◗3

130 65 26
                                    

ara sudah mendapatkan kelasnya, sekarang ia tengah berdiri mempersiapkan diri untuk diperkenalkan di depan teman-teman.
ara menarik nafasnya sedang, lalu mengeluarkan kembali nafasnya.

"perkenalkan nama saya chiara aled diyata, kalian bisa panggil ara." ara memperkenalkan dirinya dan jangan lupa dengan senyuman eye smile yang di tampilkan di wajah baby face nya.

"baik, ara, kamu bisa duduk di samping laurel. laurel, angkat tangan kamu," ucap bu indah selaku guru wali kelas X IPA 3.

sedetik kemudian ara mengangguk, berjalan agak menunduk, pergi ke meja belakang yang berada di pojok kanan jika dilihat dari depan papan tulis.

ara mulai menduduki bokongnya pada bangku samping laurel. "baiklah, kita akan mulai pembelajaran, buka buku bahasa indonesia kalian halaman lima puluh sembilan, dan perhatikan saya menjelaskan." tutur bu indah langsung tanpa basa-basi.

"ara, untuk saat ini kamu dan laurel bisa berbagi buku dulu, laurel, buku nya taruh di tengah ya," laurel mengangguk senang, sedangkan ara hanya diam ditempat.

setelah mengatakan itu, bu indah berbalik menuju papan tulis untuk menerangkan. saat ara ingin fokus, laurel mengajaknya berbicara.

"psst psst! cantik!" cicit laurel sedikit menunduk agar tak terlihat bu indah dikarenakan tertutup orang-orang yang duduk di depan.

ara menoleh, ia juga agak menundukkan kepalanya mengikuti Laurel dan memiringkan kepala bermaksud bertanya "apa?"

"nanti kantin bareng ya?" bisik laurel dan dibalas sungging senyuman dari ara hingga keduanya sama-sama tersenyum ceria dan gembira.

•••

"yuk, ra!" ajak laurel yang tengah bersemangat sedari tadi. sebenarnya dari awal bu indah menerangkan, laurel terus saja mengajak ara mengobrol, ara sampai tidak fokus dengan apa yang dikatakan bu indah. tapi 50% ara juga senang karena baru hari pertama ia sudah mendapat teman ramah. mungkin kesenangannya lebih dari 50%.

saat laurel ara mengajak barusan, ara tengah membereskan buku-buku serta alat tulis kepunyaannya yang dipakai tadi. "udah selesai, ayo!" ajaknya balik.

sesampai di depan gerbang kantin, ara memandang kantin dengan ekspresi seperti mengatakan "wow". dikarenakan kantin sangat lah ramai. di sekolah ara dulu tidak ada orang sebanyak ini. orang-orang di sekolahnya dulu lebih memilih menghabiskan waktu dikelas. bukan untuk makan, atau membawa dan mememakan bekal dari rumah, melainkan berfoto dan bermain ponsel bagi wanita, serta mengerjakan pr pr bagi yang belum menyelesaikan nya. dan anak laki-laki saat jam istirahat kebanyakan yang berada di lapangan, berebut lapangan untuk dipakai bermain pelajaran olahraga seperti basket, voli, futsal, dan lain-lain.

laurel menepuk bahu ara tidak kuat dan tidak pelan, hingga menyadarkan ara yang melamun diri, ara merasakan nya, laurel menggelengkan kepala serta menghembus nafas sambil memutar bola matanya, lalu menarik tangan ara langsung menuju kantin. ara sempat mengerjap, tapi ia pasrah membiarkan tangannya ditarik oleh seorang laurel.

"pesen apa?" tanya lagi setelah memasuki kantin yang ramai.

"samain aja kayak kamu." jawab ara singkat padat jelas.

laurel menghela nafas nya. "hmm," dehemnya seperti pasrah dengan jawaban ara.

ara melihat-lihat seisi kantin, mereka saja tengah mengantri, tidak ada tempat kosong untuk diduduki, desak-desakan seperti pajak. ara dari tadi terus menempeli tubuh laurel, dan laurel sama sekali tidak perduli kan itu.

"bik, cimol aja dua porsi kek biasa." ucap laurel santai pada ibu kantin.

"ayok ra,"

"huh? kemana?" tanya ara gelagapan karena ia sudah melihat-lihat sekitar, tidak ada tempat kosong sama sekali.

KAK GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang