10

1.8K 257 27
                                    

Happy Reading buat kamu...
.
.
.
.

Jeongwoo menoleh ke kanan dan ke kiri, saat ini tubuhnya sudah ada di taman pinggiran kota. Saat Haruto memberitahunya agar mereka bertemu di sini, Jeongwoo dengan antusias langsung dengan cepat bergegas agar cepat sampai.

"Haruto mana ya??" Jeongwoo bolak-balik lihat jam tangan yang melingkar di lengannya.

Kembali mengamati sekitar, siapa tahu Haruto sudah dekat. Tapi nihil, tubuh tinggi lelaki tampan dan jutek itu tak muncul-muncul.

"Jangan-jangan Haruto ngerjain aku ??" Tanya Jeongwoo, lelaki manis itu berbisik lirih sembari meremat pelan tali ransel yang ia bawa.

Menghela nafas sebelum akhirnya bangkit dan berjalan menjauh. Sesekali berhenti untuk melihat kebelakang siapa tahu ada Haruto, tapi tetap saja saat Jeongwoo sudah hampir di halte Bis, Haruto tak kunjung datang.

Jeongwoo mendongak, saat hendak naik ke dalam Bis tangannya di cekal seseorang. Dan ternyata itu Haruto, nafas lelaki itu tak beraturan seperti habis berlari.

"Lo mau kemana ??" Tanyanya, lelaki tampan itu masih mencoba menetralkan nafasnya. Menarik Jeongwoo untuk menyingkir dari jalan masuk ke dalam Bis,

"Aku kira, Haruto gak bakal datang. Jadi aku mau pulang aja tadi." Kata Jeongwoo, memandang ke arah Haruto. Lelaki manis itu sudah berjalan pelan mengikuti langkah Haruto yang mungkin hendak kembali ke taman.

Dan benar saja, mereka sampai dan Haruto mengajak Jeongwoo untuk duduk di salah satu bangku taman.

"Kenapa Haru??"

"Ha??"

Haruto mengangkat satu alisnya, tak mengerti arti 'kenapa' yang di tanyakan oleh Jeongwoo.

"Kenapa ngajak aku ketemu ??" Tanya Jeongwoo, Haruto tersenyum lalu menggeleng.

"Gak papa, cuma pengen ketemu aja. Ganggu ya ??" Tanya Haruto yang membuat Jeongwoo otomatis menggeleng, si manis memilin bajunya.

"Gak ganggu kok, aku lagi free." Jawabnya, dan Haruto mengangguk. Lalu sepi, keduanya diam. Tak ada yang memulai pembicaraan.

Hingga akhirnya fokus mereka jatuh pada dua pasutri yang sedang bergandengan tangan.

"Romantis banget ya," gumam Jeongwoo. Haruto menoleh ke arah si lelaki manis, lalu sedikit menyunggingkan senyum. Hanya sedikit, bahkan sampai tak terlihat.

"Kapan ya, kita bisa kayak gitu Haruto??" Tanya Jeongwoo,lelaki manis itu sudah tatap lekat lawan bicaranya. Haruto sendiri sudah tegang, berdehem pelan sebelum menghela nafas.

"Lo sama gue cuma temen, Jeongwoo." Jawab Haruto, cukup buat raut wajah si manis jadi murung. Haruto cukup menyadari perubahan ekspresi yang sangat kentara dari pemuda di depannya. Haruto hanya diam,memandang Jeongwoo yang seperti nya kehilangan moodnya. Tapi, tak sengaja mata lentiknya melihat penjual permen kapas. Lelaki itu bangkit, meninggalkan Jeongwoo yang menatapnya kaget.

Jeongwoo bahkan hendak menyusul Haruto, mengira jika Lelaki tampan itu marah karena di tanya seperti itu. Tapi, setelah Haruto kembali lagi serta permen kapas di tangan miliknya, Jeongwoo membatalkan niat menyusul lelaki tampan itu.

Haruto kembali duduk, dengan permen kapas di pangkuan yang di tatapnya datar. Haruto sesekali melirik ke arah Jeongwoo yang menatap ke arah lain, enggan menatap ke arahnya mungkin. Haruto dengan kaku menyerahkan permen kapas yang di genggamnya ke hadapan Jeongwoo, membuat si manis terkesiap dan mengerjap beberapa kali.

"Apa??"

Haruto melirik sinis ke arah Jeongwoo, mengambil sebelah tangan milik Jeongwoo dan meletakkan permen kapas itu tepat di genggaman lelaki manis itu. Jeongwoo menatap permen kapas dan juga Haruto bergantian.

Jutek ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang