"mama yang bener aja, gevan aja ga kenal sama dia." jawab gevan setelah mendengar penuturan dari sang mama.
"mama tau, tapi ini semua buat nebus segala kesalahan mama sama mereka,". balas mama dari orang yang di sebut gevan menggunakan wajah memelas.
gevan menghela nafas berat, sedari tadi yang ia dengar hanyalah isakan dari mama nya. kemarin mama nya sudah melakukan hal ini juga padanya, memelas pada gevan untuk membantu nya. bukan gevan tak ingin membantu, tapi bagaimana bisa gevan melakukan hal seperti yang di perintahkan mamanya. gevan masih berfikir panjang, ia menunduk lalu menatap mama nya tanpa kepastian.
"gevan coba."
kesya selaku mama gevan pun akhirnya tersenyum. kesya menghapus manik air mata yang dari tadi deras keluar dari mata nya.
"makasih ya ganteng," terima kasih kesya dengan memberikan seulas senyuman sambil memegang pundak anak laki-laki nya.
gevan hanya membalas dengan anggukan kepala. "gevan ke kamar dulu." ucapnya lalu beranjak pergi dari hadapan kesya.
kesya masih tersenyum, tersenyum merasa bersyukur. setidaknya, ia sedikit lebih lega dari sebelumnya.
sementara disini, tepatnya yang di bilang gevan pada mamanya, gevan sekarang berada di kamar. mencerna perkataan mama nya tadi, sambil berfikir bagaimana gevan bisa melakukan nya?
"sekitar tiga bulan yang lalu, sebenernya mama pernah nabrak orang, mama gak tau itu siapa, tapi karna hujan dan mama panik banget, mama tinggalin orang itu, seorang anak dan ibunya. sampe sekarang mama masih dihantui rasa bersalah."
"anak nya, dia seperti hampir sumuran sama kamu."
"mama minta bantuan kamu."
"tolong mama gevan."
"mama sama papa akan cari orang untuk nyari informasi tentang anak itu."
"mama dari anak itu, dia yang mama tabrak."
"bantuin mama ya,"
"nanti papa akan sekolahkan anak itu dengan beasiswa di sekolah kamu."
gevan mengacak rambutnya frustasi, yang tadinya dia sedang berbaring telentang di kasur, kini ia berdiri, gevan memandangi wajahnya di cermin, gevan tersenyum.
gevan mendapatkan ide, dia langsung bergerak keluar kamar dan berlari mencari kesya. sekarang ini hari masih pukul 15.00, masih jam kerja raffi, papa gevan. raffi selalu pulang malam, jadi di rumah gevan hanya ada gevan dan sang mama.
tidak ada astisten rumah tangga di sini. memang kesya yang tidak menginginkan. keluarga gevan adalah keluarga kaya, kaya dan raya. tetapi kesya tidak ingin ada pembantu rumah, karena dirasa nya, ia masih bisa melakukan tugas penuhnya sebagai istri dan seorang ibu.
kembali ke cerita awal, gevan kini menemukan kesya yang tengah duduk di taman rumah sambil membaca buku. gevan melihat itu, ia menghampiri kesya, duduk disamping mama nya dan memeluk mamanya dari samping.
kesya yang menyadari itu langsung saja menutup buku bacaannya, membalas pelukan gevan saling menghangatkan. kesya mengulas senyumnya. "ada apa, hm?"
"maafin gevan ma." ucapnya meminta maaf entah perihal apa menggunakan nada yang pelan.
kesya mendengar nya, dia mengernyitkan dahi nya. "maaf karna gevan gak langsung mau nolongin mama." jelas gevan, karena dia tahu mama nya bingung dengan apa yang diucapkannya di awal tadi.
kesya melebarkan senyumannya, "anak mama kok jadi manja begini," ucapnya sedikit tertawa.
gevan melepas pelukannya dengan sang ibu lalu menghadap dan menatap wajah ibu nya yang dilanda tawaan. "gevan udah tau ma, gimana cara nya balesin maaf mama,"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK GEVAN
Romance"Emangnya kamu mau jadi pacar aku?" "Maaauuuuu!!!" "Jeva sakit, kita perginya besok aja gimana?" "Hm, ya udah ga papa kak," "Kak Gevan pergi sama kak Jeva kenapa gak kasih tau Ara?" "Kenapa harus bilang? Lagian disitu ada Jafar juga kok." "Ara mau p...