"nanti lo pulang sama gue."
ucapan singkat berhasil membuat ara penuh pikiran. ara jadi melamun memikirkan itu terus di pelajaran kimia saat ini. tatapan kosong ke arah papan tulis namun tidak ditatap oleh ara yang membuat pak arman si guru kimia baru menyadari langsung mendatangi meja ara.
Brak!
"ALLAHUAKBAR KABIRO WALHAMDULILLAHI KASIRO," laurel yang tadi sedang tidur terkejut dengan gebrakan meja pak arman.
"ya ampun pak, untung gak copot jantung saya," ucap laurel mengelus-elus dada nya sambil memeriksa detak jantung nya masih aman atau tidak.
"kalian berdua kenapa?! saya menerangkan di depan yang satu melongo yang satu tidur!" marah pak arman.
ara menunduk panik sedangkan laurel yang ara lihat biasa-biasa saja sedang mengipas-ngipas wajahnya.
"eh malah diem, mau saya hukum?!"
"boleh pak." jawab laurel antusias membuat ara yang mendengar dengan jelas melotot kan matanya kepada laurel tidak percaya.
"capek saya sama kamu laurel," pak arman mengembuskan nafasnya lalu balik ke depan.
"lah pak ga jadi di hukum?" teriak laurel tidak terlalu keras.
ara yang barusan saja bernafas lega kembali menatap laurel penuh ketidakpercayaan.
"saya capek hukum kamu, biar saya suruh osis saja yang mengurus." ujar pak arman lalu ke luar kelas.
melihat pak arman sudah keluar seisi kelas langsung ribut. ara melihat teman-temannya yang sudah heboh itu sekilas kemudian menundukkan kepalanya di meja tanpa ganjalan tangan, ara lelah sangat lelah. baru beberapa hari ia bersekolah disini sudah banyak catatan buruk terhadap dirinya. yang ara pikir mungkin bagi laurel ini sudah makanan harian anak itu, sangat berbalik pada ara yang tidak pernah bermasalah di sekolah lama nya.
jika di letakkan mata dari bawah bisa dilihat ara yang menahan tangis, ara jadi merasa kecewa dengan dirinya sendiri. ara teringat saat di pemakaman sang bunda ara sempat berjanji. berjanji untuk membuat bangga ayah dan bunda di atas sana. tapi ara rasa semuanya tidak terkabul, dalam hati ara mengumpati bodohnya dirinya.
•••
seperti yang dibilang gevan, ara kini menunggu kehadiran lelaki jangkung itu, siapa lagi kalau bukan gevan.
"sorry lama, tadi ada rapat osis." ucap gevan mengejutkan ara yang sedang melihat-lihat sekeliling.
ara terlihat gawat. apa pak arman sudah memberitahukan gevan tentang kejadian ara dan laurel tadi? maksudnya ara tidak mau kalau gevan menceritakan ini kepada zea atau pun mamanya sendiri.
dengan wajah luar yang santai ara menjawab. "ga papa kak,"
gevan masuk ke dalam mobil di ikuti ara. ara tidak tahu kemana gevan ingin membawanya kali ini. ke rumah gevan? ara pikir tidak. pasti gevan bilang dari awal kalau akan kerumahnya.
dan disinilah mereka sekarang. sebuah taman yang bisa menyejukkan siapapun yang berada disana. ara mengerutkan keningnya saat ia dan gevan keluar lalu melihat sekeliling.
gevan menghampiri ara dengan senyuman sangat tipis yang tidak bisa dilihat siapapun.
"ayo." ucap gevan.
ara berhenti melihat sekeliling setelah gevan mengajak ara untuk mengikuti nya.
ara tersenyum sambil berjalan menyamakan langkahnya dengan gevan sampai gevan berhenti, berhenti pula langkah ara.
"lo tau ini tempat apa?" tanya gevan tidak melihat ara melainkan taman luas itu.
"taman?" sungguh pertanyaan gevan sangat tidak harus dijawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK GEVAN
Romance"Emangnya kamu mau jadi pacar aku?" "Maaauuuuu!!!" "Jeva sakit, kita perginya besok aja gimana?" "Hm, ya udah ga papa kak," "Kak Gevan pergi sama kak Jeva kenapa gak kasih tau Ara?" "Kenapa harus bilang? Lagian disitu ada Jafar juga kok." "Ara mau p...