◗6

78 31 11
                                    

seperti yang gevan bilang di telepon, pemuda ini mengantarkan ara menggunakan mobilnya. entah apa yang terjadi pada ara sehingga gadis itu mau menuruti gevan sedari tadi. contoh sekarang, entah kenapa sepertinya ara merasa tidak takut lagi pada gevan walau ara merasa masih canggung karena baru ini mereka terasa sangat dekat layaknya sudah kenal lama. bagaimana tidak? menurut kamus hidup gevan, ia tak akan mau mengantarkan perempuan yang belum lama dikenalnya, ara salah satunya bukan? gevan juga bukan sembarang mau mengajak masuk gadis ke dalam mobilnya, jika di kira-kira, baru jeva satu-satunya orang berkelamin perempuan yang pernah gevan antar seumur hidup setelah mamanya. ingat, seumur hidup. bahkan jika mama gevan menyuruhnya mengantar sepupu saja gevan bisa-bisanya menolak secara dingin. itulah kepribadian gevan yang wajib diketahui.

keheningan menyelimuti isi mobil. suara yang terdengar hanya laju mobil, keduanya sama-sama tidak menatap satu sama lain. ara yang sibuk melihati jalanan yang cukup sunyi, serta gevan yang fokus menyetir dengan ekspresi wajah datar.

di tengah perjalanan yang penuh kegelapan, entah apa yang terjadi, sengaja atau tidak sengaja, mobil gevan berhenti mendadak membuat ara yang dari tadi menghadap jendela kini menatap gevan yang menghadap kosong ke depan tanpa berekspresi. meyakini ara sedang melihatnya, gevan pun menoleh sehingga terjadi kontak mata yang tidak biasa bagi keduanya.

selang berapa detik gevan keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah pun kepada ara yang terdiam melihat gerak-gerik gevan. yang ara lihat, gevan tepat berada di depannya dengan kaca yang melapisi.

sedetik kemudian barulah ara sadar ia tengah melihat tembok kulit mobil depan yang diangkat gevan. ara kemudian keluar, yang didapatinya ialah raut tak biasa dari gevan yang tengah serius menatap mobilnya seperti sedang berfikir.

"kenapa kak?" tanya ara pelan. sebenarnya saja, ara takut-takut untuk berbicara duluan, tapi mau bagaimanapun itu harus, ini sudah hampir jam 9 malam, jalanan disini juga sepi, tidak mungkin jika hanya berdiam diri terus memandangi mobil sampai tengah malam. friend, itu sangat tidak lucu.

"mogok."

"ha?"

"lo mau pulang?"

pertanyaan aneh dari gevan sukses membuat ara terdiam. pertanyaan yang sangat tidak masuk akal. bagaimana mungkin ara tidak mau pulang?

"mobilnya mogok, rumah lo dikit lagi nyampe kok, kita jalan aja." ucap gevan lagi-lagi membuat ara mematung.

"mau gak?"

seketika gevan membuyarkan beribu pikiran ara, anak itu akhirnya mengangguk.

"iya kak ga papa,"

tanpa membalas lagi, gevan menutup pintu depan mobil itu lalu berjalan mendahului ara yang seketika juga langsung mengikuti gevan di belakangnya.

"kak," panggil ara ke gevan ditengah perjalanan kaki mereka.

gevan membalas deheman tanpa niat menoleh.

"kak gevan kok bisa tau rumah ara?" tanya ara penuh hati-hati mengingat keduanya masih sangat canggung.

"tau dari mana nya?" tanya gevan balik.

"loh itu tadi kok tau rumah ara deket lagi?"

gevan menyunggingkan senyum smirk. "emangnya apa yang gue gak tau?" ucapnya kini menoleh melihat ara yang berjalan dibelakang lelaki itu.

"hah?" ara tidak mengerti.

"kak, ara masih bingung deh," lanjutnya.

"banyak omong, jalan aja yang bener." sela gevan membuat ara seakan tak mau lagi mengajak gevan berbicara.

KAK GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang