°2.1° 힌트

2.3K 525 54
                                    

Double up nih, Kalau ada typo bilang aja ya:')

Double up nih, Kalau ada typo bilang aja ya:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!






"Ikut gue, Won!" Sang Sunbaenim––Yeonjun––berlari terburu-buru menuruni tangga, setiba di hadapan Jungwon yang kebingungan, dia menarik pergelangan tangan si leader, Heeseung, Jay dan Sunghoon, menyeret menuju tangga. "Buruan ayo!"

"Mau kemana?" Alis Jungwon bertekuk.

"Ke atas. Udah ayo!" Tanpa memberi jawaban detail, dia kembali menarik keempat idol tersebut. Meski sedikit bingung, mereka berempat mengikuti langkah seniornya.

Tertinggal Sunoo, Niki dan Jake saja di lantai bawah. Dentuman musik membuat mereka terbengong tidak tau harus apa.

"Aduh, aduh, kebelet pipis. Temenin, yuk!" Niki langsung menarik lengan Sunoo, berlari kencang menuju lobi. Tersisa Jake seorang diri di sofa.

"Muka lo kenapa pucat?" tanya Jake, entah ke-berapa kali.

Lara tidak tau, dia juga tidak merasakan apapun selain pedih dalam hatinya. Tidak tau mengapa, hatinya terasa sakit bagai diremat-remat. Mengabaikan sakit itu, dia fokus menatap Jake yang duduk tepat di hadapannya.

"Kamu ... pasti tau sesuatu."

"Tau apa?" Wajah cowok itu masih tenang.

"Tentang aku."

Dia berkedip, menalar ucapan Lara. "Enggak."

"Sejak awal, cuma kamu yang bisa liat aku. Pasti ada alasannya."

"Terkadang gue bisa ngeliat, bukan cuma lo."

Lara keukeuh. "Kamu tau sesuatu."

"Kenapa lo mikir gitu?"

"Sering perhatiin kamu."

"Lo merhatiin gue?" Kedua alis Jake terangkat.

"Iya."

Tersirat sesuatu di wajah Jake ketika berpikir, itu-lah yang membuat Lara sangat yakin dengan persepsinya. Berikutnya tidak ada yang Jake lakukan selain termenung.

"Ini cuma pemikiran gue, tapi menurut gue, lo itu masih hidup."

"Aku?" Lara terkejut.

"Salah satu buktinya, lo belum terlalu fana."

"Tapi...." Lara tidak percaya. Bagaimana mungkin?

"Eh, lo Shim Jaeyoon dari Enhypen?" Tiba-tiba seorang gadis mabuk datang menepuk bahu Jake. Gadis yang sama beberapa menit lalu.

"Iya." Jake berdiri saat gadis berambut curly itu oleng jatuh ke depan, jika dia tidak bangkit mungkin tubuhnya sudah ditimpa.

Winter meringis karena keningnya terbentur lengan sofa yang keras. Dia mengusapnya sambil berdiri tegak mengerahkan seluruh tenaga. "Kenalin." Karena mabuk, matanya sedikit menyipit. "Gue Winter dari Aespa. MY nyebut gue si visual tanpa damage. Si Imut kristal yang terbentuk dari salju mungil di musim dingin, perlahan bergabung dan membeku selamanya. Yap. Tapi tenang, walau gue membeku, gue masih bisa mencair, asal ada seseorang yaaaaang––" Perkataan Winter berubah menjadi teriakan ketika dirinya akan menjatuhkan diri ke tubuh Jake tapi malah terjengkang ke lantai karena si empu tubuh duluan menyingkir.

How This To This | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang