"Kamu...??? Siapa..??" Tanya seorang pria pada Fiya yang baru saja keluar dari toilet rumah temannya.
"Maaf mas.. saya Fiya mas. Guru ngaji Aziz." Jawab Fiya gerogi melihat tatapan tak terbaca dari pria didepannya.
Seperti apa kisahnya...
mari kita...
Malam harinya, sesuai janji. Kemal dan keluarganya kerumah Syarif untuk melamar Fiya anaknya.
"Jadi 2 minggu lagi pernikahannya ya.. kamu sanggup..??" Tanya Syarif pada Kemal. Dengan senang hati Kemal menyetujuinya. Ia malah ingin sekali pernikahannya seminggu lagi.
Tapi karna Fiya minta kelonggaran waktu untuk menyelesaikan hal hal yang nanti diperlukan dalam pernikahan. Juga ia butuh waktu mencari guru baru untuk menggantinya di TPQ dan Madrasah. Karna setelah Fiya menikah. Ia akan ikut Kemal kerumah Kemal sendiri.
"Saya sanggup..!" Jawab Kemal tegas.
"Baiklah Rif... semuanya sudah setuju kan. Masalah untuk persiapan pernikahan biarkan orang orang kami yang mengerjakannya. Kita akan mengadakan acara pernikahan ini digedung milik Kemal." Kata Zaki. Semua mengangguk setuju.
Sebelum kesini tadi. Kemal menceritakan semuanya. Tentang ia yang sudah resign dari Restaurant dan tentang perusahaan yang ia bangun sudah lama. salah satunya gedung miliknya yang khusus disewakan untuk acara acara besar.
Mereka semua tentu kaget dan tidak menyangka Kemal merahasiakan hal sebesar ini dengan rapi kepada keluarganya. Kemal memang sudah terbiasa seperti itu dari dulu. Tidak pernah bercerita apapun jika tidak ditanya. Mungkin sifat itu yang menurun pada Aziz. Karna Aziz lebih sering bermain dengan Kemal dibandingkan dengan Abinya.
"Pantas saja Aziz selalu bilang kalau Ami Kemal duitnya banyak. Ternyata memang banyak. Hehe.." celetuk Nadia yang langsung dipelototi Kemal.
"Itu Aziz yang bilang mas. Bukan aku." Bela Nadia yang tidak terima dipelototi Kemal tadi.
"Jadi mas beneran udah nggak ada perasaan lagi sama Kanaya...??" Tanya Nadia lagi. Kali ini mereka hanya berdua saja setelah tadi Zaki dan Zahra pamit untuk istirahat di taman depan rumah mereka.
"Nggak ada Nad. Mas yakin. Kalau mas cinta sama Fiya. Fiya memang bukan cinta pertama bagi mas. Tapi Fiya adalah Kebahagiaan pertama yang mas miliki nanti. Fiya is mine... karna dia adalah gadis paling istimewa yang pernah mas temui. Dan mas adalah orang paling beruntung yang bisa dapatin Fiya seutuhnya." Kata Kemal panjang lebar.
Entah kenapa. Sepertinya mengagumi Fiya tidak hanya cukup dengan kata kata saja. Walaupun Kemal sudah mengucapkannya panjang lebar. Tapi tetap saja masih tidak cukup untuk menggambarkan seorang Fiya dimatanya.
"Mas..." Nadia menatap haru pada Kemal.
Kemal menatap balik Nadia. "Iya.. kenapa..??" Tanya Kemal.
"Aku... ngiri sama Fiya... mas kok bisa jadi romantis gini sih..??? Kalo mas bukan kakak aku. Udah aku pacarin ih..." canda Nadia.
"Ngawur kamu. Sudahlah... mas mau beli perhiasan dulu buat Fiya..." jawab Kemal sambil berlalu meninggalkan Nadia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nadia membantu Kemal untuk memasangkan cincin tunangan di tangan Fiya. Nadia meminta Kemal untuk memotret jari Fiya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.