11

1.3K 199 11
                                    

Happy Reading buat kamu...
.
.
.
.

Haruto melamun, sedari pulang tadi pikirannya sudah tidak pada tempatnya. Melainkan melayang ke kejadian tadi.

"Apa gue salah liat??" Gumam Haruto, lelaki itu masih menatap lantai bawah dengan pandangan mata kosong.

Haruto mengerjab, lalu mengusak rambutnya kasar. Merasa pening dan juga lelah memikirkan ini.

Lalu langkah nya ia buat untuk ke masuk ke dalam rumah. Hari sudah hampir larut, Haruto baru sampai di rumah. Terlalu malas sampai di rumah cepat, siapa tahu Si Aera masih ada di rumah nya yang akan tambah membuatnya kesal.

Di depan pintu, Haruto bisa melihat Mama dan Papa yang duduk di kursi. Keduanya terdiam, lalu menoleh saat mendengar suara sepatu yang sedang bergesekan dengan lantai.

"Ha-"

"Gak sekarang Ma, Haru lagu capek" ujar Haruto lalu lelaki tampan itu melenggang pergi tanpa peduli ke arah tatapan Ibunya.

"Biarkan Haruto Ma," Papa meraih pundak Mama. Mengelusnya pelan.

Bruk

Haruto menjatuhkan tubuhnya tepat di kasur empuknya, dengan helaan nafas meletakkan lengan untuk menutupi bagian matanya.

"Capek banget," Lirihnya

Haruto lelah, di balik tangan matanya memanas dan sedikit menumpahkan air.

Haruto lelah, di balik tangan matanya memanas dan sedikit menumpahkan air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongwoo tersenyum, menikmati candaan sang Mama yang ada di sampingnya. Mereka berdua, Mama dan Jeongwoo sedang dalam perjalanan pulang. Jeongwoo merasa senang, saat Mama yang menjemputnya. Karena biasanya, hanya akan ada supir yang selalu tampak di depan matanya saat membuka mobil.

"Ma," panggilnya, membuat wanita yang sedari tadi sibuk tertawa kini berhenti dan menoleh di ganti dengan senyuman manis dan juga tatapan lembut.

"Iya, Justin??"

Jeongwoo hanya tersenyum, nama Justin terasa begitu benar masuk ke dalam telinganya dari pada Nama Jeongwoo. Memejamkan mata, tiba-tiba membuat Jeongwoo rindu akan panggilan nama Justin yang selalu Haruto serukan saat kecil dulu.

"Utiiinnnn...  Ih jangan lali, ntal jatuh." Peringat Haruto kecil

Mama menepuk pundak milik Jeongwoo ketika pundak itu bergetar. Mama menatap anaknya Khawatir.

"Kenapa??" Tanya khawatir Mama, wanita itu sudah memegang pipi milik anaknya. Mengusapnya pelan dengan ibu jari.

"Gak papa, Ma" ujarnya lalu tersenyum, coba meyakinkan Mama agar beliau tidak begitu khawatir.

Kemudian hening, Mama sudah melepaskan pegangan dari Pipi anaknya. Menatap lurus ke arah jalanan yang mereka lewati.

Mama tentu tahu, apa yang ada pada pikiran anaknya. Hanya saja untuk sekarang ini, berpura-pura tidak mengetahui apapun adalah yang terbaik.

Jutek ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang