Desa Sukmaraya , sebuah desa kecil di sebuah pegunungan dengan pemandangan alam yang sangat memukau. Terlihat sebuah pohon beringin raksasa berdiri kokoh di tengah-tengah desa itu.
Langit sudah memerah dan hari sudah mulai malam, namun tidak biasanya terlihat seorang anak kecil berjalan mendekati pohon beringin raksasa itu.
Anak kecil itu mendekat, namun ia ragu-ragu, beberapa kali Iya mencoba berbalik untuk membatalkan niatnya.
"Hihihii.... Kamu.. GioKan? "
Terdengar suara dari atas pohon beringin , jelas itu bukan suara manusia.
Anak kecil itu terjatuh, iya tetap tidak akan biasa dengan apa yang dilihatnya.. sesosok anak perempuan melayang diantara akar beringin dengan kepala yang terpisah dari badanya.
"i.... ini" Bocah itu memberanikan diri.
Ia menyerahakan sebuah benda berbentuk kalung.
"Da... dari mana kamu dapatkan benda ini?" tanya makhluk itu pada bocah itu.
"Pak... Pak Kuswara" jawabnya dengan terbata.
Makhluk itu mendekat mengambil benda itu , seketika wujud makhluk itu bersinar, dan ketika sinar itu hilang wujudnya kembali menjadi menjadi anak kecil yang terlihat polos.
"Apa yang terjadi dengan bagas?... Maksudku Kuswara" tanya Mirah pada bocah itu.
"Pak Kuswara sudah pergi duluan , kamu sudah bisa menyusul" ucap anak itu dengan polos.
Makhluk itu berjalan , ia mencoba keluar dari bayangan pohon beringin dengan sedikit ragu.
"Ini kalung miliku, Kuswara pernah cerita.. ibuku memberikan ini padanya saat aku menghilang" Cerita makhluk itu.
Terlihat perbincangan polos antara kedua anak kecil itu, tidak terlihat aneh, yang sedikit berbeda mereka tidak berada di alam yang sama.
"Aku tidak pernah menyangka , Kuswara menghabiskan hidupnya untuk menyelamatkanku.." ucap makhluk itu yang terlihat murung.
"Sekarang semua sudah selesai, semoga kalian bisa main bareng lagi ya disana!" Ucap bocah itu
Makhluk itu meneruskan langkahnya keluar dari bayangan pohon beringin. Benar saja tidak ada makhluk apapun yang berusaha menyerang. Sebaliknya, Cahaya hangat menyelimuti tubuh makhluk kecil itu menuntunya ke sebuah tempat.
Terlihat seorang anak laki-laki menjemputnya dari dalam cahaya itu.
Sambil menitikan air mata perempuan kecil itu tersenyum dan berlari meraih tangan yang menjemputnya.
Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Imah Leuweung - Rumah Hutan
TerrorAku kembali dan mengambil sebuah pisau dan menusukan ke jantungku untuk mengakhiri semua rasa sakit ini. Namun apa yang terjadi? Aku tidak mati! Setiap luka yang kugoreskan ke tubuhku kembali hilang. "Nyawamu adalah milikku! Kamu tidak akan mati...