"Ami Kemal... " teriak seorang anak kecil yang berlari kearahnya, ia tersenyum dan menyambut anak kecil tadi. Setelah samalam ia memikirkan kata kata Doddy. Akhirnya ia memilih untuk bertanya pada Nadia tentang Fiya.
"Tumben mas.. pagi pagi udah kesini aja.." sambut Nadia yang sedang sibuk menyuapi Tika, adiknya Aziz.
"Kalau dateng masuk rumah itu ngucapin salam dulu Kemal... kebiasaan kamu itu nggak pernah dibuang sampe sekarang.." omel Zahra ibunya Kemal.
"Hee. Lupa ma. Assalamu'alaikum.." jawab Kemal kikuk.
"Wa'alaikum salam.." jawab semua orang.
"Sarapan dulu sini..." ajak Zahra pada Kemal.
Kemal duduk dan bersiap untuk memakan sarapan paginya. Sudah lama ia tidak makan masakan ibunya. Biasanya kalau kesini cuma main sebentar atau kalau nggak cuma ngajak Aziz jalan jalan.
"Mal... papa udah tua..." itu suara Zaki ayah Kemal.
Kemal tahu arah pembicaraan ini. Salah satu alasan yang membuatnya memilih tinggal sendiri adalah karna ini.
"Kamu kapan mau menikahnya..?? Kamu sudah 28 tahun sekarang. Itu sudah terbilang cukup sekali untuk menikah. Lihat...(menunjuk Nadia) adik kamu saja sudah punya 2 anak. Sedangkan kamu..?? Calon saja belum pernah kamu kenalin ke papa. Mau sampe kapan..?? Nunggu papamu meninggal dulu...??"
Hilang sudah selera makan Kemal. Ia tidak lagi berminat untuk memakan sarapannya itu. Padahal dia rindu sekali masakan ibunya. Tapi setiap akan makan, pasti ayahnya selalu membahas tentang pernikahan.
Kemal juga tidak mau terlalu lama menunggu. Ia juga secepatnya ingin menikah. Menjalin rumah tangga dengan kebahagiaan dan cinta. Tapi kalau wanita yang ia nikahi tidak pernah ia cintai. Ia khawatir tidak akan berjalan mulus rumah tangganya. Ia takut menyakiti perasaan istrinya kelak. Karna ia masih tenggelam dalam bayang bayang Kanaya.
"Pa... biarkan Kemal memakan sarapannya dulu. Kasian dia baru sampai." Kata Zahra menenangkan Zaki. Ia melihat Kemal memasang wajah tidak nafsu makan setelah tadi Kemal semangat untuk menyantap sarapannya. Ia tahu perasaan Kemal. Tapi ia tidak memungkiri bahwa ia juga menginginkan menantu dari Kemal.
"Kemal... dimakan dulu sarapan kamu." Kata Zahra lagi.
Kemal mengangguk pelan dan memakan sarapnnya walau sebenarnya ia enggan. Masakan ibunya memang enak sekali. Tapi terasa menyakitkan bagi Kemal saat drama ini dimulai.
Mereka memakan sarapan mereka dalam diam. Tidak ada yang berani berbicara lebih dulu.
"Kemal sudah selesai. Kemal keatas dulu." Pamitnya setalah tadi memakan 3 sendok makan sarapannya.
Zaki memandangi punggung Kemal yang menaiki tangga lantai 2 rumahnya. Sebenarnya ia juga kasihan melihat Kemal.
"Kemal..." suara seorang pria yang sudah berumur membuyarkan lamunan Kemal.
"Papa..." ia menghampiri Zaki yang kini sudah duduk di balkon kamarnya dulu.
"Kamu sudah ada calon...??" Tanya Zaki pada Kemal to the point.
Kemal menggeleng. Ia memang tidak mempunyai calon istri. Cinta saja masih sama Kanaya.
"Kamu papa kenalkan sama anak teman papa saja gimana..??"
"Pa..."
"Papa tahu. Kamu itu laki laki. Kamu berhak memilih wanita yang menjadi pilihan kamu sendiri. Tapi coba. Sampai sekarang kamu tidak memilih wanita manapun untuk kamu kenalkan sama kami sebagai calon istri kamu."
Kemal benar benar lupa tujuannya kemari. Ia kalut sekali mendengarkan Zaki yang selalu meminta calon istri kepadanya.
"Ok... papa kasih waktu kamu seminggu. Kalau dalam seminggu kamu nggak kenalin calon istri ke papa. Papa anggap kamu setuju dengan perjodohan ini." Kata kata terakhir Zaki membuat Kemal terasa tercekik ditenggorokannya. Bagaimana dalam waktu seminggu ia bisa mendapatkan calon istri..?? Sedangkan waktu 3 tahun saja Kemal tidak cukup untuk mengubur rasa cintanya pada Kanaya.
Zaki sudah meninggalkan Kemal yang masih duduk termenung. Ia memikirkan cara untuk mencari calon istri dalam seminggu. Apa ia pasrah saja pada keputusan Zaki untuk menerima perjodohan untuknya.
"Mas..."
Kini suara Nadia membuyarkan lamunan Kemal. Ia menengok kearah Nadia yang duduk ditempat Zaki tadi.
"Mas masih belum bisa move on dari Naya..??" Tanya Nadia. Kemal memang pernah menceritakan tentang perasaannya pada Nadia. Mungkin Nadia mengetahui hampir setengahnya isi hati Kemal.
"Mas nggak tahu Nad. Mas juga masih bingung. Terkadang saat bersama Fiya, Mas bisa nglupain semua tentang Kanaya. Tapi terkadang bayangan Kanaya masih muncul dalam hati mas." Tanpa sadar Kemal menyebutkan nama Fiya. Nadia mengerutkan dahinya bingung. Ini Fiya temannya yang mengajar ngaji Aziz atau ada Fiya lain yang Nadia tidak mengenalnya..???
"Fiya...??? (Kemal melihat kearah Nadia kaget) Fiya siapa..??" Tanya Nadia.
Kemal nyengir sambil menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal. Melihat tingkah Kemal. Nadia mengetahui artinya.
"Jadi...??? Mas Kemal mau jadiin Fiya teman aku sebagai pelampiasan dari perasaan mas Kemal yang bertepuk sebelah tangan itu...??" Tuduh Nadia sarkas
"Eh... bukan... bukan begitu Nad. Jadi gini.."
Kemal menceritakan semuanya dari awal. Termasuk niatnya kesini pagi pagi tadi.
"Mas. Kalau Nadia boleh saranin sih ya. Mas jangan pernah deketin Fiya kalau perasaan dihati mas belum hilang sepenuhnya. Kasihan Fiya. Dia itu gadis baik. Dan dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan pria manapun. Pandangannya saja dijaga banget. Kalau ngobrol sama pria dia itu irit sekali. Katanya takut ada setan lewat. Kalau misalkan mas Kemal deketin terus dia jadi punya perasaan sama mas tapi ternyata mas Kemal nggak cinta sama dia gimana...?? Pokoknya aku nggak setuju.!" Tolak Nadia panjang lebar
"Kalau mas serius sama Fiya. Kamu setuju nggak..??" Tanya Kemal
"Memangnya sudah nggak ada lagi nama Kanaya dihati mas..??" Tanya Nadia
Kemal terdiam. Ia tidak tahu jawaban dari pertanyaan Nadia.
"Nggak bisa jawab kan..?? (Tersenyum mengejek) kayak gitu sok sok an mau seriusin Fiya. Jangan harap. Fiya juga yang suka banyak. Dia bisa pilih salah satu dari mereka. Mas Kemal bukan tandingan dari mereka semua." Kata Nadia. Dia memang adiknya Kemal. Tapi kalau Kemal salah dia paling terdepan untuk mengomelinya.
"Memangnya siapa mereka..??" Tanya Kemal sedikit penasaran.
"Kang Haqi anak dari pemilik TPQ dan Madrasah tempat Fiya mengajar. Mas Aji anaknya kepala desa sama Ustadz Adam. Mas Kemal kenal sama mereka semua kan..?? Itu baru mereka yang ketahuan. Belum yang lainnya."
Cerita Nadia membuat nyali Kemal menciut seketika. Fiya benar benar wanita istimewa.. dia diperebutkan oleh pria pria luar biasa di kampungnya. Dia merasa insecure untuk kedua kalinya.
Kanaya memang istimewa. Tapi Kemal sadar bahwa Fiya lebih istimewa dimatanya. Dia benar benar tidak tersentuh oleh siapapun. Dia menjaga dirinya dari pandangan para lelaki hidung belang.
Sungguh beruntung lelaki yang mendapatkan Fiya. Dia akan menjadi yang pertama melihat, menyentuh dan memiliki Fiya seutuhnya.
"Kok kamu tahu mereka semua suka sama Fiya..??" Tanya Kemal penasaran.
"Berita itu udah nyebar kali mas. Semua orang dikampung itu pada tahu. Orang Fiya kan kembang desa dikampung ini.. bukan cuma ayu wajahnya saja. Tapi hatinya juga. Udah gitu dia dilengkapi ilmu agama yang kokoh. Makanya banyak yang ngincar."
Sekali lagi Kemal dibuat tercengang mendengar cerita Nadia. Dalam hati ia bertanya. Siapakah sosok lelaki beruntung yang berjodoh dengan Fiya...??? Yang pasti Gusti Allah sudah memilihnya yang paling terbaik diantara yang terbaik.
"Masih mau mencoba mendekati Fiya...??" Tanya Nadia sedikit mengejek Kemal. Sedari tadi Nadia memperhatikan Kemal dengan seksama. Kakaknya itu sepertinya memang tertarik dengan Fiya. Mungkin benar kalau Fiya sudah meruntuhkan tembok besar dihati Kemal.
![](https://img.wattpad.com/cover/277624484-288-k603723.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love (END)
Romance"Kamu...??? Siapa..??" Tanya seorang pria pada Fiya yang baru saja keluar dari toilet rumah temannya. "Maaf mas.. saya Fiya mas. Guru ngaji Aziz." Jawab Fiya gerogi melihat tatapan tak terbaca dari pria didepannya. Seperti apa kisahnya... mari kita...