"Emang kamu setuju..???" Tanya Kemal pada Nadia.
"Aku sih seneng banget kalau Fiya jadi kakak ipar aku. Tapi aku nggak tahu sama Fiya. Siapa tahu dia udah nentuin pilihannya sendiri." Jawab Nadia
"Brati kalau mas berjuang buat dapetin Fiya. Kamu dukung mas nggak...??" Tanya Kemal lagi
"Mas Kemal serius sama Fiya..?? Yakin udah nggak ada Kanaya di hati mas...??" Tanya Nadia meyakinkan hati Kemal
"Mas ng... " suara Kemal tertahan.
"Nggak usah dech mas, kalau belum bisa move on..."
"Nad... gimana caranya pastiin perasaan kita sendiri..???" Tanya Kemal.
Nadia memandang Kemal melas. Ia sebenarnya tidak tega melihat kakaknya yang kalut tak bisa move on dari cinta pertamanya.
"Yakinin hati mas dulu."
"Caranya..???"
"Tanya sama diri mas sendiri. Resapi... siapa yang ada dihati mas.. aku juga nggak tahu caranya. Tapi saat aku memilih mas Amar. Hati aku memang mantap dan tak ada keraguan disana."
"Berapa hari..???"
"Apanya...???"
"Berapa hari kamu yakinin hati kamu buat akhirnya memilih Amar..??"
"Seminggu. Aku istikhoroh mas selama itu. Dan hatiku jadi makin lebih mantap setiap harinya." Jawab Nadia.
Kemal tersenyum. "Ok... makasih Nad.. mas minta do'anya..." jawab Kemal sambil mengacak rambut Nadia sebelum dia pergi dari rumah orang tuanya. Entah kemana.
Fiya berjalan di taman dekat rumahnya. Suasana pagi ini sangat sejuk. Anginnya juga sepoy sepoy tak kalah seperti saat di sawah.
Ia memilih duduk di bangku taman. Memikirkan hatinya yang akhir akhir ini aneh. Ia juga memikirkan kata kata abahnya pagi tadi.
"Fi.. kamu abah jodohin dengan anak teman abah ya...?? Usia kamu sudah cukup. Dan juga abah sudah tidak enak menolak para pria yang datang untuk melamar kamu. Satu diantaranya tidak ada yang kamu pilih."
Fiya menatap Syarif. Ia tidak menemukan keraguan dalam mata Syarif. Fiya terdiam. Dia belum tahu harus merespon apa. Lagi pula tidak mungkin abahnya menjodohkan dengan pria yang tidak baik kan..??
"Kalau kamu ragu. Kamu bisa melakukan istikhoroh mulai malam nanti. Abah tunggu keputusan kamu seminggu lagi." Kata syarif lagi. Ia sama sekali tidak berniat untuk mendengar jawaban dari anaknya.
"Apa sudah saatnya aku menikah sekarang..??" Gumamnya dalam hati..
"Fiya... kamu disini..??" Suara seorang pria yang akhir akhir ini mengganggu pikirannya membuyarkan lamunan Fiya.
"Mas Kemal..?? Sedang apa..??" Tanya Fiya saat ia melihat Kemal sudah duduk di kursi satunya. Kali ini kemal duduk dengan menjaga jaraknya. Agar Fiya tidak merasa risih olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love (END)
Romance"Kamu...??? Siapa..??" Tanya seorang pria pada Fiya yang baru saja keluar dari toilet rumah temannya. "Maaf mas.. saya Fiya mas. Guru ngaji Aziz." Jawab Fiya gerogi melihat tatapan tak terbaca dari pria didepannya. Seperti apa kisahnya... mari kita...