hukuman

95 8 1
                                    

Pagi tak secerah biasanya , matahari nampak tertutup oleh gumpalan awan hitam yang siap menurunkan hujan , angin berhembus kencang , menabrak pepohonan dan mengakibatkan ranting-rantingnya bergesekan , menimbulkan suara riuh dan gaduh .
Iqbaal menuruni anak tangga melangkahkan kakinya menuju lapangan basket , sesampainya disana matanya berotasi dan tak mendapatkan seorang pun disana , hanya ada beberapa bola basket yg masih tertinggal dilapangkan .
Iqbaal memungut salah satu bola tsb , dan mulai mendribble nya . Tatapan mata yg kosong dan fikiran yg sedang merantau entah kemana , membuatnya sedikit kacau.
“ gue kangen Lo ” gumamnya pelan . Entah siapa yg ia rindukan , biarkan Iqbaal membukanya sendiri .

Sementara itu seorang gadis turun dari mobilnnya mengenakan payung berwarna biru dan jaket pink yang sangat cantik ia kenakan , rambutnya tergerai panjang tak lupa senyum manis ia suguhkan .

Salshabilla berjalan dg penuh kepercayaan diri menuju kelasnya , sepanjang koridor ia hanya tersenyum tipis membalas sapaan dari para lelaki yg menyapanya .

Sesampainya di kelas , Salsha langsung mendudukkan dirinya di kursi dg label namanya , ia meletakan tas nya kedalam loker dan mulai mengeluarkan buku yg akan ia baca . Ia memfokuskan matanya pada deretan kata yg tersusun menjadi kumpulan kalimat dalam lembar demi lembar yg terkumpul menjadi sebuah buku.

Tak lama setelahnya muncul sosok pria dg seragam yg sedikit lusuh , rambut yg tak tertata , bahkan wajahnya juga nampak sangat kacau , seperti memikirkan sesuatu yang sangat berat yg membuatnya terlihat sangat tidak baik hari ini .

“ Iqbaal kenapa ?” Salsha memberanikan diri untuk bertanya pada pria yg sudah duduk di kursinya itu , namun nampaknya lelaki itu tak merespon pertanyaan Salsha , sudah lah itu hal yg biasa bukan ? .

“ Iqbaal sakit ya ? , Biar aku anterinnke UKS ya ?” kembali lelaki itu tak bergeming , ia memilih menjatuhkan kepalanya diatas tumpukan tangan dan menenggelamkannya sedalam mungkin agar tak ada yg bisa melihat wajahnya .

“ aku izin ke Syifa dulu ya ?” Iqbaal mengangkat kepalanya, menatap Salsha dg tajam seolah berkata “ bacot !!, Bisa diem ngak anjing ?!!!”  Salsha hanya hening menanggapi tatapan mematikan milik Iqbaal , mungkin calon kekasihnya ini sedang tak enak hati atau semacamnya .

“ sal , dipanggil sama pak Rusli tuh di BK” suara Amanda sontak memecahkan keheningan , membuat Salsha sedikit terkejut .

“ o- ooh iya ” Salsha segera menuju ruang BK , benar saja disana pak Rusli sudah menunggu kedatangannya . Salsha duduk tepat dihadapan Rusli , ia menyiapkan mentalnya dan mulai menatap mata sendu milik Rusli .

“ ada apa ya pak ?” tanyanya, mencungkil senyum khas milik lelaki paruh baya dihadapannya , Rusli membuka kaca matanya dan meletakkan nya diatas tumpukan map yang berada disampingnya , ia berancang-ancang untuk memulai perbincangan.

“ begini sal , bapak memanggil kamu kesini untuk memberi tau sesuatu , lebih tepatnya kabar tidak mengenakan ” Salsha memicingkan sebelah alisnya , perasaan selama ini ia tak pernah melanggar peraturan sekolah , selalu berpenampilan rapih dan yg paling penting adalah tak pernah telat mengumpulkan tugas -tugas yg diberikan padanya .

“ emang Salsha ngelanggar apa ya pak? , Maaf pak sebelumnya kayaknya Salsha gak pernah bikin poin deh ?” Rusli tersenyum melihat wajah bingung milik Salsha , gadis dihadapannya memang tak pernah melanggar peraturan sekolah , dan memang bukan itu juga masalahnya .

“ bukan itu sal , tapi masalah pak Herman , guru basket baru yg kemarin kamu temui ” Salsha kembali terheran heran , apa lagi maksudnya ?
“ beliau keberatan atas sikap kamu tempo hari yang tidak sopan terhadap beliau , jadi beliau ingin kamu segera meminta maaf ”

“ tapi kan pak ...”

“ minta maaf itu bukan berarti kamu salah sayang , ayo biar bapak antar ”

“ iya pak , maaf pak biar Salsha sendiri aja , makasih sebelumnya pak ” Salsha nampak hengkang dari ruangan tsb , menyisakan Rusli yg masih duduk disana menatap kepergian gadis berambut panjang itu .

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Iqbaal telah mengganti seragamnya dg kaos tanpa lengan miliknya yg ia letakkan di loker siswa , sore ini ada latih tanding dg SMA angkasa , SMA yg terkenal dg prestasinya , namun Iqbaal sama sekali tak gentar , wajah tenangnya selalu ia bawa kelapangan , ya begitulah Iqbaal , pantas saja jika banyak kaum hawa yg selalu mengerubungi nya .

Iqbaal ayunkan langkahnya menuju lapangan , disana sudah terdapat banyak rekannya yg memenuhi bangku pemain , Andrea menghampiri Iqbaal nampaknya ada sesuatu yang akan ia sampaikan .

“ woy , bal tolong ambilin bola basket dikeranjang gue lupa gak bawa tadi ”

“ dimana ?”

“ diruang ganti. ” tanpa basa basi Iqbaal bergegas menuju ruang ganti , lebih tepatnya ruang olahraga yg dijadikan ruang ganti pakaian oleh tim basket putra .

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

“ saya minta kamu jadi manager tim basket putra SMA sabit , menggantikan Wulan yg cuti karna ujian ” suara tebal mengerikan milik Herman menusuk digendang telinga Salsha , dg sekuat tenaga ia kembali mengutarakan pendapatnya

“ tapi pak ? , Bukannya saya sudah minta maaf ?” ujarnya sedikit gugup , jujur ini bukan salah Salsha namun ia memang tak berani melawan orang yg lebih tua darinya . Itu hal yang sulit ia lakukan .

“ saya tidak menerima permintaan maaf , saya hanya terima timbal balik , kamu bertindak sewenang-wenang terhadap saya , maka kamu bisa menebusnya dg menjadi manajer tim ini , bagaimana ? , Bisa ?” Salsha tertunduk lesu , sebenarnya ia senang dg hukuman ini namun bagaimana dg ayahnya nanti ? .

“ iya pak , saya siap ” ujarnya penuh dg kecemasan.
“ tapi saya gak bisa full ya pak , saya bisa dimarahin ayah saya ”

“ jadwal tim basket ada di loker saya kamu bisa ambil dan catat .” Herman melemparkan kunci loker miliknya pada Salsha , Salsha segera menangkapnya.
“ ada buku panduan di Wulan , kamu bisa pinjam ” Herman segera pergi dari hadapan gadis malang ini .

Diwaktu bersamaan Iqbaal tiba diruang olahraga , ia menghampiri Salsha yg masih berdiri diambang pintu dg kunci ditangan kanannya .

“ kenapa ?” Salsha sontak menatap lelaki yg berada dihadapannya , lelaki yg terlihat tenang ini membuatnya tak tahan melemparkan senyuman padanya .

“ eh calon pacar , hari ini latih tanding ya ?” Iqbaal mengangguk pertanda iya , kemudian ia kembali fokus pada niat awalnya menuju ruang olahraga .

“ misi , gue mau lewat ”

“ silahkan calon pacar ” Salsha membungkukkan badannya , dan menyilangkan kaki kanannya kebelakang kaki kiri, tak lupa ia angkat sedikit ujung rok kirinya dan melebarkan tangan kanannya , berlaga seperti putri yg menyambut kedatangan pangeran.

Detak Jantung Terakhir ( IDR ×SA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang