obat termanjur

162 10 0
                                    

   Perlahan Salsha bangun dari tidurnya dan meminum segelas air yg digenggam Iqbaal , matanya tak lepas dari wajah tampan milik Iqbaal , menikmati waktu yang ingin dia hentikan untuk sesaat atau selamanya .

  Tangan kekar Iqbaal terjulur di kening salsha , hawa panas tak terlalu tinggi , namun mata Salsha masih sayu , bibirnya juga semakin memucat .

“ kamu yg bawa aku kesini ya calon pacar ?” Iqbaal mengangguk , mengiyakan pertanyaan Salsha .

“ nyesel deh aku pingsan tadi , kan jadi gak tau rasanya digendong sama kamu ”

“ calon pacar ? Ko diem Mulu sih ?” ocehan demi ocehan salsha lontarkan namun tak satupun yang digubris oleh Iqbaal ,rasanya baru tadi ia merasa tenang ,kini Salsha kembali membuat nya kesal.

“ Iqbaal iiih.”

“ mau lu tuh apa sih ?!”

“ jadi pacar kamu , mau gak ?”

“ ogah ”

“ iish , ngeselin iiiih ” wajah Salsha yg pucat kini semakin menjadi , nafasnya juga mulai tersenggal-senggal ,Iqbaal yg menyadari itu seketika meraih pundak Salsha yg nampak tengah bersusah payah mengatur nafasnya .

“ Lo gak apa-apa?” tanya nya khawatir pasalnya ia lah yg akan disalahkan saat terjadi sesuatu pada Salsha , ia juga tak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai gadis ini kenapa-napa.

“ fine ” ucap Salsha lemah , nafasnya sudah kembali normal , namun dadanya masih terasa nyeri .

“ maaf ” suara itu terdengar sangat tulus menyentuh telinga Salsha , ia hanya bisa mengangguk sembari menampakan senyum palsunya , ya palsu karna kenyataannya jantung nya masih terasa ngilu walaupun ia sudah tak mencengkramnya lagi , hebat bukan ekting Salsha ? , Berpura-pura menahan sakit adalah hal yg sangat ia kuasai.

“ kamu masih sakit kan ? , Muka kamu masih pucet ”

“ ah masa sih ? , Emang nggak bushing ya ?” Salsha menepuk-nepuk pipinya sendiri .

“jangan bodoh !” pergelangan salaha seketika menghangat saat jari jemari Iqbaal melingkar disana .

“ aaaaaaa .... Seneeeeeeng !!!” Iqbaal sontak menutup telinganya dg kedua telapak tangan nya.

“ berisik sal !” tegas Iqbaal, Salsha kembali terdiam seribu bahasa .

“ baal bilang ke Caca ini bukan mimpi ?” Iqbaal kembali terdiam , ia masih memperhatikan wajah pucat milik Salsha yg membuatnya kembali bersimpati.

“ kalo sakit ngapain sekolah ?” nada dingin terdengar begitu nyata ditelinga Salsha  , lama kelamaan telinganya akan bersalju mendengarkan ucapan dingin dari Iqbaal.

“ kalo sakit kan harus minum obat Iqbaal , sementara obat aku ada disini ”

“ kan bisa beli lagi”

“ itu dia obat aku tuh limited edition tau gak ? ”

“ obat apa emang ? ”

“ obat termanjur , termujarap sepanjang abad kejayaan ”

“ apa ?”

“ ngliat muka ayang Iqbaal ” Iqbaal hanya terkekeh kecil , ia membiarkan Salsha berkata semerdeka nya ,

“ kamu juga butuh istirahat ”

“ tapikan kalo aku istirahat dirumah gak bisa ketemu kamu ”

“ kalo gitu gue temenin ” Salsha mematung. Tubuhnya seakan tersambar petir dg jutaan tegangan listrik , bibirnya terangkat menampakan garis senyum disana .

“ baal ?”

“ heem ”

“ aku gak mimpi kan ini ya ?”

“ menurut kamu ?”

Salsha kembali menyunggingkan senyumnya. Makan apa Iqbaal semalam kenapa jadi seromantis ini ? .

“ gue anter pulang ”

“ nggak usah , nanti aja kan masih jam sekolah ”

“ Lo peduli ? , Muka Lo udah pucet sal , jangan maksain diri buat terus disini ”

“ tapi .. ”

“ gue gak terima tapi, gue anterin lu pulang ”

Kini Salsha menyerah , Iqbaal tak akan bisa dibantah kan ?

Detak Jantung Terakhir ( IDR ×SA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang