"Lo rasanya gimana kalo deket dia...??" Tanya Doddy yang pernah merasakan hal yang sama juga.
"Semakin kesini gue makin penasaran sama dia. Dan bersama dia, gue bisa nglupain perasaan gue buat Kanaya." Jujur Kemal pada teman temannya.
"Persis... itu yang gue rasain saat gue deket sama shella dulu. Dan buktinya sekarang gue cinta mati sama dia..." akui Doddy.
"Jadi...??? Artinya gue cinta sama Fiya...???"
Tanya Kemal memastikan."Siapa Fiya...???" Tanya Romy bingung.
"Ah elaaaaahh... itu... si gadis berjilbab.." jawab Arlan.
"Otak lo lama lama kaya keong juga... lola..." ejek Doddy pada Romy.
"Bully aja terooossss..." Romy merajuk sebal pada teman temannya.
"Gini bro. Cinta itu dirasain dari hati. Bukan dari pendapat kita." Doddy mulai serius lagi
Setelah pertemuan itu. Kemal selalu memikirkan kata kata Doddy yang terakhir.
"Ingat bro. Yang tahu perasaan kita ya kita sendiri. Kalo lo mau tau perasaan lo. Lo deketin gadis berjilbab itu..." belum selesai Doddy meneruskan wejangannya, sudah keburu dipotong oleh Kemal.
"Fiya namanya..."
"Iye gue tau..." jawab Doddy sewot.
"Jadi gini... (Doddy menggaruk kepalanya yang tak gatal) sampe mana tadi...??? Gue lupa.." tanya Doddy pada Arlan dan Romy yang lagi serius mendengarkan nasehat Doddy ..
"Ah.. elaaah... lo ngrusak suasana aja... sampe gadis berjilbab tadi..." itu suara Arlan.
"Fiyaaa, Arlan... namanya Fiya..." sewot Kemal lagi.
"Ini maunya gimana sih... nggak kelar kelar dari tadi..." Romy mulai tidak sabaran.
"Jadi gini. Kalo lo udah mulai penasaran sama Fiya. Berarti hati lo udah kebuka buat wanita lain selain Kanaya. Lo coba deketin dia. Rasakan detak jantung lo sendiri saat sama dia." Usul Doddy.
"Kalo ternyata gue gagal. Dan perasaan gue masih buat Kanaya. Brati gue udah menjadikan Fiya pelampiasan gue dong. Nggak apa apa kalau dia nggak cinta sama gue. Lah kalo ternyata gue deketin dia dan nimbulin perasaan cinta dihati dia. Kasian lah Fiya. Masa gue ghostingin dia.." pendapat Kemal.
"Bego lo..! Caranya bukan gitu bambang... lo cari tahu tentang dia. Lo berteman biasa aja sama dia. Kalo lo udah tahu banyak tentang dia. Nah baru tu lo tentuin perasaan lo lewat hati lo. Jangan bikin anak orang patah hati dong. Emangnya enak patah hati..??" Kata Doddy sebelum akhirnya mereka memilih untuk pulang.
"Kalau gue mau tahu tentang Fiya. Gue bisa tanya tanya dulu sama Nadia. Ok..." gumam Kemal sambil berdiri di depan cermin yang ada didalam kamarnya.
Hari ini Fiya pulang TPQ lebih awal karna murid Pra TK sudah mulai berkurang. Mereka sudah berangsur naik kejilid 1. Fiya memutuskan untuk jalan jalan sore. Ia berjalan menuju daratan hijau yang berada tidak jauh dari TPQ.
"Hmmm... Rasanya seger sekali lihat pemandangannya... sejuk banget anginnya.. terima kasih atas nikmat-Mu hari ini. Kami siap untuk menerima anugerah-Mu esok hari Ya Allah... aamiin..." gumam Fiya.
Dia duduk dihamparan rumput hijau yang bersih. Sudah lama sekali ia tidak melakukan hal ini setelah boyongan.
Dulu saat akan menghafal Alfiyah, ia selalu mencari tempat yang tenang dan sejuk agar cepat hafal. Kadang pergi kepantai, ke sawah, ke taman atau tempat sunyi dan sejuk ia datangi untuk bisa menghafal Alfiah 1002.
Fiya memang bukan gadis yang pintar. Tapi setidaknya ia tidak pernah tinggal kelas saat sekolah SD dulu. Bahkan bisa dibilang. Fiya dan Nadia itu lebih pintar Nadia. Tapi kenapa ia malah yang jadi guru untuk anak Nadia..??? Kadang Fiya merasa geli saat mengingatnya.
"Fiya... kamu lagi ngapain disini sendirian..??" Tanya seseorang membuyarkan lamunan Fiya.
"Loh.. kang Haqi... kok bisa ada disini juga..??" Fiya kaget ternyata jauh di sebelah kanannya ada Haqi yang sedang tiduran di hamparan rumput seperti Fiya.
"Saya tadi lagi tiduran. Eh denger suara tawa seseorang. Di kira siapa. Ternyata kamu..?? Sejak kapan disitu..??" Tanya Haqi lagi.
"Maaf ya kang aku udah ganggu tidur akang. Yaudah. Aku pulang dulu kang." Pamit Fiya.
"Kenapa..??" Tanya Haqi yang membuat Fiya menengok kearahnya.
"Maksudnya..??" Tanya Fiya bingung.
"Kenapa tiba tiba mau pulang..?? Bukannya lagi mengingat saat mondok..??" Tanya Haqi. Ia mengerti betul kenapa seorang santri pergi kesawah.
1. Untuk mencari sisa dari hasil panen para petani.
2. Untuk buang air besar atau kecil. Jorok banget kalo yang ini. Tapi Al Insaan mahalul khatha' wa nisyan. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Iya kan..?
3. Untuk refreshing setelah lelah menghafal.
4. Untuk mencari udara segar agar cepat menghafal.Biasanya sih begitu. Tapi nggak tahu kalau ternyata masih ada lagi kegunaan sawah bagi para santri.
"Oh... iya. Tapi sudah selesai. Ini juga sudah petang, hampir maghrib. Saya pamit dulu." Fiya melangkahkan kakinya cepat sebelum Haqi menghentikannya dengan pertanyaan lain.
Fiya sering sekali jalan kaki saat berangkat TPQ. atau madrasah. Kecuali saat ia akan pergi kerumah Nadia. Ia akan memakai motornya untuk berangkat TPQ.
"Assalamu'alaikum.." salam Fiya saat ia sampai dirumah.
"Wa'alaikum salam..." jawab Fatimah dan Syarif yang sedang duduk diruang tamu.
"Tumben pulangnya sampe sore banget. Ini hari sabtu. Kamu nggak ngajar les kan..??" Tanya Fatimah pada Fiya yang kini sedang salim cium tangan Syarif.
"Iya bunda. Fiya tadi ada urusan sebentar." Jawab Fiya. Ia tidak berbohong kan..?? Ia memang ada urusan. Urusannya itu ingin mencari udara segar di sawah. Pemandangan yang hijau sejauh mata memandang.
"Oh.. yaudah. Makan dulu sana. Bunda udah masakin tadi." Kata Fatimah lagi.
"Ok bunda. Tapi Fiya mau mandi dulu ya.." pamit Fiya dan berlalu menuju kamarnya.
Ia hari ini sedikit merasa lega. Sejak Yuli berbicara tentang Adam kemarin. Fiya mencoba untuk menghindari Yuli. Ia tidak mau kejadian kemarin malam terjadi lagi.
"Semoga Kang Adam cepat dapat calon istri. Jadi aku nggak usah takut lagi buat nolak. Aamiin." Gumam Fiya sambil berdiri didepan cermin dikamarnya.
Fiya berdiri didepan jendela kamarnya. Ia membuka tirai jendelanya dan melihat banyak bintang yang bertebaran di langit malam. Sebenarnya tadi ia ingin sekali duduk ditaman lagi sambil memandang bintang. Tapi ia takut bertemu Kemal lagi.
Entah sejak kapan. Fiya seperti merasa nyaman saat bersama pria itu. Tak ingin terlalu hanyut dengan perasaannya ini. Fiya memilih untuk menghindar saja jika nanti bertemu Kemal.
Ia takut sekali denga perasaannya. Belum pernah ia merasakan hal aneh seperti ini. Dalam Lamunannya terkadang muncul bayangan sosok Kemal menghampirinya dan mengajaknya berbicara.
Sebenarnya perasaan apa yang sedang ia rasakan sekarang..??? Kenapa rasanya sakit kalau ia mencoba menghilangkannya...??
Sungguh ia sangat bodoh dalam hal perasaan. Makanya ia tidak tahu apa yang terjadi saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love (END)
Romance"Kamu...??? Siapa..??" Tanya seorang pria pada Fiya yang baru saja keluar dari toilet rumah temannya. "Maaf mas.. saya Fiya mas. Guru ngaji Aziz." Jawab Fiya gerogi melihat tatapan tak terbaca dari pria didepannya. Seperti apa kisahnya... mari kita...