02

21.6K 610 3
                                    

Yuhuuuu Hi! yamete kudanil🐬💗

Call me Asa🐚

🚫DILARANG SALAH LAPAK🚫

SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVAT JADI FOLLOW DULU BARU BISA BACA💗🐬

Ini cuma halu yang dituangkan menjadi sebuah cerita🧚🏻‍♀️

☁︎︎☁︎︎☁︎︎


Setelah 3 minggu kejadian tersebut, Celin mengundurkan diri dari kampusnya tempat ia berkuliah. Dan sudah 3 minggu ini Alvin makin dekat dengan nya bahkan Alvin selalu mengunjunginya jika ia tidak sibuk di kantor. Ralat lebih tepatnya Alvin yang mendekatinya.


Celin sudah berkali kali menolak perhatian Alvin namun Alvin tidak peduli sama sekali seolah didunia ini hanya Celin yang ia inginkan.

Pagi ini Celin tidak beranjak sedikitpun dari kasurnya, entah lah ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia mendengar ketukan pintu dari apartemennya, dan saat ia ingin beranjak dari kasur entah mengapa perutnya terasa amat sangat sakit.

Ia berpikir kalau ini faktor mens nya, tapi biasanya ia jarang sakit perut. Pintu diketuk semakin tidak santai, Celin meringis saat merasakan nyeri yang teramat nyeri dibagian perutnya. Ia mengabaikan teriakan Alvin dari luar Apaterment nya.

"A-Alvin"
Cicit nya saat Alvin berhasil menerobos masuk, Alvin menatap heran Celin yang masih meringis kesakitan sambil memegang perut.

"Arhgggh Hahhh Ahh Sakittthhh"
Lirih nya sambil mencengkeram kuat perutnya yang terasa amat sakit. Alvin buru buru mendekati gadisnya lalu memeluk tubuh Celin dari samping dan sesekali mengusap bahu gadisnya tersebut.

"Ahhh sakithhh hiks hiks... s-sakittt"
Rintih Celin sambi memperkuat cengkeramnya pada perutnya. Alvin yang melihat itu lu jadi tak tega, ia lalu menggenggam jemari jemari mungil Celin yang berada di perut datarnya.

"V-vinhhh s-sakithhh"
Adu nya seraya menggenggam tangan Alvin guna menyalurkan rasa sakit.

"Kamu salah makan? Atau lagi mens?"
Tanya Alvin selembut mungkin.

Celin menggeleng lalu memukul kecil dada bidang Alvin, ia amat tersiksa karna sakit perut yang bersarang diperutnya.

"Kamu mulas? Atau kenapa?"
Tanya nya lagi sambil berusaha untuk menenangkan Gadisnya itu.

Celin tidak menjawab pertanyaan Alvin melainkan ia langsung berlari kearah toilet yang tidak jauh dari kamarnya tersebut, Alvin sempat kaget lalu ia tertegun memandangi sprei Celin yang terdapat banyak noda darah.

"Mens kali ya?"
Gumam nya sambil memperhatikan noda itu serius.

"Huekkk..Huekk..Huekkk"

Alvin panik lalu segera menyusul Celin ke toilet, betapa terkejutnya Alvin yang melihat penampilan Celin sudah acak acakan dan juga celana tidurnya yang terdapat banyak darah.

"Sakithhhh huek huek"

Celin memuntahkan apa yang ingin ia muntahkan sambil meremas remas perutnya, Alvin mendekat lalu mengurut tengkuk gadisnya itu.

"Muntahin aja semuanya biar enakan"

Celin menggeleng lesu tanda ia tak sanggup lagi, Celin mencengkeram kuat pinggiran wastafel toilet tersebut lalu kembali menunduk untuk memuntahkan sesuatu yang membuat perutnya tidak nyaman.

"Huekkkk ahhh huekkk hiks hiks ca—pe akhhh huekkkk"

Alvin memandang prihatin Celin yang susah payah memuntahkan sesuatu yang membuatnya mual, Celin mencuci mulutnya lalu berbalik menghadap Alvin.
Celin menatap sendu manik mata Alvin beda dengan Alvin yang menatap nya khawatir.

"SAKITTT!!! Huek huek huekk"

Celin berkali kali memukul perutnya sendiri saat rasa sakit itu kembali menyerang begitu juga rasa mual nya. Alvin yang khawatir melihat gadisnya yang terus terusan memukul perut pun mendekap erat gadisnya agar ia tak melanjutkan memukul perutnya tersebut.

"Gue cape!! Gue p- akhh"

Tubuh Celin bisa saja luruh kelantai apabila Alvin tak memeluknya cukup erat, Alvin melihat wajah gadisnya yang pucat dan jangan lupakan kesadaran gadisnya tersebut sudah hilang. Celin menutup matanya seiring Cengkraman pada punggung Alvin melonggar.

Alvin yang khawatir dengan keadaan Celin pun langsung buru buru membawanya ke rumah sakit.

꧁꧂

"Apa yang terjadi dengan istri saya dok?"
Tanya Alvin saat dokter telah selesai memeriksa Celin dan membawa Alvin keruangnnya.

Dokter tersebut tersenyum lalu menggeleng pelan. Alvin diam tidak mengerti dengan gelagat sang dokter.

"Istri anda sepertinya terlalu banyak pikiran hingga terjadi pendarahan dan mual yang parah, ah iya istri anda sedang hamil dan saya perkirakan kandungan istri anda baru 2 minggu"

Alvin sempat syok mendengar penuturan sang dokter namun ia merasa sangat senang karna sebentar lagi Ia akan menjadi ayah dan suami sah Celin.

"Apa itu membahayakan dok?"

"Tidak, karna hanya pendarahan kecil seperti menstruasi dan juga mual yang parah biasanya terjadi jika pasien kelelahan."

Alvin mangut mangut paham lalu senyum tercetak di wajah tampan nya. Namun wajah itu murung saat terlintas suatu pikiran di otaknya.

"Apakah harus dirawat dok?"

Dokter itu mengangguk mengiyakan pertanyaan Alvin

"Saya rasa istri anda harus dirawat 3 hari di rumah sakit sampai istri anda benar benar pulih"

꧁꧂

"H-hamil?"

"Iya dan itu anak gua, jadi biarin gua tanggung jawab okay?"

Celin syok saat mengetahui dirinya tengah berbadan dua, dan apa ini? Alvin lelaki yang merengut keperawanannya akan tanggung jawab atas bayi yang ada dikandungannya saat ini.

"Tapi Vin gue k-- huek"
Alvin buru buru menyusul Celin yang memuntahkan sesuatu untuk kesekian kalinya. Alvin mengurut tengkuk Celin sementara celin fokus pada sesuatu yang membuat dirinya merasa ingin muntah terus menerus.

"Huekk ahh huekkk nghh"

"Terus gapapa biar perutnya enakan."

"S-sakit hiks.. hiks... "

"Syuttt sayang aku jangan nangis ya.. kasian adek bayi kita."

Celin menggeleng lemah lalu ia bertumpu pada pinggiran wastafel tak sanggup menahan tubuhnya yang serasa seperti jelly. Alvin menatap prihatin gadisnya yang berusaha untuk tetap tegak namun kaki mungilnya terasa lemas seperti jelly.

Alvin yang jengah dengan keadaan pun akhirnya menggendong Celin lalu membawanya ke ranjang rumah sakit di ruang nya tersebut.

Setelah Alvin membaringkan gadisnya diatas ranjang ia lalu memilih untuk duduk di sofa samping ranjang sambil memandangi wajah pucat gadisnya.

Celin terisak pelan dan sesekali merintih kesakitan, Alvin mengusap wajahnya frustasi dengan apa yang terjadi pada Celin.

"Mau gua panggilin dokter?"

Celin menggeleng pelan lalu memandang sendu Alvin, "Gue gapapa..Gue cuma pengen pulang" lirih nya lalu menyeka air matanya pelan.

"Tapi Lo harus dirawat dulu disini, 3 hari lagi kalau kondisi Lo udah stabil gua bakal bawa Lo pulang"
Celin mengggeleng lalu menatap sendu Alvin.

"Bukan pulang itu yang gue mau"

"Trus Lo mau pulang apa?"

Celin tersenyum tipis lalu mengatakan hal yang tidak ingin Alvin dengar.

"Pulang ke pangkuan Tuhan"

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK🔥

(19 Juli 2021)

Mahagasmara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang