Prolog

257 15 0
                                    

Fiya Qotrun Nada. Gadis manis lulusan Pondok Pesantren yang mempunyai kegiatan sehari harinya sebagai guru Madrasah dan TPQ di kampungnya.

Suatu hari ia bertemu dengan teman SD nya. Namanya Nadia Mecca. Ia diminta menjadi guru ngaji untuk anaknya Muhammad Aziz Rifa'i.

"Kenapa nggak masuk TPQ aja Nad. Kan lumayan nanti bisa dapat ijazah. Sekarang ijazah TPQ ada nilai plus untuk masuk sekolah umum." Saran Fiya pada Nadia.

"Nah... itu yang jadi masalahnya Fi. Si Aziz itu nggak mau masuk TPQ,"

"Kenapa memangnya...??"

"Katanya sih males kalau kenalan lagi."

"Masya Allah... itu anak kamu memangnya nggak mau punya temen yang banyak..??" Fiya tersenyum mendengar cerita Nadia, namun seketika ia menghentikan senyumannya karna melihat raut wajah Nadia yang berubah masam.

"Aziz itu nggak punya banyak temen Fi. kalau di rumah aja jarang sekali main diluar. Paling cuma main sama Ami nya... itu pun kalau Ami Kemal lagi nggak ada sif dikerjaanya. kalau di sekolah sama Haikal, dia teman sebangkunya..." cerita Nadia sedikit lesu.

"Kalau boleh tau... apa sebelumnya Aziz pernah ada kejadian apa gitu yang buat dia trauma untuk berteman..??" Tanya Fiya penasaran.

Nadia menggeleng.

"Aziz itu nggak pernah cerita apa apa kalau aku nggak tanya duluan. Itupun nggak banyak yang dijawab. Dia pilih pilih pertanyaan sih orangnya. Makanya sampe sekarang aku sama suami nggak tau penyebab dia menghindar dari teman itu apa .."

Fiya mengangguk mengerti. "Baiklah... rumah kamu masih sama kan Nad..??" Tanya Fiya pada akhirnya.

Nadia mengangguk dengan semangat.
"Beneran Fi.?? Ya Allah... makasih ya Fi. Kalau gitu aku boleh minta nomor HP kamu buat ngabarin ke kamu kapan mulai les nya. Ini aku mau ngobrolin dulu sama suami." Kata Nadia antusias

Fiya mengangguk, kemudian dia menunjukkan nomor HP nya pada Nadia.

"Kalau gitu. Aku pamit dulu Fi. Nanti aku kabarin lagi ya..." pamit Nadia pada Fiya setelah mereka bertukar nomor telepon.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang