutunggu-tunggu , Karna mulai hari ini aku akan pindah sekolah dari ibu kota ke sebuah sekolah di daerah pegunungan lengkap dengan asrama tempat aku akan tinggal nanti.
Sepanjang perjalanan aku hanya menikmati pemandangan sambil memikirkan bagaimana kehidupanku di sana saat berpisah pada kedua orang tuaku. Tinggal di asrama sama sekali tidak pernah kubayangkan , apalagi aku sering mendengar mengenai kenakalan anak-anak asrama.
" Gio.. kita udah sampe nih" Ucap ibu memecahkan lamunanku.
Aku mengambil barang-barangku dan membawanya turun dari mobil. Pemandangan yang serba hijau dan udara yang segar sedikit menghiburku, namun sesuatu menarik perhatianku. Sebuah pohon beringin raksasa yang berukuran sangat besar berdiri tegap di belakang asrama.
Sekolahku terletak di sebelah asrama , tidak ada yang istimewa dengan sekolahku hanya bangunan sekolah biasa seperti sekolah umum lainya.
Kami menuju ke ruang kepala sekolah , beberapa anak kecil seumuranku mengintip dari jendela-jendela asrama seolah tertarik mencari tahu siapa teman baru yang akan bergabung bersama mereka. Paling tidak aku tidak akan merasa kesepian di tempat ini.
Di ruang kepala sekolah ibu berbincang-bincang cukup panjang dengan kepala sekolah yang memperkenalkan diri dengan nama Bu Ranti. Aku mulai bosan mendengar ibu yang terlalu banyak bertanya.
" Gio.. kamu tinggal di sini dulu gapapa kan?" Tanya ibu.
Sebuah pertanyaan klise , aku menolakpun mereka juga tidak akan berubah pikiran.
" Iya ma.. kayaknya bakal banyak temen main juga, tadi Gio liat udah pada ngeliatin Gio dari jendela kamar asrama" Jawabku
Ibu mengelus kepalaku , mungkin karena senang aku sudah jadi anak penurut dan ibu kepala sekolah hanya mengerutkan alisnya melihatku .
Bosan dengan perbincangan mereka, akupun keluar dan berkeliling melihat-lihat suana sekitar. Udara dingin di sini benar-benar membuatku merasa nyaman.
berkeliling melihat komplek asrama dan sekolah. Betapa takjubnya aku melihat sebuah pohon beringin raksasa yang berdiri kokoh di belakang komplek bangunan asrama ini. Bahkan pohon itu masih bisa terlihat dari beberapa kilometer jauhnya.
Saking takjubnya, tanpa sadar aku sudah berada di dekat pohon beringin itu.
"Srek... srek...." suara seperti benda diseret tiba-tiba memecah lamunanku.
Seketika aku mencari sumber suara itu.
Sesosok bayangan melewati belakang bangunan tua yang tidak jauh dari pohon beringin yang sangat besar di dekatku .
"Hei.. apakah itu anak asrama di sini?" Pikirku.
aku yang penasaran mencoba untuk mencari tahu dan mengikuti ke arah pohon beringin raksasa itu.
"Srek srekk..." Suara benda di seret itu terdengar semakin jelas .
Tidak terasa suasana menjadi semakin gelap, padahal ini masih siang.
Tanpa disadari aku sudah berada dibawah pohon beringin. Rimbunya dedaunan menutupi masuknya sinar matahari , akar-akar yang menggantung sedikit menggangguku untuk melihat sekitar dengan jelas.
"Hihihi... " suara tawa kecil mendadak terdengar di telingaku..
Akupun mencoba mencari sumber suara itu. Namun tidak ada satupun petunjuk asal suara itu, Aku tetap melihat sekeliling berharap suara itu berasal dari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Imah Leuweung - Rumah Hutan
HorrorAku kembali dan mengambil sebuah pisau dan menusukan ke jantungku untuk mengakhiri semua rasa sakit ini. Namun apa yang terjadi? Aku tidak mati! Setiap luka yang kugoreskan ke tubuhku kembali hilang. "Nyawamu adalah milikku! Kamu tidak akan mati...